PRAKTIKUM
1
PENGAMATAN
ILMIAH DAN STOIKIOMETRI: PENGUKURAN KClO3
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jika kita berbicara
tentang kimia, pasti kitaakan teringat atom, unsur moleku, serta perubahan atau
reaksi yang terjadi antara unsur-unsur itu. Unsur-unsur kimia dapat ditemukan
dialam baik dalam keadaan bebas maupun tidak dan ada juga yang buatan. Unsur-unsur
itu biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf yang merupakan singkatan dari nama
unsur itu. Unsur-unsur tersebut juga dapat dirumuskan.
Reaksi kimia dapat kita
temui dimana-mana contohnya yang takjauh dari kita, misalnya didalam tubuh kita
terdapat reaksi kimia, contohnya cairan tubuh kita yang terdiri dari zat-zat
kimia dalam ion-ion. Didalam tubuh kita juga terdapat proses mencerna makanan
dengan bantuan enzim-enzim dan proses pembakaran.
Pada percobaan 1 ini,
akan diuji dan dibahas mengenai pengamatan ilmiah dan stoikiometri: pengukuran
KClO3. Pengamatan ilmiah berkaitan dengan metode ilmiah. Metode
ilmiah merupakan langkah atau cara untuk mendapatkan suatu kebenaran dari
pengamatan yang dilakukan. Metode ilmiah menggunakan tiga langkah yaitu teori
ilmiah, hipotesis dan percobaaan. Secara umum tahap-tahap yang dilakukan adalah
menemukan masalah atau pengamatan, mengumpulkan data, mengajukan hipotesis, melakukan
percobaan, menarik kesimpulan dan penulisan laporan ilmiah. Stoikiometri
mempelajari tentang perhitungn kimia yang menghubungkan besaran atau satuan atom
dengan besaran yang dapat diukur secara laboratorium. Stoikiometri mempelajari
tentang masa atom, jumlah partikel,mol,persen massa,rumus empiris dan rumus
molekul, serta aplikasi stoikiometri dalam kehidupan. Reaksi kimia yang terjadi
dilam dapat diukur perubahanya melalui persamaan kimia yyang disebut dengan
konsep mol. Misalnya menghitung banyaknya jumlah gas CO2yang
ditimbulkan jika 2 literbensin dibakar dalam kendaraan bermotor.
1.2 TUJUAN
1). Memperoleh pengalaman dalam mencatat
dan menjelaskan pengamatan percobaan.
2).Mengembangkan
keterampilan dalam menangani alat kaca dan mengalihkan bahan Kimia padat maupun cair.
3). Membiasakan diri
dengan tata cara keselamatan kerja dilaboratorium.
4).
Menentukan koefesien reaksi penggukurran KClO3.
5).
Menghitung volume molar gas oksigen pada keadaan STP.
6).
Menghitung persentase O2 dalam KClO3
1.3
PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1)
Dengan kata-kata anda
sendiri definisikan istilah berikut: kimia,,hipotesis,ilmu,hukum ilmiah, metode
ilmiah, teori.
JAWAB:
a. Kimia
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang atom, unsur, zat yang menyusun suatu
benda ataupun organisme serta mempelajari reaksi-reaksi dari unsur-unsur kimia
yang terjadi didunia ini.
b. Percobaan
adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk menguji kebenaran dari suatu masalah
biasanya menggunakan metode ilmiah.
c. Hipotesis
adalah dugaan sementara dari fakta-fakta yang teruji kebenaranyaatau yang
menjadi jawaban dari sebuah permasalahan. Biasanya hipotesis digunakan sebelum
penguji dilakukan.
d. Ilmu
adalah sesuatu yang telah diuji kebenaranya dan dapat kita dapatkan baik
dilingkunhan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Ilmu membut kita
mengerti tentang sesuatu yang belum kita ketahui baik secara angsung maupun
tidak langsung.
e. Hukum
ilmiah adalah pernyataan umum yang disimpulkan dari percobaan dan disusun dari
data-data yang terkumpul.
f. Metode
ilmiah adalah langkah atau cara untuk menguji sesuatu kebenaran dari
pengamaatan yang dilakaukan.
g. Teori
adalah suatu penuntun untuk melakukan percobaan baru yang menghasiljan fakta
baru, hukum baru dan akhirnya teori baru.
