LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
ORGANIK I
SENYAWA
ALKOHOL DAN FENOL
1.
Tujuan
Percobaan :
·
Mengajarkan tentang
senyawa alkohol serta mempelajari sifat kimia dari alkohol itu sendiri.
·
Membedakan antara
alkohol primer, sekunder, dan tersier apabila bereaksi dengan zat lain.
2.
Landasan
Teori :
Alkohol mempunyai
ikatan yang mirip air dan terdiri dari molekul
polar. Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar
molekul-molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih
alkil halida atau eter, yang bobot molekulnya sebanding. Alkohol berbobot
rendah larut dalam air, kelarutan ini disebabkan oleh ikatan hidrogen antara
alkohol dan air.
Turunan alkohol terutama digunakan untuk:
1. Antiseptik pada
pembedahan dan pada kulit, misalnya etanol dan isopropylalkohol.
2. Pengawet,
contohnya benzyl alkohol, fenitil alkohol dan klorbutanol.
3. Mensterilkan
udara dalam bentuk aerosol, contohnya etilen glikol, propilenglikol dan
trimetilen glikol.
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada
alkohol atau air. Fenoldengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah
antara etanol dan asamasetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah
dibandingkan OH, oleh karena itu, fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol
dan NaOH dalam air. Reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol.
Fenol bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan
oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin
aromatik.
(
Fessenden,1986 )
Alkohol dapat dianggap
hidrolisis dari alkana, maupun sebagai turunan dari air H-OH. Sebagai turunan
dari alkana maupun air, sifat alkohol dapat menyerupai sifat air karena
kesamaan gugus fugsi keduanya. Alkohol rantai rendah (C1-C5) mempunyai sifat
yang menyerupai sifat air karena gugus hidroksil (-OH) mengambil bagian yang
lebih besar dalam molekulnya, sedangkan alkohol yang lebih tinggi dari (C6 ke atas) terutama mempunyai sifat alkana, hanya sedikit
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik. Sifat lain dari alkohol
dapat di tentukan oleh letak gugus hidroksil pada atom C, yang dikenal sebagai
alkohol primer R-OH, alkohol sekunder R``CH-OH dan alkohol tersier R```C-OH.
(
Sahidin
dkk, 2011 )
Fenol merupakan salah satu senyawa organik
yang berasal dari buangan industri yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Dalam konsentrasi tertentu senyawa ini dapat memberikan efek yang buruk
terhadap manusia, antara lain berupa kerusakan hati dan ginjal, penurunan
tekanan darah, pelemahan detak jantung, hingga kematian. Senyawa ini dapat
dikatakan aman bagi lingkungan jika konsentrasinya berkisar antara 0,5 – 1,0
mg/l sesuai dengan KEP No. 51/MENLH/ 10/1995 dan ambang batas fenol dalam air
baku airminum adalah 0,002 mg/l seperti dinyatakan oleh BAPEDAL.
( Slamet, 2005 )
Fenol memiliki spektrum luas dengan sifat
kelarutan pada suatu pelarutyang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus
hidroksil pada senyawatersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya.
( Pambayun, 2007 )
Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus –OH
pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol
sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH
terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara
langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus –OH
terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom C
yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat secara langsung tiga buah atom C yang lain.
Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.
Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama.
( Ghalib,2010 )
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam
kehidupan sehari-hari karena dapat
digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam
laboratorium dan industri, alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia.
( Suminar, 1990 )
Fenol mempunyai gugus seperti
alkohol akan tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Fenol
mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak
hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat.
Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam
karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O2 udara dan memberikan
zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi
berwarna dengan FeCl3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun,
mengikis, Ka = 1 X 10-10.
Fenol biasanya digunakan sebagai
antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasu
protein) koefisien fenol (kf) : perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk
mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis
misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein.
