Sunday 18 September 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL


1.      Tujuan Percobaan    :
·         Mengajarkan tentang senyawa alkohol serta mempelajari sifat kimia dari alkohol itu sendiri.
·         Membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier apabila bereaksi dengan zat lain.

2.      Landasan Teori         :

Alkohol mempunyai ikatan yang mirip air dan terdiri dari molekul
polar. Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida atau eter, yang bobot molekulnya sebanding. Alkohol berbobot rendah larut dalam air, kelarutan ini disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air.
Turunan alkohol terutama digunakan untuk:
1.         Antiseptik pada pembedahan dan pada kulit, misalnya etanol dan isopropylalkohol.
2.         Pengawet, contohnya benzyl alkohol, fenitil alkohol dan klorbutanol.
3.         Mensterilkan udara dalam bentuk aerosol, contohnya etilen glikol, propilenglikol dan trimetilen glikol.
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol atau air. Fenoldengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah antara etanol dan asamasetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah dibandingkan OH, oleh karena itu, fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol dan NaOH dalam air. Reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik.
                                                                                                ( Fessenden,1986 )
            Alkohol dapat dianggap hidrolisis dari alkana, maupun sebagai turunan dari air H-OH. Sebagai turunan dari alkana maupun air, sifat alkohol dapat menyerupai sifat air karena kesamaan gugus fugsi keduanya. Alkohol rantai rendah (C1-C5) mempunyai sifat yang menyerupai sifat air karena gugus hidroksil (-OH) mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya, sedangkan alkohol yang lebih tinggi dari (C6 ke atas) terutama mempunyai sifat alkana, hanya sedikit larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik. Sifat lain dari alkohol dapat di tentukan oleh letak gugus hidroksil pada atom C, yang dikenal sebagai alkohol primer R-OH, alkohol sekunder R``CH-OH dan alkohol tersier R```C-OH.
                                                                                                ( Sahidin dkk, 2011 )
Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang berasal dari buangan industri yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam konsentrasi tertentu senyawa ini dapat memberikan efek yang buruk terhadap manusia, antara lain berupa kerusakan hati dan ginjal, penurunan tekanan darah, pelemahan detak jantung, hingga kematian. Senyawa ini dapat dikatakan aman bagi lingkungan jika konsentrasinya berkisar antara 0,5 – 1,0 mg/l sesuai dengan KEP No. 51/MENLH/ 10/1995 dan ambang batas fenol dalam air baku airminum adalah 0,002 mg/l seperti dinyatakan oleh BAPEDAL.
( Slamet, 2005 )
Fenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarutyang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawatersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya.
( Pambayun, 2007 )
Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus –OH pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat secara langsung tiga buah atom C yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama.
( Ghalib,2010 )
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri, alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia.
( Suminar, 1990 )
Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O­­2 udara dan memberikan zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl­3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10-10.
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) : perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein.
( Riawan, 1990 )
Fenol atau asam karoksilat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Karakteristik fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram / 100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung sama, artinya ia dapat melepaskan ion  H+ dari gugus hidroksilnya.
Fenol didapat melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Rasching, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol merupakan komponen utama pada antiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar dan lainnya).
( Kaniawati, 2011 )
3.      Prosedur Percobaan
3.1  Alat dan Bahan
v  Bahan

·                Etanol
·                Butanol
·                Isoamil alkohol
·                ter-Butanol
·                Iodium dalam KI
·                NaOH 10%
·                Asam asetat glasial
·                Asam sulfat pekat
·                Iso amilalkohol
·                HCl
·                ZnCl2
·                Gliserol
·                CuSO4
·                Fenol
·                Brom 2% dalam CCl4
·                FeCl3
·                Metanol
·                Logam Na
·                Natrium Bikromat 1%
·                KmnO4
·                Indikator PP
·                Air Brom


v  Alat
·                Tabung reaksi
·                Pipet tetes
·                Pemanas air
·                Gelas ukur 25 ml
·                Gelas piala

3.2  Skema Kerja
A.    Alkohol
1.      Tes Iodoform
etanol
butanol
Isoamil alkohol
 


Iodium dalam KI
Dimasukan masing-masing ke dalam satu tabung reaksi.


                                                            Ditambahkan sebanyak 2-3 tetes
NaOH 10%
.
Hasil
Ditambahkan tetes demi tetes sampai warna iodium hilang.