2)
Mana dari bahan berikut
yang perlu ditangani dengan hati-hati dan sebutkan bahayanya: asam
pekat,alkohol,amonium nitrat, kalsium klorida, bahan kimia organik, air suling.
JAWAB:
a. Asam
pekat bahayanya menyebabkan kulit terbakar dan iritasi.
b. Alkohol
bahayanya mudah terbakar dan menyebabkan keracunan
c. Amonium
nitrat bahayanya menyebabkan iritasi kulit dan apabila terkena mata akan terasa
pedih.
d. Kalsium
klorida bahayanya jika terkena kulit akan mengelupas dan menjadi iritasi.
e. Bahan
kimia organik dapat menyebabkan pusing, mual bahkan kehilangan
kesadaran(pingsan)
3)
Apa yang anda laukan
jika bahan kimia terpercik kemata anda ?
JAWAB
:
Jika
bahan kimia mengenai mata saya, saya akan membersihkan mata saya dengan air
sebanyak-banyaknya dna seger melaporkan keasisten dan menghubungi dokter untuk
diberinpertolongan lebih lanjut.
4)
Tentukan persamaan
reaksi kimia bila sampel KClO3 dipanaskan
JAWAB
:
5)
Apa gunanya MnO2 yang
ditambahkan pada KClO3 sebelum dipanaskan ?
JAWAB
:
MnO2
digunakan sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksi, akan tetapi MnO2 tidk
ikut bereaksi.
6)
Kegunaan KClO3 dalam
industri ?
JAWAB
:
KClO3
digunakan untuk membuat korek api, pembuat bahan peledak dan mercon. Pembuatan
cat, keramik,gips, bahan pemutih dan desinfektan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Kimia adalah cabang
ilmu yang mempelajari bahan dan perubahan nya. Pada dasarnya, ilmu adalah
pengetahuan ilmiah dihimpun secara sistematis melalui rangkaian percobaan yang
dirancang dengan seksama, pengamatan yang dilakukan dengan cermat , sampai
kesimpulan yang ditarik dengan cendika. Prosedur ini yang dikenal sebagai
metode ilmiah, melibatkan tiga langkah yaitu hukum atau teori ilmiah hipotesis
dan percobaan(Drs.Epinur,2015:17).
Ilmu kimia tergolong
ilmu pengetahuan alam yang secara khusus mempelajari perubahan materi, baik
perubahan secara kimia maupun secara fisika. Perubahan materi merupakan kajian
utama dalam ilmu kimia, sebab perubahan materi merupakan gejala alam yang perlu
dipelajari dan dipahami agar dapat dilakukan.Perubahan
kearah yang menguntungkan.Perubahan materi selalu disertai denagan perubahan
energi dalam bentuk kalor
(Yayan
Sunarya,2010:2).
Ilmu kimia dibangun
oleh dua pilar kajian yang saling mendukung satu sama lain, sehingga ilmu kimia
berkembang sampai sekarang dan berkembang sampai akhir zaman. Kedua pilar itu
adalah kajian teoristis dan empiris. Kedua pilar kajian tersebut digunakan
untuk mengembangkan ilmu kimia menggunakan langkah-langkah sistematis yang
disebut metode ilmiah. Dalam bentuk yang paling sederhana,metode ilmiah terdiri
dari tahap observasi, mencari pola berdasarkan pengamatan, perumusan teori,
penujian teori dan penarikan kesimpulan
(Yayan
Sunarya, 2010:3-4).
Stoikiometri adalah
kajian massa spesi kimia pada suatu reaksi kimia secara kuantatif. Stoikiometri
berdasarkan pada 3 hukum kimia, yaitu :
a)
Hukum kekekalan massa
zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. (hukum lavoiser)
b)
Hukum perbandingan
tetap: pada suatu senyawa kimia perbandingan massa setiap unsur pembentuk
senyawa tersebut tetap.(Hukum proust)
c)
Hukum perbandingan
berganda : jika dua unsur membentuk senyawa maka perbandingan massa setiap
unsur pembentuk senyawa tersebut merupakan angka sederhana.(Djulia Onggo,
2013:3)
Stoikiometri berkaitan
dengan hubungan kuantatif antar unsur dalam suatu senyawa dan antar zat dalam
suatu reaksi Istilah ini berasal dari bahasa yunani, yaitu stoicheon dan
metrain. Stoicheon berarti unsur dan metrain berarti mengukur. Dasar dari semua
hitungan stoikiometeri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul.
