Saturday 17 September 2016

PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI: PENGUKURAN KClO3






PRAKTIKUM 1
PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI: PENGUKURAN KClO3

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang kimia, pasti kitaakan teringat atom, unsur moleku, serta perubahan atau reaksi yang terjadi antara unsur-unsur itu. Unsur-unsur kimia dapat ditemukan dialam baik dalam keadaan bebas maupun tidak dan ada juga yang buatan. Unsur-unsur itu biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf yang merupakan singkatan dari nama unsur itu. Unsur-unsur tersebut juga dapat dirumuskan.  
Reaksi kimia dapat kita temui dimana-mana contohnya yang takjauh dari kita, misalnya didalam tubuh kita terdapat reaksi kimia, contohnya cairan tubuh kita yang terdiri dari zat-zat kimia dalam ion-ion. Didalam tubuh kita juga terdapat proses mencerna makanan dengan bantuan enzim-enzim dan proses pembakaran.
Pada percobaan 1 ini, akan diuji dan dibahas mengenai pengamatan ilmiah dan stoikiometri: pengukuran KClO3. Pengamatan ilmiah berkaitan dengan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan langkah atau cara untuk mendapatkan suatu kebenaran dari pengamatan yang dilakukan. Metode ilmiah menggunakan tiga langkah yaitu teori ilmiah, hipotesis dan percobaaan. Secara umum tahap-tahap yang dilakukan adalah menemukan masalah atau pengamatan, mengumpulkan data, mengajukan hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan dan penulisan laporan ilmiah. Stoikiometri mempelajari tentang perhitungn kimia yang menghubungkan besaran atau satuan atom dengan besaran yang dapat diukur secara laboratorium. Stoikiometri mempelajari tentang masa atom, jumlah partikel,mol,persen massa,rumus empiris dan rumus molekul, serta aplikasi stoikiometri dalam kehidupan. Reaksi kimia yang terjadi dilam dapat diukur perubahanya melalui persamaan kimia yyang disebut dengan konsep mol. Misalnya menghitung banyaknya jumlah gas CO2yang ditimbulkan jika 2 literbensin dibakar dalam kendaraan bermotor.







1.2 TUJUAN
1). Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan percobaan.
2).Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan mengalihkan bahan Kimia padat maupun cair.
3). Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja dilaboratorium.
4). Menentukan koefesien reaksi penggukurran KClO3.
5). Menghitung volume molar gas oksigen pada keadaan STP.
6). Menghitung persentase O2 dalam KClO3

1.3 PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1)      Dengan kata-kata anda sendiri definisikan istilah berikut: kimia,,hipotesis,ilmu,hukum ilmiah, metode ilmiah, teori.
JAWAB:
a.       Kimia adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang atom, unsur, zat yang menyusun suatu benda ataupun organisme serta mempelajari reaksi-reaksi dari unsur-unsur kimia yang terjadi didunia ini.
b.      Percobaan adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk menguji kebenaran dari suatu masalah biasanya menggunakan metode ilmiah.
c.       Hipotesis adalah dugaan sementara dari fakta-fakta yang teruji kebenaranyaatau yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan. Biasanya hipotesis digunakan sebelum penguji dilakukan.
d.      Ilmu adalah sesuatu yang telah diuji kebenaranya dan dapat kita dapatkan baik dilingkunhan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Ilmu membut kita mengerti tentang sesuatu yang belum kita ketahui baik secara angsung maupun tidak langsung.
e.       Hukum ilmiah adalah pernyataan umum yang disimpulkan dari percobaan dan disusun dari data-data yang terkumpul.
f.       Metode ilmiah adalah langkah atau cara untuk menguji sesuatu kebenaran dari pengamaatan yang dilakaukan.
g.      Teori adalah suatu penuntun untuk melakukan percobaan baru yang menghasiljan fakta baru, hukum baru dan akhirnya teori baru.








