LAPORAN PRAKTIKUM
ISOMER GEOMETRI
I.
Tujuan
a)
Mengetahui
isomer geometri
b)
memahami
prinsip dasar isomer ruang khususnya isomer geometri serta memahami perbedaan
sifat fisik antara senyawa yang berisomer cis dan trans
II.
Landasan teori
Isomer
geometri adalah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus di
dalam ruang. Isomer geometri sering juga disebut dengan isomer cis-trans.
Isomeri ini tidak tidak reddapat pada kompleks dengan strruktur linear,
trigonal planar, atau tetrahedral, tetapi umum terdapat pada kompleks planar
segiempat dan oktahedral. Kompleks yang mempunyai isomer hanya kompleks-komplek
yang bereaksi sangat lambat dan kompleks yang inert. Ini disebabkan karena
kompleks-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil,
sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil
(Syabatini, 2009 )
Pada
beberapa senyawa kompleks koordinasi, ikatan kovalen menimbulkan kemungkinan
terbentuknya senyawa-senyawa isomer, karena ligan terikat dalam ruangan sekitar
ion logam pusat. Yang dimaksud dengan senyawa isomer adalah molekul-molekul
atau ion-ion yang mempunyai susunan atom yang sama sehingga bangun dan
sifat-sifatnya berbeda. Ada dua keisomeran yang lazim dijumpai pada senyawa
kompleks koordinasi yaitu keisomeran cis-trans dan keisomeran optic.
Keisomeran
cis-trans terjadi pada beberpa senyawa kompleks yang mempunyai bilangan
koordinasi 4, 5, dan 6. Tetapi untuk bilangan koordinasi 4, keisomeran hanya
terjadi pada bangun bersisi empat ligan-ligan sama jaraknya ke logam pusat. Misalnya,
senyawa kompleks platina (II), [Pb(NH3)2¬Cl2], mempunyai dua senyawa isomer
yang berbeda kelarutan, warna dan sifat-sifat lainnya
Kompleks kobalt (III) etilendiamin,
[Co(en)2Br2]Br. Senyawa kompleks ini merupakan/mempunyai
dua isomer, yaitu dextro (d) dan levo (l),
(Rivai,
1994)
Werner
mengemukakan bahwa jika kompleks logam koordinat empat tipe [MA2B2]
memiliki isomer geometri, misalnya isomer cis dan trans, maka dapat disimpulkan
bahwa kompleks itu bujur sangkar. Kompleks ini tidak mungkin berbentuk
tetrahedral karena bentuk tetrahedral tidak memiliki isomer geometri
(Ramlawati, 2005)
Tipe
isomer ruang dimana 2 senyawa berbeda dalam hal kedudukan relatif 2 gugus
terikat disekitar ikatan rangkapnya. Sebagai contoh adalah asam fumarat dan
asam maleat. Pada asam fumarat, kedua gugusnya yaitu gugus –COOH dan gugus –H
terletak pada sisi ikatan rangkap yang sama (disebut bentuk cis) sementara pada
asam maleat kedua gugus tersebut terletak pada sisi ikatan rangkap yang
berlawanan (disebut bentuk trans). Isomer geometris disebut juga isomer
Cis-trans. Contoh lainnya adalah senyawa 1,2-dikloroetena.
Titik
leleh asam maleat lebih rendah dari pada asam fumarat karena pada asam maleat.
Hal ini menandakan adanya perbedaan sifat fisik antara senyawa berisomer cis
dan trans. Senyawa berisomer Cis memiliki titik leleh lebih kecil karena adanya
tolakan antara dua gugus karboksilat yang bersebelahan mengakibatkan senyawa
ini kurang stabil
(Mulyono, 2005)
Campuran
kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampurkan
komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan perbedaan
kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer tersebut dapat
dipisahkan. Sebgaia contoh kalium dioksalatodiakuokromat (III) dapat
dikristalkan secara perlahan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung
campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan, kesetimbangan bentuk cis dan
trans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain
itu, pemisahan isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara
mengatur kondisi larutan sedemikian
rupa sehingga kelarutan kompleks cis dan trans berbeda. Misalnya kompleks
cis-diklorobis (trietilstibin) palladium dapat dikristalkan dalam larutan
benzene meskipun dalam larutan hanya ada sekitar 6 % bentuk cis .
(Tim Dosen
Kimia Anorganik, 2010)
Isomer geometri adalah isomer
yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus didalam ruang an.