Stoikiometri
(komposisi) suatu senyawa dinyatakan
dalam unsur kimianya misalnya garam dengan rumus NaCl. Penetapan rumus kimia
senyawa memerlukan informasi tentang 3 hal, yaitu :
1) Jenis
unsur penyusun senyawa
2) Perbandingan
massa atom unsur penyusun senyawa
3) Perbandingan
massa atom unsur penyusun senyawa
(Drs Hiskia Ahmad,
1993: 1-2)
Bila
senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercamppur secara kuantatif
stoikiometri, artinya semua reaktan yang habis sebagai reaktan terbatas. Dalam
setiap persoalan stoikimetri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang
terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang akan dihasilkan (Hardjono Sastro
Hamidjojo, 2005: 105).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1
Alat dan bahan
Alat :
1. Labu
florence
2.
Logam tembaga
3.
Labu erlemenyer
4.
Gelas piala 150ml
5.
Kertas saring
6.
Kaca arloji
7.
Lumpang
8.
Cawan
9.
Botol semprot
10.
Sudip
11.
Tabung reaksi
12.
Gelas piala 250ml
13.
Paku besi
14.
Gelas ukur
15.
Klem penjepit
16.
Statif
17.
Selang karet
18.
Pipa kaca
19.
Neraca
20.
Bunsen
21.
Spirtus
22.
Gelas kimia
Bahan :
1.
Larutan biru (10gr
glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 m dan 10 ml larutan biru metil 0,1 gr)
2.
Asam nitrat pekat
3.
Gula pasir
4.
15 ml asam sulfat pekat
5.
40 ml etanol
6.
Air bersih
7.
3,9 amonium sulfat
8.
Serbuk zink
9.
Amonium klorida
10.
Kalsium klorida
11.
Larutan tembaga (II)
sulfat
12.
Merkuri (II) nitrat 10
ml
13.
Larutan kalium iodida
50 ml
14.
0,2 gr KClO3
15.
0.03 gr MnO2
3.2
Prosedur Kerja
1. pengamatan ilmiah A. Demontrasi oleh
asisten
Larutan
biru 110g glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 ml dan 10 ml larutan biru metil 0,1
g/l
|
Dimasukan
kedalam labu Florence tertutup
Diangkat
dan dikocok satu kali dengan tutup dipegang oleh ibu jari
Diulang
percobaan 2 sampai 3 kali
hasil
|
b. asbut (smog) tembaga
Sekeping
logam tembaga
|
Asam
nitrat
|
Dituangkan
kedalam labu erlenmeyer sampai seluruh kepingan logam ..terpendam
hasil
|
Gula
Pasir
|
15
ml asam sulfat pekat
|
Ditambahkan
kedalam gelas piala
hasil
|
40
ml etanol dan 60 ml air
|
Kertas
saring
|
Diambil
dan direndam dalam larutan alcohol
hasil
|
3
gram amoniumnitrat
|
Digerus
didalam lumping menjadi serbuk
Serbuk
Zink Segar
|
Serbuk
ammonium nitrat
|
hasil
|
B. Percobaan oleh praktikan
Kalsium
klorida
|
Almunium
klorida
|
Dimasukan
seujung Dimasukan
seujung
Tabung
reaksi
|
Tabung
reaksi
|
Diisi
air sampai setengahnya
|
Masing-masing
tabung reaksi dipegang dibagian bawahnya
|
hasil
|
Paku
besi + sekeping logam kalsium
|
air
|
Diisikan
kedalam gelas piala 250 ml Dimasukan
kedalam air
Hasil
pengamatan
|
Dicatat
dan ………………………………………………………………………………………..diajukan
hipotesis
Larutan
tembaga (II) sulfat
|
Paku
besi
|
Dimasukkan ke gelas piala 250 ml
Ditunggu beberapa menit
Hasil
pengamatan
|
10
ml merkuri (II) nitrat
|
20
ml larutan kalium iodida
|
hasil
|
2. Stikiometri :
penguraian KClO3
Pasanglah
alat seperti gambar
|
Labu
florence
|
Selang
karet atas
|
Pipa
kaca
|
Ditiup
hingga selang karet terisi penuh dengan air
Air
akan mengalir dari labu ke gelas piala
Selang
karet + pipa kaca pendek
|
Dihubungkan
kembali pada labu florance, selama
air masih mengalir
Jika tidak ada kebocoran, tidak ada lagi air yang
mengalir dari labu ke.gelas
piala
Selang
karet + hem penjepit
|
Gelas
piala
|
Dikosongkan
Alat
siap digunakan
|
Tabung
reaaksi pyrex 200 mm
|
dalam
keadaan bersih dan kering
KClO3
|
0,03
g MnO2
|
ditambahkan
kedalam tabung reaksi
Tabung
reaksi : KCIO3 + MnO2
|
dipasang
menggantikan tabung reaksi kosong pada alat yang telah disiapkan
dipanaskan
dengan api spirtus sekitar 1 menit
klem
penjepit dibuka
pemanasan
dilanjutkan hingga tidak ada lagi air yang mengalir dari selang karet ke gelas
piala
Air
dari gelas kimia
|
diukur
volumenya dengan gelas ukur
suhu
air dicatat
tabung reaksi
dilepaskan setelah dingin, dibersihkan lalu ditimbang dengan ketelitian 0,001g.