( Riawan,
1990 )
Fenol atau
asam karoksilat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Karakteristik fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram / 100
ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung sama, artinya ia dapat melepaskan
ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Fenol
didapat melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Rasching,
fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol
merupakan komponen utama pada antiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal TCP
(trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa
anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol juga berfungsi dalam
pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar dan
lainnya).
( Kaniawati,
2011 )
3.
Prosedur
Percobaan
3.1
Alat
dan Bahan
v Bahan
·
Etanol
·
Butanol
·
Isoamil alkohol
·
ter-Butanol
·
Iodium dalam KI
·
NaOH 10%
·
Asam asetat glasial
·
Asam sulfat pekat
·
Iso amilalkohol
·
HCl
·
ZnCl2
·
Gliserol
·
CuSO4
·
Fenol
·
Brom 2% dalam CCl4
·
FeCl3
·
Metanol
·
Logam Na
·
Natrium Bikromat 1%
·
KmnO4
·
Indikator PP
·
Air Brom
v Alat
·
Tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
Pemanas air
·
Gelas ukur 25 ml
·
Gelas piala
3.2
Skema
Kerja
A.
Alkohol
1.
Tes
Iodoform
etanol
|
butanol
|
Isoamil alkohol
|
Iodium dalam KI
|
Ditambahkan
sebanyak 2-3 tetes
NaOH 10%
|
Hasil
|
2.
Reaksi
Esterifikasi
etanol
|
butanol
|
Isoamil alkohol
|
Asam asetat glasial 1 ml
|
Asam sulfat pekat 0,5 ml
|
Ditambahkan ke dalam tabung dengan
hati-hati.
Air 3 ml
|
Hasil
|
3. Tes dengan logam Na
Metanol/etanol 3 ml
|
Logam Na 1 lempeng
|
Ditambahkan
ke dalam tabung reaksi.
Indikator PP
|
Dimasukkan beberapa tetes ke dalam
larutan
yang diperoleh.
Hasil
|
4. Tes Oksidasi
Asam sulfat pekat
|
Na-bikromat 1 % 5 ml
|
Sampel uji 2 tetes
|
Ditambahkan
dan dipanaskan perlahan.
Diamati
perubahan warna larutan.
Hasil
|
5.
Tes
Lucas
Sampel alkohol 0,5 ml
|
Pereaksi Lucas 3 ml
|
Ditambahkan dengan cepat ke dalam tabung
reaksi pada suhu 26-27oC.
Ditutup tabung, dikocok dan didinginkan
amati setelah 5 menit dan 1 jam.
Dicatat waktu selama reaksi berlangsung
dengan terlihatnya larutan menyerupai awan.
Dilakukan tes kedua jika hasilnya
positif dengan menggunakan HCl pekat.
Diamati hasilnya.
Hasil
|
4. Hasil dan Pembahasan
4.1
Data
Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Tes
Iodoform
· etanol, butanol, isoamil
alkohol + 3 tetes Iodium dalam KI + NaOH 10%
Ø
Sebelum penambahan NaOH dan setelah
penambahan Iodium.
Ø Setelah
penambahan NaOH
|
Ø
Etanol : warna kuning
Ø
Butanol : keruh dan ada gelembung
Ø
Isoamil alkohol : warna larutan kuning
muda
Ø
Etanol : Penambahan 5 tetes NaOH,
warana kuning dari iodiumnya hilang.
Ø
Butanol : Penambahan 20 tetes,
terdapat dua lapisan ditengah ada gelembung.
Ø
Isoamilalkohol : penambahan 20 tetes,
warana iodium hilang terdapat dua lapisan.
|
2.
|
Tes
Esterifikasi
· Etanol,
butanol, isoamil alkohol + 1 ml asam asetat glasial + 0,5 asam sulfat pekat +
3 ml air
Ø
Sebelum dipanaskan
Ø
Setelah dipanaskan
|
Ø
Etanol : bening
Ø
Butanol : bening
Ø
Isoamil alkohol : bening
Ø
Etanol : larutan tetap bening,
terdapat gelembung. Ketika ditambah air, terbentuk dua lapisan yang bening,
lapisan atas merupakan ester yang beraroma pisang.