Isomer geometri sering juga disebut dengan isomer cis-trans. Isomeri ini tidak
tidak reddapat pada kompleks dengan strruktur linear, trigonal planar, atau
tetrahedral, tetapi umum terdapat pada kompleks planar segiempat dan
oktahedral.
Kompleks yang mempunyai isomer hanya
kompleks-komplek yang bereaksi sangat lambat dan kompleks yang inert. Ini
disebabkan karena kompleks-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau
kompleks-kompleks yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer
yang stabil.
Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi,
ikatan kovalen menimbulkan kemungkinan terbentuknya senyawa-senyawa isomer,
karena ligan terikat dalam ruangan sekitar ion logam pusat. Yang dimaksud
dengan senyawa isomer adalah molekul-molekul atau ion-ion yang mempunyai
susunan atom yang sama sehingga bangun dan sifat-sifatnya berbeda. Ada dua
keisomeran yang lazim dijumpai pada senyawa kompleks koordinasi yaitu
keisomeran cis-trans dan keisomeran optik.
(Tim kimia
organic,2014:26)
III.
Prosedur percobaan
3.1 Alat
dan Bahan
a.
Alat
Ø
Erlenmeyer 125ml
Ø
Pembakar Bunsen
Ø
Corong buchner
Ø
Labu bulat 400ml
Ø
Alat penentuan titik leleh
b.
Bahan
Ø
Kertas saring
Ø
Anhidrat meleat
Ø
HCl pekat
3.2 skema
kerja
dimasukkan
ke Erlenmeyer
dididihkan
ditambahkan
didinginkan
dikumpulkan
asam meleat diatas corong Buchner
dikeringkan
ditentukan
titik lelehnya
dimasukkan
ke labu bundar 100 ml
ditambahkan
10 menit
didinginkan pada suhu kamar
dikumpulkan asam fumarat dalam corong.
IV.
Hasil
dan pembahasan
4.1
data
pengamatan
a.
anhidrat maleat dimasukkan + 20
ml aquades yang dipanaskan
b.
saat proses pendinginan
c.
|
|
4.2
pembahasan
Isomer geometri adalah isomer yang disebabkan oleh
perbedaan letak atau gugus didalam ruang an. Isomer geometri
sering juga disebut dengan isomer cis-trans. Isomeri ini tidak tidak
reddapat pada kompleks dengan strruktur linear, trigonal planar, atau
tetrahedral, tetapi umum terdapat pada kompleks planar segiempat dan octahedral
Tata
letak atau susunan atom-atom dalam suatu senyawa sangat mempengaruhi sifat
fisika maupun kimia dari senyawa. Hal ini dapat dilihat dari asam maleat dan
fumarat yang memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia padahal memiliki rumus
molekul yang sama yaitu HO2CCH=CHCO2H.
Asam maleat dan fumarat merupakan isomer cis dan trans dari asam butendioat.
Pada umumnya, senyawa yang berada pada posisi trans lebih banyak ditemukan
dalam sistem kesetimbangan dan merupakan senyawa yang lebih stabil dari isomer pada posisi cis.
Pada
percobaan ini asam maleat diubah menjadi asam fumarat
Perubahan
isomer dari yang satu ke yang lainnya dapat berlangsung melalui senyawa antara
yang bersifat ion atau radikal bebas. Begitu pula dengan asam maleat (posisi
cis) yang dapat mengalami isomerisasi menjadi asam fumarat (posisi trans) yang
lebih stabil dengan cara ditambahkan asam klorida dan direfluks. Asam fumarat
memiliki kelarutan yang lebih rendah dalam air dibandingkan dengan asam maleat
sehingga mudah mengkristal selama proses refluks berlangsung.
Pada percobaan pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat
digunakan anhidrida maleat sebagai bahan utama. Ketika anhidrida maleat akan
dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi 4 ml aquades yang sedang di didihkan
harus dilakukan dengan cepat tapi hati – hati, karena jika terlalu lama
memasukkan anhidrida maleat ke erlenmeyer kemungkinan besar aquadesnya
telah habis menjadi uap. Aquades digunakan sebagai pelarut dapat mempermudah
terjadinya pembukaan ikatan pada senyawa siklik dari anhidrida maleat dan
terbentuknya karbokation. Berikut mekanisme reaksinya
Percobaan
pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat ini bertujuan untuk memahami
prinsip dasar isomer ruang khususnya isomer geometri serta memahami perbedaan
sifat fisik antara senyawa yang berisomer cis dan trans. Dalam hal ini senyawa
yang berisomer cis dan trans adalah asam maleat dan asam fumarat. Prinsip dari
percobaan ini adalah reaksi adisi-eliminsi, yaitu memutuskan ikatan phi dengan
reaksi adisi dan kemudian membentuk kembali dengan menggunakan reaksi
eliminasi. Metode yang digunakan yaitu metode refluks ( yaitu Proses pendidihan
atau pendestilasian dengan kolom fraksionasi sehingga uap yang terbentuk berkondensasi
dan mengalir lagi kebawah akibatnya terjadi proses alir balik dan proses ini
berlaku kontinyu), selain itu juga menggunakan metode kristalisasi (pemisahan
endapan dari larutan berdasarkan perbedaan kelarutan), dan metode
rekristalisasi (pemurnian Kristal dari larutan pengotor).