2.      Reaksi Esterifikasi
etanol
butanol
Isoamil alkohol
 


Asam asetat glasial 1 ml
Dimasukan masing-masing ke dalam satu tabung reaksi.


Asam sulfat pekat 0,5 ml
Ditambahkan masing-masing ke dalam tabung reaksi tadi.


Ditambahkan ke dalam tabung dengan hati-hati.
Air 3 ml
Diguncang dan dipanaskan perlahan.


Hasil
                                                         Ditambahkan dan diamati uap yang terjadi.

3.      Tes dengan logam Na
Metanol/etanol 3 ml
 


Logam Na 1 lempeng
                                                                            Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


                                                         Ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
Indikator PP
                                                         Diguncang dan diamati.


Dimasukkan beberapa tetes ke dalam larutan
yang diperoleh.
Hasil
Diamati dan dicatat hasilnya.

4.      Tes Oksidasi
Asam sulfat pekat
 


Na-bikromat 1 % 5 ml
Ditambahkan ke dalam larutan :


Sampel uji 2 tetes
                                                         Dicampurkan dan dikocok dengan baik.


                                                         Ditambahkan dan dipanaskan perlahan.
                                                         Diamati perubahan warna larutan.
Hasil
Dilakukan tes ini untuk : etanol, Isoamil alkohol, dan ter-butanol.


5.      Tes Lucas
   Sampel alkohol 0,5 ml
 


   Pereaksi Lucas 3 ml
                                                                            Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


Ditambahkan dengan cepat ke dalam tabung reaksi pada suhu 26-27oC.
Ditutup tabung, dikocok dan didinginkan amati setelah 5 menit dan 1 jam.
Dicatat waktu selama reaksi berlangsung dengan terlihatnya larutan menyerupai awan.
Dilakukan tes kedua jika hasilnya positif dengan menggunakan HCl pekat.
Diamati hasilnya.
Hasil
 



                                                     
4.      Hasil dan Pembahasan
4.1  Data Pengamatan
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Tes Iodoform
·  etanol, butanol, isoamil alkohol + 3 tetes Iodium dalam KI + NaOH 10%
Ø Sebelum penambahan NaOH dan setelah penambahan Iodium.

Ø Setelah penambahan NaOH




Ø Etanol : warna kuning
Ø Butanol : keruh dan ada gelembung
Ø Isoamil alkohol : warna larutan kuning muda
Ø Etanol : Penambahan 5 tetes NaOH, warana kuning dari iodiumnya hilang.
Ø Butanol : Penambahan 20 tetes, terdapat dua lapisan ditengah ada gelembung.
Ø Isoamilalkohol : penambahan 20 tetes, warana iodium hilang terdapat dua lapisan.
2.
Tes Esterifikasi
·  Etanol, butanol, isoamil alkohol + 1 ml asam asetat glasial + 0,5 asam sulfat pekat + 3 ml air
Ø Sebelum dipanaskan


Ø Setelah dipanaskan





Ø Etanol : bening
Ø Butanol : bening
Ø Isoamil alkohol : bening
Ø Etanol : larutan tetap bening, terdapat gelembung. Ketika ditambah air, terbentuk dua lapisan yang bening, lapisan atas merupakan ester yang beraroma pisang.
Ø Butanol : Lapisan berubah warna coklat kehitaman dan terdapat gas. Setelah ditambah air, terdapat tiga lapisan atas berwarna merah yang merupakan ester beraroma balon tiup.
Ø Isoamil alkohol : sebelum ditambah air, lapisan berwarna coklat kemerahan dengan adanya gas. Ketika penambahan air, terdapat 3 lapisan dengan aroma apel.
3.
Tes Lucas
Ø Setelah 5 menit


Ø Setelah 1 jam

Ø Butanol : larutan bening
Ø Tersier : larutan keruh
Ø Isoamil alkohol : larutan bening
Ø Butanol : larutan keruh
Ø Tersier : terdapat dua lapisan yang dibawah keruh dan atas bening ada gelembung.
Ø Isoamil alkohol : larutan keruh

4.
Membedakan monoalkohol dan polialkohol
·  1 ml etanol, gliserol + 3 tetes CuSO4 5% dan NaOH 10%



Ø Gliserol : ketika ditambahkan 5 tetes aquades, ada kristal tetapi hilang setelah diguncang. Ditambah CuSO4 dan NaOH larutan berwarna kuning dan beraroma pepermint. Tetapi sebelumnya terjadi tiga pergantian warna dari warna biru berubah menjadi hijau lumut dan ketika diguncang berwarna kuning pekat.
Ø Etanol : ditambah sekitar 5 tets air. Dan ketika ditambah CuSO4 dan NaOH berwarna biru.
5.
Fenol
Tes dengan FeCl3
·  1 ml fenol, aquades + FeCl3 2,5%


Ø Fenol : saat penambahan 3 tetes FeCl3, perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan.
Ø Aquades : perubahan warna bening menjadi kuning muda.