Ø
Butanol : Lapisan berubah warna coklat
kehitaman dan terdapat gas. Setelah ditambah air, terdapat tiga lapisan atas
berwarna merah yang merupakan ester beraroma balon tiup.
Ø
Isoamil alkohol : sebelum ditambah
air, lapisan berwarna coklat kemerahan dengan adanya gas. Ketika penambahan
air, terdapat 3 lapisan dengan aroma apel.
|
3.
|
Tes
Lucas
Ø Setelah
5 menit
Ø Setelah
1 jam
|
Ø
Butanol : larutan bening
Ø
Tersier : larutan keruh
Ø
Isoamil alkohol : larutan bening
Ø
Butanol : larutan keruh
Ø
Tersier : terdapat dua lapisan yang
dibawah keruh dan atas bening ada gelembung.
Ø
Isoamil alkohol : larutan keruh
|
4.
|
Membedakan
monoalkohol dan polialkohol
· 1 ml
etanol, gliserol + 3 tetes CuSO4 5% dan NaOH 10%
|
Ø
Gliserol : ketika ditambahkan 5 tetes
aquades, ada kristal tetapi hilang setelah diguncang. Ditambah CuSO4 dan
NaOH larutan berwarna kuning dan beraroma pepermint. Tetapi sebelumnya
terjadi tiga pergantian warna dari warna biru berubah menjadi hijau lumut dan
ketika diguncang berwarna kuning pekat.
Ø
Etanol : ditambah sekitar 5 tets air.
Dan ketika ditambah CuSO4 dan NaOH berwarna biru.
|
5.
|
Fenol
Tes
dengan FeCl3
· 1 ml
fenol, aquades + FeCl3 2,5%
|
Ø
Fenol : saat penambahan 3 tetes FeCl3,
perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan.
Ø
Aquades : perubahan warna bening
menjadi kuning muda.
|
4.2
Pembahasan
Alkohol merupakan kelompok senyawa
organik yang cukup populer dan rumus molekulnya secara umum dapat dituliskan
sebagai R-OH, dengan R-adalah gugus alkil dan gugus hidroksi,-OH, sebagai gugus
fungsi. Fenol mempunyai struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus
fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan A-(sebagai aril)
maka rumus fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Alkohol terbagi atas 3 golongan yaitu
alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Percobaan pertama yang dilakukan yaitu
tes iodoform pada sampel alkohol. Seperti judulnya uji ini dilakukan dengan
menggunakan reagen iodoform untuk proses reaksinya. Hasil yang diperoleh
sebelum penambahan NaOH dan setelah penambahan Iodium yaitu etanol berwarna
kuning, butanol larutan keruh dan ada gelembung dan isoamil alkohol warna
larutan kuning muda. Sedangkan setelah penambahan NaOH mendapatkan hasil yaitu
untuk etanol setelah penambahan 5 tetes NaOH, warana kuning dari iodiumnya
hilang, pada butanol setelah penambahan 20 tetes, terdapat dua lapisan ditengah
ada gelembung dan pada isoamilalkohol setelah penambahan 20 tetes, warana
iodium hilang terdapat dua lapisan. Hasil yang demikian dapat terjadi karena senyawa
yang mengandung salah satu dari gugus –I-CH3 dan OH-CH3
akan bereaksi dengan I2 dalam NaOH akan memberikan endapan kuning iodoform. Reaksi ini
adalah reaksi terhadap test. Sedangkan warna kuning yang menghilang, hal itu
disebabkan karena iodium yang terdapat dalam campuran larutan tersebut larut
setelah penambahan NaOH.
Persamaan reaksi untuk percobaan ini adalah.