tekanan
dan suhu udara dicatat
hasil
|
percobaan
dilakukan dua kali
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Pengamatan ilmiah
A. Demonstrasi oleh asisten
1). Warna biru
yang sirna
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Glukosa + KOH + biru metil jika diaduk terus
menerus, warna larutan akan berubah dari biru pekat menjadi biru terang
kemudian menjadi bening (biru yang sirna)
|
Warna biru sirna dihasilkan dari reaksi antara
glukosa dengan KOH
|
2). Asbut (smog)
tembaga
Pengamatan
|
Hipotesis
|
-
Tidak dilakukan
|
-
|
3). Busa hitam
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Gula pasir + asam sulfat pekat setelah diaduk
homogen terus menerus warnanya menjadi hitam pekat namun tidak terjadi busa
|
Warna hitam menandakan adanya kandungan karbon
|
4). Kalor
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Etanol+aquades dicampur homogen, kemudian kertas
dicelupkan kedalam campuran tersebut. Lalu dibakar dihasilkan api bewarna
biru namun kertas tidak terbakar.
|
Alkohol mempunyai sifat mudah terbakar. Dan air
tidak dapat terbakar.
|
5). Bahaya air
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Tidak dilakukan
|
-
|
B. percobaan
oleh pratikan
1) panas dan dingin
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Amonium
klorid + air
dingin
Kalsium
Klorida + air
panas
|
Reaksi endoterm
Reaksi eksoterm
|
2). Aktif dan
tidak aktif
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Tidak dilakukan
|
-
|
3). Paku tembaga
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Tidak dilakukan
|
-
|
4). Ada dan
hilang
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Saat merkuri (II) nitrat dituang warna larutan
menjadi dikuning, setelah ditambahkan KI, warna kuning berubah menjadi kuning
bening
|
Kalium iodida menyebabkan warna larutan berubah
|
2. STOIKIOMETRI
: Pengukuran KClO3
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
1.
Massa tabung reaksi pyrex + KClO3
2.
Massa tabung reaksi pyrex
3.
Massa KClO3
4.
Massa KClO3 + MnO2(g)
5.
Suhu air
6.
Tekanan uap air
7.
Tekanan udara (mmHg)
8.
Volume air yang pindah (bobot+jenis
H2O 1,9)
9.
Volume air yang timbul (L)
10.
Massa tabung reaksi pyrex
A.
Koefesien reaksi penguraian KClO3
1.
Mol KClO3
2.
Mol O2
3.
Mol KClO3
4.
Persamaan reaksi penguraian KClO3
KClO3
KCl + O2
B.
Volume molar O2 dan % didalam KClO3
1.
Tekanan dari O2 kering
2.
Volume O2 pada STP
3.
Mol O2 yang akan timbul (mol)
4.
Volume molar O2 pada STP
5.
Volume molar rata-rata O2 STP
6.
Persentase O2 dalam KClO3
|
38,94 gram
38,74 gram
0,2 gram
0,23 gram
25
28,35 mmHg
760 mmHg
119,7 ml
0,1197 liter
39,1 gram
0,00163265 mol
0,00244899 mol
0,00163265 mol
2 KClO3
2KCl + 3O2
731,65 mmHg
0,10556 liter
0,0047158 mol
22,384 atau 22,4
22,4
40%
|
|
4.2 PEMBAHASAN
1.