2)      Mana dari bahan berikut yang perlu ditangani dengan hati-hati dan sebutkan bahayanya: asam pekat,alkohol,amonium nitrat, kalsium klorida, bahan kimia organik, air suling.
JAWAB:
a.       Asam pekat bahayanya menyebabkan kulit terbakar dan iritasi.
b.      Alkohol bahayanya mudah terbakar dan menyebabkan keracunan
c.       Amonium nitrat bahayanya menyebabkan iritasi kulit dan apabila terkena mata akan terasa pedih.
d.      Kalsium klorida bahayanya jika terkena kulit akan mengelupas dan menjadi iritasi.
e.       Bahan kimia organik dapat menyebabkan pusing, mual bahkan kehilangan kesadaran(pingsan)

3)      Apa yang anda laukan jika bahan kimia terpercik kemata anda ?
JAWAB :
Jika bahan kimia mengenai mata saya, saya akan membersihkan mata saya dengan air sebanyak-banyaknya dna seger melaporkan keasisten dan menghubungi dokter untuk diberinpertolongan lebih lanjut.

4)      Tentukan persamaan reaksi kimia bila sampel KClO3 dipanaskan
JAWAB :

5)      Apa gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO3 sebelum dipanaskan ?
JAWAB :
MnO2 digunakan sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksi, akan tetapi MnO2 tidk ikut bereaksi.

6)      Kegunaan KClO3 dalam industri ?
JAWAB :
KClO3 digunakan untuk membuat korek api, pembuat bahan peledak dan mercon. Pembuatan cat, keramik,gips, bahan pemutih dan desinfektan.









BAB II
LANDASAN TEORI

Kimia adalah cabang ilmu yang mempelajari bahan dan perubahan nya. Pada dasarnya, ilmu adalah pengetahuan ilmiah dihimpun secara sistematis melalui rangkaian percobaan yang dirancang dengan seksama, pengamatan yang dilakukan dengan cermat , sampai kesimpulan yang ditarik dengan cendika. Prosedur ini yang dikenal sebagai metode ilmiah, melibatkan tiga langkah yaitu hukum atau teori ilmiah hipotesis dan percobaan(Drs.Epinur,2015:17).

Ilmu kimia tergolong ilmu pengetahuan alam yang secara khusus mempelajari perubahan materi, baik perubahan secara kimia maupun secara fisika. Perubahan materi merupakan kajian utama dalam ilmu kimia, sebab perubahan materi merupakan gejala alam yang perlu dipelajari dan dipahami agar dapat dilakukan.Perubahan kearah yang menguntungkan.Perubahan materi selalu disertai denagan perubahan energi dalam bentuk kalor (Yayan Sunarya,2010:2).

Ilmu kimia dibangun oleh dua pilar kajian yang saling mendukung satu sama lain, sehingga ilmu kimia berkembang sampai sekarang dan berkembang sampai akhir zaman. Kedua pilar itu adalah kajian teoristis dan empiris. Kedua pilar kajian tersebut digunakan untuk mengembangkan ilmu kimia menggunakan langkah-langkah sistematis yang disebut metode ilmiah. Dalam bentuk yang paling sederhana,metode ilmiah terdiri dari tahap observasi, mencari pola berdasarkan pengamatan, perumusan teori, penujian teori dan penarikan kesimpulan (Yayan Sunarya, 2010:3-4).

Stoikiometri adalah kajian massa spesi kimia pada suatu reaksi kimia secara kuantatif. Stoikiometri berdasarkan pada 3 hukum kimia, yaitu :
a)      Hukum kekekalan massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. (hukum lavoiser)
b)      Hukum perbandingan tetap: pada suatu senyawa kimia perbandingan massa setiap unsur pembentuk senyawa tersebut tetap.(Hukum proust)
c)      Hukum perbandingan berganda : jika dua unsur membentuk senyawa maka perbandingan massa setiap unsur pembentuk senyawa tersebut merupakan angka sederhana.(Djulia Onggo, 2013:3)