RCH(OH)CH3 + 4
I2 + 6 NaOH --------->> RCOONa + 5 NaI +5 H2O + CHI3
Menurut
literatur pada uji iodoform positif untuk alkohol primer dan alkohol
sekunder sedangkan negatif untuk alkohol tersier. Uji iodoform reaksi
antara sampel alkohol dengan iodin akan membentuk larutan berwarna
kuning. Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida
menghasilkan alkil halida. Berarti pada setiap sampel alkohol mengandung
iodoform.
Percobaan kedua yaitu mengenai reaksi
esterifikasi yang masih melibatkan senyawa-senyawa alkohol yang digunakan. Pada percobaan reaksi esterifikasi ini
dilakukan proses pemanasan didalamnya. Proses pemanasan ini bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan
mendidihkan campuran, lalu mengkondensasi uap dengan pendingin air . Hasil
yang didapat dari percobaan ini yaitu pada sampel sebelum dipanaskan larutan
etanol bening, butanol bening dan juga isoamil alkohol bening. Sedangkan
setelah proses pemanasan hasil yang diperoleh yaitu untuk etanol larutan tetap bening, terdapat gelembung.
Ketika ditambah air, terbentuk dua lapisan yang bening, lapisan atas merupakan
ester yang beraroma pisang. Untuk butanol lapisan berubah warna coklat
kehitaman dan terdapat gas. Setelah ditambah air, terdapat tiga lapisan atas
berwarna merah yang merupakan ester beraroma balon tiup. Dan untuk isoamil
alkohol sebelum ditambah air, lapisan berwarna coklat kemerahan dengan adanya
gas. Ketika penambahan air, terdapat 3 lapisan dengan aroma apel.
Terdapat
perbedaan hasil yang praktikan dapatkan dengan hasil pada literatur misalnya
pada etanol yang beraroma pisang menurut praktikan sedangkan dari literatur
aroma dari reaksi etanol tersebut bearoma balon tiup. Hal ini terjadi
disebabkan dalam praktikum kemungkinan praktikan salah dalam menafsirkan aroma
yang ada.
Percobaan yang ketiga yaitu tes dengan
logam Na, tetapi tes ini tidak dilakukan praktikan dikarenakan bahan yang
dibutuhkan dalam percobaan ini tidak tersedia. Sehingga praktikan hanya
mengambil literatur yang ada mengenai percobaan ini.
Menurut
literatur pada uji ini akan bernilai positif jika alkohol dan fenol bereaksi menghasilkan gas H2. Pada
pengujian pada alkohol primer menghasilkan banyak gelembung gas H2. Sedangkan
untuk alkohol sekunder dan alkohol tersier menghasilkan gelembung relatif
sedikit dibandingkan yang terjadi pada alkohol primer.
Reaksi antara natrium dan etanol
Sebuah lempeng kecil dari natrium yang dimasukkan ke dalam etanol akan
bereaksi stabil menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen dan membentuk
larutan natrium etoksida yang tidak berwarna, CH3CH2ONa.
Natrium etoksida juga dikenal sebagai alkoksida.
Jika larutan diuapkan sampai kering, maka natrium etoksida akan
tertinggal sebagai sebuah padatan putih.
Walaupun jika dilihat sekilas tampak sebagai sebuah reaksi yang baru
dan cukup rumit, namun sebenarnya reaksi ini sama persis dengan reaksi antara
natrium dan air (kecuali reaksinya yang berlangsung lebih cepat).
Percobaan yang keempat
yaitu mengenai tes oksidasi, tes ini juga tidak dilakukan karena bahan yang
dibutuhkan tidak tersedia di laboratorium. Sehingga praktikan hanya mengambil
literatur mengenai tes oksidasi ini.
Menurut literatur pada tes oksidasi, sampel
ditambah Na.Bikarbonat dan H2SO4 menghasilkan warna
larutan orange coklat bagi sampel etanol, terbentuk 2 lapisan bagi sampel
sec-butanol, lapisan pertama berwarna hijau dan lapisan ke dua berwarna coklat.