Pengamatan Ilmiah
a.
warna biru sirna
Pada reaksi ini ion OH pada KOH
berikatan dengan H+ yang berasal dari glukosa. Penetralan ini
menghasilkan air sehingga air menyebabkan warna dalam larutan menjadi sirna.
Hal itu juga dikarenakan glukosa merupakan zat elektrolit yang bersifat netral
pada air, ketika bereaksi dengan KOH yang merupakan elektrolit kuat dapat
membuat warna birru menjadi sirna.
b. Asbut (smog)
tembaga
bahan yang digunakan yaitu logam
tembaga, asam nitrat pekat dan labu erlenmeye. Namun percobaan ini tidak
dilakukan dikarenakan bahan logam tembaga tidak tersedia. Namun menurut liberatur
yang telah dicari, percoban ini seharusnya dilakukan dlemari asam karena HNO3merupakan
bahan kimia berbahaya. Menurut
teori, reaksinya : Cu + 4HNO3
Cu(NO3 )2 + 2NO2
+ 2H2O
c.
Busa hitam
Bahan yang digunakan yaitu gula
pasir yang dimasukan kedalam gelas piala 150 ml sampai setengah terisi kemudian
ditambahkan 15 ml asam sulfat pekat, lalu diaduk dengan hati-hati. Pada
percobaan ini tidak dihasilkan busa hitam, hanya wwarna hitam saja yang tampak
dan percobaan ini dinyatakan gagal. Yang menyebabkan percobaan ini gagal adlah
gula pasir yang digunakan terlalu sedikit dan takaran asam sulfat kurang tepat.
Secara teori dapat ditulis : C12 H22 O12 + H2SO4
12C + H2SO4 + 11 H2O.
d.
Kalor
Bahan yang digunakan adalah 40 ml
etanol yang dimasukan kedalam 60 ml air, kemudian dicelupkan kertas saring dan
diletakan dikaca arloji lalu dibakar. Pada saat dibakar, timbul api bewarna
biru dan kertas saring yang tidak terbakar. Hal ini membuktikan bahwa yng
terbakar adalah etanol, sedangkan kertas saring tidak terbakar karna mengandung
air. Warna biru yang dihasilkan merupak warna nyala dari etanol.
e.
Bahaya air
Bahan yang digunakan yaitu 39
amonium nitrat, serbuk zink. Percobaan ini tidak dilakukan, karena sangat
berbahaya apabila terpercik oleh bahan kimia tersebut.
f.
Panas dan dingin
bahan yang digunakan yaitu amonium
klorida yang dimasukan kedalam tabung reaksi I dan kalsium klorida yang
dimasukan kedalm tabung reaksi II. Kedua tabung reaksi tersebut lalu diisikan
air sampai setengahnya. Hasil yang didapat yaitu tabung I yang berisi amonium
klorida terasa dingin saat dipegang bagian ujungnya atau bawah tabung. Hal ini
dikarenakan pada reaksi ini terjadi penyerapan kalor yakni perpindahan energi
dari lingkungan kesistem. Sehingga reaksi ini disebut reaksi endoterm.
Sedangkan tabung reaksi II yang berisi kalsium klorida terasa panas saat
bagian bawah dipegang. Hal ini terjadi
karena adanya pelepasan kalor(energi) dari sistem kelingkungan yang disebut
reaksi eksoterm.
g.
Aktif dan tidak aktif
bahan yang digunakan yaitu air, paku
besi dan logam kalsium. Namun percobaan ini tidak digunakan dikarenakan bahan
yang tidak tersedia dan mengingat waktu yang terbatas.
h.
Paku tembaga
percobaan ini juga tidak dilakukan
diikarenakan bahan yang tidak tersedia juga waktu yang terbatas.
i. Ada dan hilang
Bahan yang digunakan adalah merkuri
(II) nitrat dan larutan kalium iodida. Kedua larutan tersebut dicampurkan
didalam gelas ukur. Kemudian diaduk. Campuran tersebut akan tampak adanya
endapan dan warna larutan lama kelamaan menjadi kuning kehijauan (orange).
Reaksinya Pb(NO3)2(aq)+ 2KI(aq)
PbI(s) + 2KNO3(aq).
2.