Stoikiometri berkaitan dengan hubungan kuantatif antar unsur dalam suatu senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi Istilah ini berasal dari bahasa yunani, yaitu stoicheon dan metrain. Stoicheon berarti unsur dan metrain berarti mengukur. Dasar dari semua hitungan stoikiometeri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Stoikiometri
(komposisi) suatu senyawa dinyatakan dalam unsur kimianya misalnya garam dengan rumus NaCl. Penetapan rumus kimia senyawa memerlukan informasi tentang 3 hal, yaitu :
1)      Jenis unsur penyusun senyawa
2)      Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
3)      Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
(Drs Hiskia Ahmad, 1993: 1-2)

Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercamppur secara kuantatif stoikiometri, artinya semua reaktan yang habis sebagai reaktan terbatas. Dalam setiap persoalan stoikimetri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang akan dihasilkan (Hardjono Sastro Hamidjojo, 2005: 105).























BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan
Alat :                                                                                                                          
1.      Labu florence                                                                                              
2.      Logam tembaga
3.      Labu erlemenyer
4.      Gelas piala 150ml
5.      Kertas saring
6.      Kaca arloji
7.      Lumpang
8.      Cawan
9.      Botol semprot
10.  Sudip
11.  Tabung reaksi

12.  Gelas piala 250ml
13.  Paku besi
14.  Gelas ukur
15.  Klem penjepit
16.  Statif
17.  Selang karet
18.  Pipa kaca
19.  Neraca
20.  Bunsen
21.  Spirtus
22.  Gelas kimia
Bahan :
1.      Larutan biru (10gr glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 m dan 10 ml larutan biru metil 0,1 gr)
2.      Asam nitrat pekat
3.      Gula pasir
4.      15 ml asam sulfat pekat
5.      40 ml etanol
6.      Air bersih
7.      3,9 amonium sulfat
8.      Serbuk zink
9.      Amonium klorida
10.  Kalsium klorida
11.  Larutan tembaga (II) sulfat
12.  Merkuri (II) nitrat 10 ml
13.  Larutan kalium iodida 50 ml
14.  0,2 gr KClO3
15.  0.03 gr MnO2














3.2 Prosedur Kerja
1. pengamatan ilmiah                          A. Demontrasi oleh asisten
Larutan biru 110g glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 ml dan 10 ml larutan biru metil 0,1 g/l
a. Warna biru sirna

                        Dimasukan kedalam labu Florence tertutup
                        Diangkat dan dikocok satu kali dengan tutup dipegang oleh ibu jari
                        Diulang percobaan 2 sampai 3 kali
hasil
 


b. asbut (smog) tembaga
Sekeping logam tembaga
 


Asam nitrat
                                      Dimasukan kedalam labu erlenmeyer besar



  Dituangkan kedalam labu erlenmeyer sampai seluruh kepingan logam  ..terpendam
hasil
  Tutup labu rapat-rapat








Gula Pasir
c. Busa Hitam


15 ml asam sulfat pekat
                        Dimaasukkan kedalam gelas piala 150 ml sampai setengah terisi


                        Ditambahkan kedalam gelas piala
hasil
                        Diaduk hati-hati dengan pengaduk kaca


40 ml etanol dan 60 ml air
d. kalor


Kertas saring
                                    Dimasukan kedalam gelas piala 150 ml


                                    Diambil dan direndam dalam larutan alcohol
hasil
                                    Kelebihan larutan diperas dan dibentangkan pada kaca arloji, lalu dibakar
                                   

3 gram amoniumnitrat
e. bahaya air
                                    Digerus didalam lumping menjadi serbuk
Serbuk Zink Segar
                                    Serbuk dialihkan ke dalam cawan penguap


Serbuk ammonium nitrat
                                    Ditaburkan pada


hasil
                                    Air disemprotkan kepada campuran bahan kimia