4.2  Pembahasan

       Alkohol merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer dan rumus molekulnya secara umum dapat dituliskan sebagai R-OH, dengan R-adalah gugus alkil dan gugus hidroksi,-OH, sebagai gugus fungsi. Fenol mempunyai struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan A-(sebagai aril) maka rumus fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Alkohol terbagi atas 3 golongan yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.

          Percobaan pertama yang dilakukan yaitu tes iodoform pada sampel alkohol. Seperti judulnya uji ini dilakukan dengan menggunakan reagen iodoform untuk proses reaksinya. Hasil yang diperoleh sebelum penambahan NaOH dan setelah penambahan Iodium yaitu etanol berwarna kuning, butanol larutan keruh dan ada gelembung dan isoamil alkohol warna larutan kuning muda. Sedangkan setelah penambahan NaOH mendapatkan hasil yaitu untuk etanol setelah penambahan 5 tetes NaOH, warana kuning dari iodiumnya hilang, pada butanol setelah penambahan 20 tetes, terdapat dua lapisan ditengah ada gelembung dan pada isoamilalkohol setelah penambahan 20 tetes, warana iodium hilang terdapat dua lapisan. Hasil yang demikian dapat terjadi karena senyawa yang mengandung salah satu dari gugus –I-CH3 dan OH-CH3 akan bereaksi dengan I2 dalam NaOH akan memberikan endapan kuning iodoform. Reaksi ini adalah reaksi terhadap test. Sedangkan warna kuning yang menghilang, hal itu disebabkan karena iodium yang terdapat dalam campuran larutan tersebut larut setelah penambahan NaOH.
Persamaan reaksi untuk percobaan ini adalah.
RCH(OH)CH3 + 4 I2 + 6 NaOH --------->>   RCOONa + 5 NaI +5 H2O + CHI3
Menurut literatur pada uji iodoform positif untuk alkohol primer dan alkohol sekunder sedangkan negatif untuk alkohol tersier. Uji iodoform reaksi antara  sampel alkohol  dengan iodin akan membentuk larutan berwarna kuning. Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan alkil halida. Berarti pada setiap sampel alkohol mengandung iodoform.

          Percobaan kedua yaitu mengenai reaksi esterifikasi yang masih melibatkan senyawa-senyawa alkohol yang digunakan.  Pada percobaan reaksi esterifikasi ini dilakukan proses pemanasan didalamnya. Proses pemanasan ini bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan mendidihkan campuran, lalu mengkondensasi uap dengan pendingin  air . Hasil yang didapat dari percobaan ini yaitu pada sampel sebelum dipanaskan larutan etanol bening, butanol bening dan juga isoamil alkohol bening. Sedangkan setelah proses pemanasan hasil yang diperoleh yaitu untuk etanol  larutan tetap bening, terdapat gelembung. Ketika ditambah air, terbentuk dua lapisan yang bening, lapisan atas merupakan ester yang beraroma pisang. Untuk butanol lapisan berubah warna coklat kehitaman dan terdapat gas. Setelah ditambah air, terdapat tiga lapisan atas berwarna merah yang merupakan ester beraroma balon tiup. Dan untuk isoamil alkohol sebelum ditambah air, lapisan berwarna coklat kemerahan dengan adanya gas. Ketika penambahan air, terdapat 3 lapisan dengan aroma apel.
Terdapat perbedaan hasil yang praktikan dapatkan dengan hasil pada literatur misalnya pada etanol yang beraroma pisang menurut praktikan sedangkan dari literatur aroma dari reaksi etanol tersebut bearoma balon tiup. Hal ini terjadi disebabkan dalam praktikum kemungkinan praktikan salah dalam menafsirkan aroma yang ada.