STOIKIOMETRI : pengukuran KClO3
Pada percobaan ini, dilakukan
percobaan atau pengujian tentang stoikiometri, tepatnya pengukuran KClO3.
Stoikiometri merupakan ilmu yang mengaji tentang bobot dan reaksi-reaksi kimia,
atau stoikimetri juga dapat diartikan mengukur unsur. Topik ini merupakan dasar
dalam menentukan mentukan dalam menentukan komponenya senyawa dan campuran dan
dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dalam pembuatan senyawa kimia.
Hitungan
ini merupakan dasar dari konsep mol dan untuk menyetarakan persamaan kimia.
Pada percobaan ini, bahan yang
digunakan adalah KClO3jika KClO3dipanaskan, akan
menghasilkan gas oksigen. Pada pemanasan digunakan katalis MnO2untuk
mempercepat reaksi menjadi oksigen. Percobaan ini bertujuan untuk mencari
koefesien reaksi pengukuran reaksi KClO3(penyetaraan reaksi),
menghitung volume molar gas oksigen pada keadaan STP, dan menghitung persentase
O2 dalam KClO3. Alat dites terhadap kebocoran dengan cara
labu florence diisi dengan air hingga hampir penuh dan klem penjepit dibuka.
Selang karet yang menghubungkan bagian atas labu florence yang berhubungan
dengan tabung reaksi dilepas hingga selang karet terisi penuh air. Air akan
mengalir dari labu kegelas piala. Agar air mengalir, sebelumya selang karet
yang dilepas tadi ditiup. Selang karet yang dilepas dihubungkan kembali selama
air masih mengalir. Jika tidak ada lagi air yang akan mengalir dari labu
kegelas piala. Kemudian selang karet dijepit dan air digelas piala dikosongkan.
Langkah selanjutnya yaitu tabung
reaksi kosong ditimbang dalam keadaan bersih dan bening. KClO3
ditimbang sebanyak 0,2 gram dan MnO2 ditimbang sebanyak 0,03 gram.
KClO3 dan MnO2 dihomogenkan didalam tabung reaksi pyrex. Kemudian
dipasang pada alat. Dasar tbung reaksi dipanaskan menggunakan bunsen sekitar 1
menit dan klem penjepit dibuka. Pemansan selanjutnya hingga tidak ada lagi air
yang mengali. Tekanan dalam alat dihitung. Setelah tidak ada lagi air yang mengalir.
Tekanan dalam alat dihitung. Setelah
tidak ada lagi air yang mengalir selang karet dijepit kembali dan bunsen
dimatikan. Air yang dihasilkan pada gelas kimia diukur volumenya dan suhu
dicatat. Setelah tabung reaksi dingin, abung reaksi dibersihkan lalu ditimbang.
Tekanan dan suhu udara dilaboratorium dicatat. Percobaan dilakukan kembali.
Namun, percobaaan ini belum sempat
dilakukan oleh kelompok 1, kami menulis dan meminta data dari kelompok yang
lain. Data yang diperoleh yaitu massa tabung reaksi (38,74 gram), massa KClO3
(0,2gr), massa MnO2 (0,03 gr), tekanan uap air (28,35 mmHg) tekanan
udara ( 760 mmHg) tekanan air (25
C), volume air yang pindah (199,7 g/ml),
Dari perrcobaan ini, pemanasan KClO3
dengan katalis MnO2 akan memghasilkan gas oksigen sesuai persamaan reaksi
berikut :
KClO3
KCl + O2 (belum setara)
Hal
ini,akan membuat gas akan terus menerus ada jika dilakukan pemanasan terus
menerus. Karena tidak ada kebocoran pada alat, maka gas oksigen akan terdorong
melalui selang menuju labu florence dan mendorong air keluar dan gas oksigen
menempati ruang pada labu florence, kemudian air yang terdorong gas oksigen
akan menuju ke gelas piala untuk mengetahui berapa banyak gas yang dihasilkan,
kita hanya mengukur air yang berada pada gelas piala yaitu 119,7 ml atau 0,1197
liter. Karena banyaknya air yang terdorong kegelas piala sama dengan gas
oksigen yang dihasilkan pada pemanasan KClO3 dengan katalis MnO2.