B. Percobaan oleh praktikan
Kalsium klorida
Almunium klorida
1. Panas dan dingin
 

                        Dimasukan seujung                                                                 Dimasukan seujung
Tabung reaksi
Tabung reaksi

sudip kedalam                                                                         sudip kedalam
 

                       
Diisi air sampai setengahnya
Masing-masing tabung reaksi dipegang dibagian bawahnya
hasil
 







Paku besi + sekeping logam kalsium
air
2. Aktif dan tidak aktif
 

                                    Diisikan kedalam gelas piala 250 ml                           Dimasukan kedalam air
Hasil pengamatan
                                    Sampai setengahnya

 

                                                                                     Dicatat dan       ………………………………………………………………………………………..diajukan hipotesis

Larutan tembaga (II) sulfat
3. paku tembaga


Paku besi
                                     Diisikan ke gelas piala 250 ml setengahnya


                                     Dimasukkan ke gelas piala 250 ml
                                     Ditunggu beberapa menit
Hasil pengamatan
 


10 ml  merkuri (II) nitrat
4. ada dan hilang
 

20 ml larutan  kalium iodida
                                    Dimasukkan kedalam gelas ukur
 

hasil
                                     Dimasukkan kedalam gelas ukur

2. Stikiometri : penguraian KClO3
Pasanglah alat seperti gambar
a. Persiapan alat


Labu florence
                                                Alat dites terhadap kebocoran dengan cara:


Selang karet atas
                                                Diisi dengan air hingga penuh, klem penjepit dibuka


Pipa kaca
                                                Dilepas yang berhubungan dengan tabung reaksi

                                                Ditiup hingga selang karet terisi penuh dengan air
                                                Air akan mengalir dari labu ke gelas piala
Selang karet + pipa kaca pendek
 
                                                Dihubungkan kembali pada labu florance, selama
                                                 air masih mengalir
Jika tidak ada kebocoran, tidak ada lagi air yang mengalir dari labu ke.gelas piala
Selang karet + hem penjepit
 
Gelas piala
                        Dijepit
                                                              Dikosongkan
Alat siap digunakan
                                               



Tabung reaaksi pyrex 200 mm
b. Percobaan
                                                dalam keadaan bersih dan kering
KClO3
ditimbang dalam keadaan kosong menggunakan neraca dengan   ketelitian 0,001g


0,03 g MnO2
ditimbang sekitar 0,2 gdengan neraca ketelitian 0,001 g dalam tabung reaksi


                                    ditambahkan kedalam tabung reaksi
Tabung reaksi : KCIO3 + MnO2
                                    dihomogenkan KCIO3dan MnO2 dalam tabung reaksi


                                    dipasang menggantikan tabung reaksi kosong pada alat yang telah disiapkan
                                    dipanaskan dengan api spirtus sekitar 1 menit
                                    klem penjepit dibuka
pemanasan dilanjutkan hingga tidak ada lagi air yang mengalir dari selang karet ke gelas piala
Air dari gelas kimia
                                    selang karet dijepit kembali dan api dipadamkan.


                                    diukur volumenya dengan gelas ukur
                                    suhu air dicatat
tabung reaksi dilepaskan setelah dingin, dibersihkan lalu ditimbang dengan ketelitian 0,001g.
                                    tekanan dan suhu udara dicatat
hasil
 
                                                percobaan dilakukan dua kali
























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN
            1. Pengamatan ilmiah
            A. Demonstrasi oleh asisten
1). Warna biru yang sirna
Pengamatan
Hipotesis
Glukosa + KOH + biru metil jika diaduk terus menerus, warna larutan akan berubah dari biru pekat menjadi biru terang kemudian menjadi bening (biru yang sirna)
Warna biru sirna dihasilkan dari reaksi antara glukosa dengan KOH

2). Asbut (smog) tembaga
Pengamatan
Hipotesis
-
Tidak dilakukan
-


3). Busa hitam
Pengamatan
Hipotesis
Gula pasir + asam sulfat pekat setelah diaduk homogen terus menerus warnanya menjadi hitam pekat namun tidak terjadi busa
Warna hitam menandakan adanya kandungan karbon

4). Kalor
Pengamatan
Hipotesis
Etanol+aquades dicampur homogen, kemudian kertas dicelupkan kedalam campuran tersebut. Lalu dibakar dihasilkan api bewarna biru namun kertas tidak terbakar.
Alkohol mempunyai sifat mudah terbakar. Dan air tidak dapat terbakar.