          Percobaan yang ketiga yaitu tes dengan logam Na, tetapi tes ini tidak dilakukan praktikan dikarenakan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini tidak tersedia. Sehingga praktikan hanya mengambil literatur yang ada mengenai percobaan ini.
Menurut literatur pada uji ini akan bernilai positif jika alkohol dan fenol bereaksi menghasilkan gas H2. Pada pengujian pada alkohol primer menghasilkan banyak gelembung gas H2. Sedangkan untuk alkohol sekunder dan alkohol tersier menghasilkan gelembung relatif sedikit dibandingkan yang terjadi pada alkohol primer.
Reaksi antara natrium dan etanol
Sebuah lempeng kecil dari natrium yang dimasukkan ke dalam etanol akan bereaksi stabil menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen dan membentuk larutan natrium etoksida yang tidak berwarna, CH3CH2ONa. Natrium etoksida juga dikenal sebagai alkoksida.
Jika larutan diuapkan sampai kering, maka natrium etoksida akan tertinggal sebagai sebuah padatan putih.
Walaupun jika dilihat sekilas tampak sebagai sebuah reaksi yang baru dan cukup rumit, namun sebenarnya reaksi ini sama persis dengan reaksi antara natrium dan air (kecuali reaksinya yang berlangsung lebih cepat).

            Percobaan yang keempat yaitu mengenai tes oksidasi, tes ini juga tidak dilakukan karena bahan yang dibutuhkan tidak tersedia di laboratorium. Sehingga praktikan hanya mengambil literatur mengenai tes oksidasi ini.
Menurut literatur pada tes oksidasi, sampel ditambah Na.Bikarbonat dan H2SO4 menghasilkan warna larutan orange coklat bagi sampel etanol, terbentuk 2 lapisan bagi sampel sec-butanol, lapisan pertama berwarna hijau dan lapisan ke dua berwarna coklat. Hal ini terjadi disebabkan karena alkohol mengalami proses oksidasi. Oksidasi terkendali dari alkohol primer menghasilkan aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
Reaksinya :
                                                                              O
CH2 + C – H               H2SO4                 CH2 – C – H 
            H etanol                            etanol (asetat dehida)

           OH                       H2SO4                             O
CH3 – C – CH2 – CH3            CH3 – C – CH2 – CH3 (sec-butanol)  
            H

          Selanjutnya percobaan dilakukan untuk uji Lucas. Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan larutan Lucas yang telah dibuat terlebih dahulu dengan mencampurkan 340 gram ZnCl2 kering dan larutan HCl pekat 230 ml dingin. Percobaan ini bertujuan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Pereaksi lucas ini harus dibuat sebelum melakukan percobaan dikarenakan pereaksi ini bersifat mudah menguap sehingga jika telah dibuat sebelum melakukan percobaan dikhawatirkan pereaksi ini tidak memberikan hasil yang maksimal.
Percobaan ini dilakukan dalam waktu percobaan yaitu selama 5 menit dan 1 jam. Hal ini dilakukan agar dapat melakukan perbandingan hasil yang didapatkan selama waktu tersebut.
Hasil yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan ini adalah pada waktu 5 menit, pada butanol warna larutan bening, tersier larutan keruh, dan isoamil alkohol larutan bening. Sedangkan untuk waktu satu jam butanol larutan keruh, tersier terdapat dua lapisan yang dibawah keruh dan atas bening ada gelembung dan isoamil alkohol larutan keruh. Dapat terlihat bahwa terjadi perubahan keadaan larutan selama kedua waktu tersebut.
Menurut literatur yang didapat, Alcohol primer dan sekunder akan bereaksi dan membentuk larutan berwarna hijau, sementara alcohol tersier tidak bereaksi. Saat pertama kali pereaksi Lucas campuran memebentuk fase homogen tunggal. Konsentrasi larutan HCl sangat polar cocok dengan alkohol yang bersifat polar. Kompleks HCl terurai/terlarut. Hal ini menandakan bahwa suatu bagian dari alkohol sudah bereaksi untuk membentuk alkil halida. Halida bersifat non polar sehingga terpisah yang disebut sebagai fase kedua. Uji Lucas mengakibatkan penambahan pereaksi Lucas pada alkohol tak dikenal lalu melihatnya untuk beberapa saat. Alkohol tersier bereaksi dengan cepat ditandai dengan terbentuknya kabut di atas larutan. Dari hasil pengamatan yang ada tidak menunjukkan hasil yang sama, maka kemungkinan ada kesalahan atau kecerobohan ketika praktikum ini sedang berlangsung yang menyebabkan munculnya hasil yang tidak sesuai. Pada percobaan ini juga seharusnya praktikan mengamati kecepatan dari masing-masing larutan bereaksi bukan hanya mengamati perubahan akhir yang terjadi.