Hal ini terjadi disebabkan karena alkohol mengalami proses oksidasi. Oksidasi
terkendali dari alkohol primer menghasilkan aldehid dan dapat teroksidasi lebih
lanjut membentuk asam karboksilat.
Reaksinya :
O
CH2
+ C – H H2SO4
CH2 – C –
H
H etanol
etanol (asetat dehida)
OH H2SO4 O
CH3
– C – CH2 – CH3 CH3
– C – CH2 – CH3 (sec-butanol)
H
Selanjutnya percobaan dilakukan untuk
uji Lucas. Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan larutan Lucas yang
telah dibuat terlebih dahulu dengan mencampurkan 340 gram ZnCl2 kering
dan larutan HCl pekat 230 ml dingin. Percobaan ini bertujuan untuk membedakan
alkohol primer, sekunder dan tersier. Pereaksi lucas ini harus dibuat sebelum
melakukan percobaan dikarenakan pereaksi ini bersifat mudah menguap sehingga
jika telah dibuat sebelum melakukan percobaan dikhawatirkan pereaksi ini tidak
memberikan hasil yang maksimal.
Percobaan ini
dilakukan dalam waktu percobaan yaitu selama 5 menit dan 1 jam. Hal ini
dilakukan agar dapat melakukan perbandingan hasil yang didapatkan selama waktu
tersebut.
Hasil
yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan ini adalah pada waktu 5
menit, pada butanol warna larutan bening, tersier larutan keruh, dan isoamil
alkohol larutan bening. Sedangkan untuk waktu satu jam butanol larutan keruh,
tersier terdapat dua lapisan yang dibawah keruh dan atas bening ada gelembung
dan isoamil alkohol larutan keruh. Dapat terlihat bahwa terjadi perubahan
keadaan larutan selama kedua waktu tersebut.
Menurut
literatur yang didapat, Alcohol primer dan sekunder akan bereaksi dan membentuk
larutan berwarna hijau, sementara alcohol tersier tidak bereaksi. Saat pertama
kali pereaksi Lucas campuran memebentuk fase homogen tunggal. Konsentrasi
larutan HCl sangat polar cocok dengan alkohol yang bersifat polar. Kompleks HCl
terurai/terlarut. Hal ini menandakan bahwa suatu bagian dari alkohol sudah
bereaksi untuk membentuk alkil halida. Halida bersifat non polar sehingga
terpisah yang disebut sebagai fase kedua. Uji Lucas mengakibatkan penambahan
pereaksi Lucas pada alkohol tak dikenal lalu melihatnya untuk beberapa saat.
Alkohol tersier bereaksi dengan cepat ditandai dengan terbentuknya kabut di
atas larutan. Dari hasil pengamatan yang ada tidak menunjukkan hasil yang sama,
maka kemungkinan ada kesalahan atau kecerobohan ketika praktikum ini sedang
berlangsung yang menyebabkan munculnya hasil yang tidak sesuai. Pada percobaan
ini juga seharusnya praktikan mengamati kecepatan dari masing-masing larutan
bereaksi bukan hanya mengamati perubahan akhir yang terjadi.
Percobaan terakhir yang dilakukan
untuk alkohol adalah membedakan mono alkohol dan polialkohol. Disini digunakan
sampel berupa etanol dan gliserol yang akan dibandingkan hasil dari keduanya
saat ditambahkan CuSO4 5% dan NaOH 10%. Hasil yang diperoleh yaitu
pada gliserol ketika ditambahkan 5 tetes aquades, ada kristal tetapi hilang
setelah diguncang. Ditambah CuSO4 dan NaOH larutan berwarna kuning
dan beraroma pepermint. Tetapi sebelumnya terjadi tiga pergantian warna dari
warna biru berubah menjadi hijau lumut dan ketika diguncang berwarna kuning
pekat. Dan pada etanol saat ditambah sekitar 5 tetes air. Dan ketika ditambah
CuSO4 dan NaOH berwarna biru.