5). Bahaya air
Pengamatan
Hipotesis
Tidak dilakukan
-

B. percobaan oleh pratikan
1) panas dan dingin
Pengamatan
Hipotesis
Amonium klorid + air  dingin
Kalsium Klorida + air  panas
Reaksi endoterm
Reaksi eksoterm

2). Aktif dan tidak aktif
Pengamatan
Hipotesis
Tidak dilakukan
-

3). Paku tembaga
Pengamatan
Hipotesis
Tidak dilakukan
-

4). Ada dan hilang
Pengamatan
Hipotesis
Saat merkuri (II) nitrat dituang warna larutan menjadi dikuning, setelah ditambahkan KI, warna kuning berubah menjadi kuning bening
Kalium iodida menyebabkan warna larutan berubah

2. STOIKIOMETRI : Pengukuran KClO3

Ulangan 1
Ulangan 2
1.      Massa tabung reaksi pyrex + KClO3
2.      Massa tabung reaksi pyrex
3.      Massa KClO3
4.      Massa KClO3 + MnO2(g)
5.      Suhu air
6.      Tekanan uap air
7.      Tekanan udara (mmHg)
8.      Volume air yang pindah (bobot+jenis H2O 1,9)
9.      Volume air yang timbul (L)
10.  Massa tabung reaksi pyrex

A.    Koefesien reaksi penguraian KClO3
1.      Mol KClO3
2.      Mol O2
3.      Mol KClO3
4.      Persamaan reaksi penguraian KClO3
KClO3  KCl + O2

B.     Volume molar O2 dan % didalam KClO3
1.      Tekanan dari O2 kering
2.      Volume O2 pada STP
3.      Mol O2 yang akan timbul (mol)
4.      Volume molar O2 pada STP
5.      Volume molar rata-rata O2 STP
6.      Persentase O2 dalam KClO3



38,94 gram

38,74 gram

0,2 gram
0,23 gram

25
28,35 mmHg
760 mmHg
119,7 ml

0,1197 liter

39,1 gram




0,00163265 mol
0,00244899 mol
0,00163265 mol
2 KClO3  2KCl + 3O2





731,65 mmHg
0,10556 liter
0,0047158 mol

22,384 atau 22,4

22,4

40%




4.2 PEMBAHASAN
1. Pengamatan Ilmiah

a. warna biru sirna
            Pada reaksi ini ion OH pada KOH berikatan dengan H+ yang berasal dari glukosa. Penetralan ini menghasilkan air sehingga air menyebabkan warna dalam larutan menjadi sirna. Hal itu juga dikarenakan glukosa merupakan zat elektrolit yang bersifat netral pada air, ketika bereaksi dengan KOH yang merupakan elektrolit kuat dapat membuat warna birru menjadi sirna.
b. Asbut (smog) tembaga
            bahan yang digunakan yaitu logam tembaga, asam nitrat pekat dan labu erlenmeye. Namun percobaan ini tidak dilakukan dikarenakan bahan logam tembaga tidak tersedia. Namun menurut liberatur yang telah dicari, percoban ini seharusnya dilakukan dlemari asam karena HNO3merupakan bahan kimia berbahaya. Menurut teori, reaksinya : Cu + 4HNO3  Cu(NO3 )2 + 2NO2 + 2H2O

c. Busa hitam
            Bahan yang digunakan yaitu gula pasir yang dimasukan kedalam gelas piala 150 ml sampai setengah terisi kemudian ditambahkan 15 ml asam sulfat pekat, lalu diaduk dengan hati-hati. Pada percobaan ini tidak dihasilkan busa hitam, hanya wwarna hitam saja yang tampak dan percobaan ini dinyatakan gagal. Yang menyebabkan percobaan ini gagal adlah gula pasir yang digunakan terlalu sedikit dan takaran asam sulfat kurang tepat. Secara teori dapat ditulis : C12 H22 O12 + H2SO4  12C + H2SO4 + 11 H2O.