          Percobaan terakhir yang dilakukan untuk alkohol adalah membedakan mono alkohol dan polialkohol. Disini digunakan sampel berupa etanol dan gliserol yang akan dibandingkan hasil dari keduanya saat ditambahkan CuSO4 5% dan NaOH 10%. Hasil yang diperoleh yaitu pada gliserol ketika ditambahkan 5 tetes aquades, ada kristal tetapi hilang setelah diguncang. Ditambah CuSO4 dan NaOH larutan berwarna kuning dan beraroma pepermint. Tetapi sebelumnya terjadi tiga pergantian warna dari warna biru berubah menjadi hijau lumut dan ketika diguncang berwarna kuning pekat. Dan pada etanol saat ditambah sekitar 5 tetes air. Dan ketika ditambah CuSO4 dan NaOH berwarna biru.
Persamaan reaksi untuk percobaan ini adalah :
C2H5OH + CuSO4 + NaOH               (C2H5O Cu Na ) + H2O    (etanol)
C3H503 + CuSO4 + NaOH                  (C3H5 O Cu Na)2 . 3H2O (gliserol)
          Untuk uji fenol yaitu dilakukan dengan tes FeCl3. Tes ini dilakukan pada fenol dan air yang akan dibandingkan hasil yang didapat dari keduanya. Hasil yang didapatkan yaitu untuk fenol saat penambahan 3 tetes FeCl3, perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan. Dan untuk aquades perubahan warna bening menjadi kuning muda.
Tes Ferri Klorida (FeCl3) digunakan untuk membedakan senyawa alifatik dengan aromatik. Penambahan FeCl3 ke dalam fenol (alkohol aromatik) menghasilkan larutan yang warnanya bervariasi dari hijau hingga ungu, tergantung dari struktur fenolnya.
Perubahan warna yang terjadi pada proses percobaan diatas dikarenakan tes FeCl3 dengan penambahan fenol dan air menghasilan warna kuning, hal ini disebabkan karena fenol yang bereaksi dengan Fe.
Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu :
C6H6 OH + FeCl3           C6H6 Cl3 + FeOH
























5.      Kesimpulan dan Saran

5.1  Kesimpulan
          Dari percobaan mengenai senyawa alkohol dan fenol ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
·  Fenol merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Karena fenol memiliki anion, dengan muatan negatif yang disebar oleh cincin aromatik.
·   Uji Lucas untuk menetukan penggolongan alkohol, yaitu alkohol primer, alklohol sekunder dan alkohol tersier.
·   Untuk membedakan alkohol alifatik dan alkohol aromatik, dapat digunakan tes oksidasi dengan tes Ferri Klorida (FeCl3).



5.2  Saran
Dalam praktikum ini bahan-bahan yang dibutuhkan banyak yang tidak tersedia sehingga mengganggu jalannya percobaan. Bahan-bahan yang tidak tersedia di laboratorium yaitu seperti sec-butanol,  metanol, etanol, larutan Na-bikromat 1%, brom 2% dalam CCl4. Diharapkan agar bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum dapat tersedia dengan lengkap, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran dengan baik.










6.      Daftar Pustaka

Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia Organik Edisi III jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Powerbooks : Jakarta.
Kaniawati. 2011. Asam Pikrat. Universitas Malang : Malang.
Pambayun. 2007. Fenol. Http://pambayun.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april 2014.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa aksara : Jakarta.
Sahidin. 2011. Senyawa Alkohol. Http://sahidin.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april 2014.
Slamet, G. 2005. Alkohol dan Fenol. Http://slametguntur.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april 2014.
Suminar Achmadi. 1990. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.


















LAMPIRAN
A.    Pertanyaan

1.    Terangkan mengapa metanol tidak memberikan hasil positif dengan iodoform ?
Jawab :



2.    Tuliskan struktur 2-propanol dan isobutanol serta nyatakan apakah memberikan tes positif dengan tes iodoform !
Jawab :

3.    Tulis rumus struktur dan isomer (2buah) dari amilalkohol, yang manakah yang memberikan tes positif dengan tes Lucas, tetapi memberikan tes negatif terhadap tes iodoform. Apakah perbedaannya antara alkohol dan fenol ?
Jawab :

No comments:

Post a Comment