Dari
data-data yang diperoleh dapat dicari koefesien reaksi penguraian KClO3,
volume molar gas oksigen pada STP, dan persentase O2 dalam KClO3
untuk mencari koefesien reaksi penguraian KClO3 digunakan rumus mol
n=
, dan didapat data sebagai berikut:
KClO3
KCl + O
0,00163625 : 0,0016 :
0,0025
2 : 2 : 3
Jika
dikecilkan angka nya, perbandingan menjadi 2 : 2 : 3, yaitu 2KClO3
2KCl + 3O2.
Untuk
mencari volume molar gas oksigen pada STP digunakan rumus : Vo2
Untuk
mencari mol O2 yang timbul digunakan rumus n =
, hasilnya adalah 0,0047158 mol.
Untuk
mencari volume molar O2 pada STP yaitu volume molar O2 =
dan didapatkan hasil 22,384 dan mendekati 22,4 liter. Persentase O2
dalam KClO3 dapat dicari denagn rumus
100
. Dan didapat hasil 40%. Massa tabung setelah
pemanasan 39,1 gram.
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Dari percobaan tentang pengamatan
ilmiah dan stoikiometri penguraian KClO3 yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Praktikan
dapat memperoleh pengalaman dalam mencatat, melakukan prosedur kerja yang
benar, menjelaskan pengamatan percobaan dengan menggunakan pengamatan ilmiah
untuk mengajukan hipotesis dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukanya
percobaan ilmiah.
2. Dalam
menangani alat kaca harus dengan hati-hati, karena bahan kaca dapat dengan
mudah pecah. Oleh karena itu digunakan bahan kaca yang tebal misalnya tabung
reaksi pyrex dan dalam percobaan, apabila menggunakan tabung reaksi harus
diletakan dirak penjepit. Dalam mengasilkan bahan kimia dapat harus dilakukan dengan
hati-hati. Bahan kimia padat harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu dan
apabila ingin mencampurkan satu larutan dengan larutan lainya, tuangkan sedikit
demi sedikit dan sambil diaduk.
3. Dilaboratorium,
kita harus selalu memperhatikan keselamatan kerja, misalnya menggunakan masker,
sarung tangan, sepatu tertutup, baju lengan panjang dan lian sebagainya.
4. Koefesien
reaksi penguraian KClO3 dapat diperoleh dengan cara penyetaraan
reaksi dan data yang diperoleh pada percobaan dengan menggunakan perbandingan
mol, rumusya mol =
.
5. Volume
molar O2 pada keadaan STP dapat diperoleh menggunakan rumus Vo2(STP)
= Vo2
Volume
oksigen sama dengan banyaknya air yang dipindahkan ddari labu florence ke gelas
piala.
6. Persentase
O2 dalam KClO3 dapat dihitung dengan rumus
100% dan pada percobaan ini dihasilkan 40% gas
O2 dalam KClO3.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad,hiskia.
1993 . Kimia Dasar 1 . Jakarta : Universitas Jambi.
Epinur,dkk.
2015 . Penuntun Praktikum Kimia Dasar . Jambi : Universitas Jambi.
Onggo,
Djulia. 2013 . Intisari Konsep Kimia Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sastrohamidjojo,hardjono.
2005 . Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM
Sunarya,
yayan . 2010 . Kimia Dasar 1 . Bandung : Yrama Widya
LAMPIRAN
1. Massa
tabung reaksi pyrex + KClO3
=
38,74 gram + 0,2 gram
=
38,94 gram
2. Massa
KClO3 5MnO2
=0,2
+ 0,03 gram = 0,23 gram.
3. Mol
KClO3 =
=
0,00163265 mol
Mol
O2 =
=
0,00244899 mol
Mol
KCl =
=
0,00163265 mol
KClO3
: O2 : KCl
0,00163265
: 0,00244899 : 0,00163265
2 : 3 : 2
2KClO3
3O2
+ 2KCl
2KClO3(s)
2KCl(s)+ 3O2(g)
4. Tekanan
O2 kering =
udara –
=760 mmHg –
28,35 mmHg
=731,65 mmHg
5. Vmolar
O2 pada STP = Vo2
= 0,1197 l
= 0,10556
liter
6. Mol
O2 yang timbul
PV = nRt
P =
=
0,9627 mmHg
n =
=
=
=
0,0047158 mol
7. Volume
molar O2 =
=
= 22,384
= 22,4 liter
8. Persentase
O2 dalam KClO3
%O2 =
100%
=
100%
= 40%
No comments:
Post a Comment