d. Kalor
            Bahan yang digunakan adalah 40 ml etanol yang dimasukan kedalam 60 ml air, kemudian dicelupkan kertas saring dan diletakan dikaca arloji lalu dibakar. Pada saat dibakar, timbul api bewarna biru dan kertas saring yang tidak terbakar. Hal ini membuktikan bahwa yng terbakar adalah etanol, sedangkan kertas saring tidak terbakar karna mengandung air. Warna biru yang dihasilkan merupak warna nyala dari etanol.





e. Bahaya air
            Bahan yang digunakan yaitu 39 amonium nitrat, serbuk zink. Percobaan ini tidak dilakukan, karena sangat berbahaya apabila terpercik oleh bahan kimia tersebut.

f. Panas dan dingin
            bahan yang digunakan yaitu amonium klorida yang dimasukan kedalam tabung reaksi I dan kalsium klorida yang dimasukan kedalm tabung reaksi II. Kedua tabung reaksi tersebut lalu diisikan air sampai setengahnya. Hasil yang didapat yaitu tabung I yang berisi amonium klorida terasa dingin saat dipegang bagian ujungnya atau bawah tabung. Hal ini dikarenakan pada reaksi ini terjadi penyerapan kalor yakni perpindahan energi dari lingkungan kesistem. Sehingga reaksi ini disebut reaksi endoterm. Sedangkan tabung reaksi II yang berisi kalsium klorida terasa panas saat bagian  bawah dipegang. Hal ini terjadi karena adanya pelepasan kalor(energi) dari sistem kelingkungan yang disebut reaksi eksoterm.

g. Aktif dan tidak aktif
            bahan yang digunakan yaitu air, paku besi dan logam kalsium. Namun percobaan ini tidak digunakan dikarenakan bahan yang tidak tersedia dan mengingat waktu yang terbatas.

h. Paku tembaga
            percobaan ini juga tidak dilakukan diikarenakan bahan yang tidak tersedia juga waktu yang terbatas.

i.  Ada dan hilang
            Bahan yang digunakan adalah merkuri (II) nitrat dan larutan kalium iodida. Kedua larutan tersebut dicampurkan didalam gelas ukur. Kemudian diaduk. Campuran tersebut akan tampak adanya endapan dan warna larutan lama kelamaan menjadi kuning kehijauan (orange). Reaksinya Pb(NO3)2(aq)+ 2KI(aq)  PbI(s) + 2KNO3(aq).

2. STOIKIOMETRI : pengukuran KClO3
            Pada percobaan ini, dilakukan percobaan atau pengujian tentang stoikiometri, tepatnya pengukuran KClO3. Stoikiometri merupakan ilmu yang mengaji tentang bobot dan reaksi-reaksi kimia, atau stoikimetri juga dapat diartikan mengukur unsur. Topik ini merupakan dasar dalam menentukan mentukan dalam menentukan komponenya senyawa dan campuran dan dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dalam pembuatan senyawa kimia.