Persamaan reaksi
untuk percobaan ini adalah :
C2H5OH + CuSO4 + NaOH
(C2H5O
Cu Na ) + H2O (etanol)
C3H503 + CuSO4
+ NaOH (C3H5
O Cu Na)2 . 3H2O (gliserol)
Untuk uji fenol yaitu dilakukan dengan
tes FeCl3. Tes ini dilakukan pada fenol dan air yang akan
dibandingkan hasil yang didapat dari keduanya. Hasil yang didapatkan yaitu untuk
fenol saat penambahan 3 tetes FeCl3, perubahan warna dari bening menjadi
kuning kecoklatan. Dan untuk aquades perubahan warna bening menjadi
kuning muda.
Tes Ferri
Klorida (FeCl3) digunakan untuk membedakan senyawa alifatik dengan aromatik.
Penambahan FeCl3 ke dalam fenol (alkohol aromatik) menghasilkan
larutan yang warnanya bervariasi dari hijau hingga ungu, tergantung dari
struktur fenolnya.
Perubahan warna
yang terjadi pada proses percobaan diatas dikarenakan tes
FeCl3 dengan penambahan fenol dan air menghasilan warna kuning, hal
ini disebabkan karena fenol yang bereaksi dengan Fe.
Persamaan
reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu :
C6H6 OH + FeCl3
C6H6 Cl3
+ FeOH
5.
Kesimpulan
dan Saran
5.1
Kesimpulan
Dari percobaan mengenai senyawa
alkohol dan fenol ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
·
Fenol
merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Karena fenol memiliki
anion, dengan muatan negatif yang disebar oleh cincin aromatik.
·
Uji Lucas untuk menetukan penggolongan
alkohol, yaitu alkohol primer, alklohol sekunder dan alkohol tersier.
·
Untuk membedakan alkohol alifatik
dan alkohol aromatik, dapat digunakan tes oksidasi dengan tes Ferri
Klorida (FeCl3).
5.2
Saran
Dalam
praktikum ini bahan-bahan yang dibutuhkan banyak yang tidak tersedia sehingga
mengganggu jalannya percobaan. Bahan-bahan yang tidak tersedia di laboratorium
yaitu seperti sec-butanol, metanol,
etanol, larutan Na-bikromat 1%, brom 2% dalam CCl4. Diharapkan agar bahan-bahan
yang dibutuhkan dalam praktikum dapat tersedia dengan lengkap, sehingga dapat
menunjang proses pembelajaran dengan baik.
6.
Daftar
Pustaka
Fessenden, J, S & Fessenden, R,
J. 1994. Kimia Organik Edisi III
jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia.
Powerbooks : Jakarta.
Kaniawati. 2011. Asam Pikrat.
Universitas Malang : Malang.
Pambayun. 2007. Fenol.
Http://pambayun.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april 2014.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa aksara
: Jakarta.
Sahidin. 2011. Senyawa Alkohol.
Http://sahidin.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april 2014.
Slamet, G. 2005. Alkohol dan
Fenol. Http://slametguntur.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april 2014.
Suminar Achmadi. 1990. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.
LAMPIRAN
A. Pertanyaan
1. Terangkan
mengapa metanol tidak memberikan hasil positif dengan iodoform ?
Jawab :
2. Tuliskan
struktur 2-propanol dan isobutanol serta nyatakan apakah memberikan tes positif
dengan tes iodoform !
Jawab :
3. Tulis rumus
struktur dan isomer (2buah) dari amilalkohol, yang manakah yang memberikan tes
positif dengan tes Lucas, tetapi memberikan tes negatif terhadap tes iodoform.
Apakah perbedaannya antara alkohol dan fenol ?
Jawab :
No comments:
Post a Comment