Hitungan ini merupakan dasar dari konsep mol dan untuk menyetarakan persamaan kimia.
            Pada percobaan ini, bahan yang digunakan adalah KClO3jika KClO3dipanaskan, akan menghasilkan gas oksigen. Pada pemanasan digunakan katalis MnO2untuk mempercepat reaksi menjadi oksigen. Percobaan ini bertujuan untuk mencari koefesien reaksi pengukuran reaksi KClO3(penyetaraan reaksi), menghitung volume molar gas oksigen pada keadaan STP, dan menghitung persentase O2 dalam KClO3. Alat dites terhadap kebocoran dengan cara labu florence diisi dengan air hingga hampir penuh dan klem penjepit dibuka. Selang karet yang menghubungkan bagian atas labu florence yang berhubungan dengan tabung reaksi dilepas hingga selang karet terisi penuh air. Air akan mengalir dari labu kegelas piala. Agar air mengalir, sebelumya selang karet yang dilepas tadi ditiup. Selang karet yang dilepas dihubungkan kembali selama air masih mengalir. Jika tidak ada lagi air yang akan mengalir dari labu kegelas piala. Kemudian selang karet dijepit dan air digelas piala dikosongkan.
            Langkah selanjutnya yaitu tabung reaksi kosong ditimbang dalam keadaan bersih dan bening. KClO3 ditimbang sebanyak 0,2 gram dan MnO2 ditimbang sebanyak 0,03 gram. KClO3 dan MnO2 dihomogenkan didalam tabung reaksi pyrex. Kemudian dipasang pada alat. Dasar tbung reaksi dipanaskan menggunakan bunsen sekitar 1 menit dan klem penjepit dibuka. Pemansan selanjutnya hingga tidak ada lagi air yang mengali. Tekanan dalam alat dihitung. Setelah tidak ada lagi air yang mengalir.
            Tekanan dalam alat dihitung. Setelah tidak ada lagi air yang mengalir selang karet dijepit kembali dan bunsen dimatikan. Air yang dihasilkan pada gelas kimia diukur volumenya dan suhu dicatat. Setelah tabung reaksi dingin, abung reaksi dibersihkan lalu ditimbang. Tekanan dan suhu udara dilaboratorium dicatat. Percobaan dilakukan kembali.
            Namun, percobaaan ini belum sempat dilakukan oleh kelompok 1, kami menulis dan meminta data dari kelompok yang lain. Data yang diperoleh yaitu massa tabung reaksi (38,74 gram), massa KClO3 (0,2gr), massa MnO2 (0,03 gr), tekanan uap air (28,35 mmHg) tekanan udara ( 760 mmHg) tekanan air (25 C), volume air yang pindah (199,7 g/ml),   
            Dari perrcobaan ini, pemanasan KClO3 dengan katalis MnO2 akan memghasilkan gas oksigen sesuai persamaan reaksi berikut :
KClO3  KCl + O2 (belum setara)



Hal ini,akan membuat gas akan terus menerus ada jika dilakukan pemanasan terus menerus. Karena tidak ada kebocoran pada alat, maka gas oksigen akan terdorong melalui selang menuju labu florence dan mendorong air keluar dan gas oksigen menempati ruang pada labu florence, kemudian air yang terdorong gas oksigen akan menuju ke gelas piala untuk mengetahui berapa banyak gas yang dihasilkan, kita hanya mengukur air yang berada pada gelas piala yaitu 119,7 ml atau 0,1197 liter. Karena banyaknya air yang terdorong kegelas piala sama dengan gas oksigen yang dihasilkan pada pemanasan KClO3 dengan katalis MnO2.
Dari data-data yang diperoleh dapat dicari koefesien reaksi penguraian KClO3, volume molar gas oksigen pada STP, dan persentase O2 dalam KClO3 untuk mencari koefesien reaksi penguraian KClO3 digunakan rumus mol n= , dan didapat data sebagai berikut:
KClO3  KCl + O
0,00163625     : 0,0016           : 0,0025
2                      :    2                 :    3    
Jika dikecilkan angka nya, perbandingan menjadi 2 : 2 : 3, yaitu 2KClO3  2KCl + 3O2.
Untuk mencari volume molar gas oksigen pada STP digunakan rumus : Vo2    
Untuk mencari mol O2 yang timbul digunakan rumus n = , hasilnya adalah 0,0047158 mol.
Untuk mencari volume molar O2 pada STP yaitu volume molar O2 =   dan didapatkan hasil 22,384 dan mendekati 22,4 liter. Persentase O2 dalam KClO3 dapat dicari denagn rumus  100 . Dan didapat hasil 40%. Massa tabung setelah pemanasan 39,1 gram.











BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
            Dari percobaan tentang pengamatan ilmiah dan stoikiometri penguraian KClO3 yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Praktikan dapat memperoleh pengalaman dalam mencatat, melakukan prosedur kerja yang benar, menjelaskan pengamatan percobaan dengan menggunakan pengamatan ilmiah untuk mengajukan hipotesis dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukanya percobaan ilmiah.
2.      Dalam menangani alat kaca harus dengan hati-hati, karena bahan kaca dapat dengan mudah pecah. Oleh karena itu digunakan bahan kaca yang tebal misalnya tabung reaksi pyrex dan dalam percobaan, apabila menggunakan tabung reaksi harus diletakan dirak penjepit. Dalam mengasilkan bahan kimia dapat harus dilakukan dengan hati-hati. Bahan kimia padat harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu dan apabila ingin mencampurkan satu larutan dengan larutan lainya, tuangkan sedikit demi sedikit dan sambil diaduk.
3.      Dilaboratorium, kita harus selalu memperhatikan keselamatan kerja, misalnya menggunakan masker, sarung tangan, sepatu tertutup, baju lengan panjang dan lian sebagainya.
4.      Koefesien reaksi penguraian KClO3 dapat diperoleh dengan cara penyetaraan reaksi dan data yang diperoleh pada percobaan dengan menggunakan perbandingan mol, rumusya mol =  .
5.      Volume molar O2 pada keadaan STP dapat diperoleh menggunakan rumus Vo2(STP) = Vo2
Volume oksigen sama dengan banyaknya air yang dipindahkan ddari labu florence ke gelas piala.
6.      Persentase O2 dalam KClO3 dapat dihitung dengan rumus  100% dan pada percobaan ini dihasilkan 40% gas O2 dalam KClO3.






DAFTAR PUSTAKA
Achmad,hiskia. 1993 . Kimia Dasar 1 . Jakarta : Universitas Jambi.
Epinur,dkk. 2015 . Penuntun Praktikum Kimia Dasar . Jambi : Universitas Jambi.
Onggo, Djulia. 2013 . Intisari Konsep Kimia Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sastrohamidjojo,hardjono. 2005 . Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM
Sunarya, yayan . 2010 . Kimia Dasar 1 . Bandung : Yrama Widya




















LAMPIRAN
1.      Massa tabung reaksi pyrex + KClO3
= 38,74 gram + 0,2 gram
= 38,94 gram
2.      Massa KClO3 5MnO2
=0,2 + 0,03 gram = 0,23 gram.
3.      Mol KClO3 =  = 0,00163265 mol
Mol O2 =  = 0,00244899 mol
Mol KCl =  = 0,00163265 mol
KClO3 : O2 : KCl
0,00163265 : 0,00244899 : 0,00163265
            2     :    3             : 2
2KClO3  3O2 + 2KCl
2KClO3(s)  2KCl(s)+ 3O2(g)
4.      Tekanan O2 kering       = udara –
                                    =760 mmHg – 28,35 mmHg
                                    =731,65 mmHg
5.      Vmolar O2 pada STP   = Vo2 
                                    = 0,1197 l
                                    = 0,10556 liter
6.      Mol O2 yang timbul
PV       = nRt  P =  = 0,9627 mmHg
n  =
=
=  = 0,0047158 mol
7.      Volume molar O2        =
                                    =
                                    = 22,384
                                    = 22,4 liter
8.      Persentase O2 dalam KClO3
%O2     =  100%
            =  100%
            = 40%

No comments:

Post a Comment