Asam
maleat dan asam fumarat memiliki rumus molekul yang sama, yaitu HOOCCHHCHCOOH
tetapi memiliki susunan yang berbeda dalam ruang. Isomer geometri adalah isomer
yang diakibatkan oleh ketegaran dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua
kelas senyawa, yaitu alkena dan senyawa siklik. Asam-asam maleat mempunyai
struktur cis sedangkan asam fumarat mempunyai struktur trans
Adapun beberapa sifat fisika dari asam maleat dan fumarat
adalah sebagai berikut:
Senyawa
|
Mr
|
Kelarutan dalam 100 g air
|
Titik leleh(oC)
|
|
Pada 100oC
|
Pada 20oC
|
|||
Asam maleat
|
116,03
|
400
|
79
|
130,5
|
Asam fumarat
|
116,03
|
9,8
|
0,7
|
302
|
a) Asam
maleat
Asam
maleat merupakan asam-cis-butendioat atau disebut juga asam toksilat, merupakan
senyawa dikarboksilat. Dalam senyawa ini, terdapat gugus etilena yang berikatan
dengan dua gugus asam karboksilat. Asam maleat dapat membentuk ikatan hidrogen
intramolekuler, hal ini dapat menyebabkan keasaman dari asam maleat lebih
tinggi dari asam fumarat dan kelarutan dalam air yang berhubungan dengan
kepolaran asam maleat lebih tinggi dari asam fumarat. Namun dengan adanya
ikatan intramolekuler tersebut menyebabkan titik leleh dari asam maleat lebih
rendah dari asam fumarat.Sumber utama asam maleat adalah anhidrida maleat yang
dihasilkan secara komersil melalui oksidasi benzene
b) Asam
fumarat
Asam fumarat merupakan asam-trans-butendioat. Asam fumarat
berupa kristal berwarna putih. Titik leleh dari asam fumarat cukup tinggi, dan
jika dibandingkan dengan isomer strukturnya yaitu asam maleat, titik leleh asam
fumarat jauh lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena asam fumarat dapat
membentuk ikatan hidrogen antarmolekulnya, sehingga dibutuhkan energi yang
cukup besar untuk merusak ikatan tersebut sehingga asam fumarat dapat meleleh. Asam
maleat merupakan asam yang lebih lemah dari asam maleat dengan Ka sebesar 9,6 x
10-6. Jauh lebih lemah dari asam maleat yang memiliki Ka sebesar 10-2.
Proses yang pertama adalah perubahan maleat anhidrid menjadi
asam maleat. Digunakan maleat anhidrid karena lebih stabil dari pada asamnya,
yang disebabkan oleh kebebasan maleat anhidrid untuk bergerak dari pada asm
maleat yang kaku (ada ikatan phi-nya). Maleat anhidrid terdiri dari 2 molekul
asam maleat yang tidak mengandung air. Sehingga untuk merubahnya menjadi asam
maleat diperlukan hidrolisis pada suhu tinggi
Untuk
memecah anhirid maleat diperlukan energy yang besar untuk memutus ikatan C-O
sehingga reaksi dilakukan pada suhu yang tinggi. Oleh karena itu aquadest (yang
bertujuan untuk menghidrolisis/memcah anhidrid maleat menjadi asam maleat) yang
akan ditambahkan dalam keadaan panas. Suhu tinggi (pemanasan aquadet) ini
dimaksudkan untuk memutuskan ikatan C-O, selain itu aquadest dipanaskan supaya
anhidrid maleat mudah larut. Setelah anhidrid maleat larut dalam air, larutan
ini didinginkan dalam air es sampai asam maleat yang terbentuk mengendap
sempuna. Proses pendinginan tersebut bertujuan untuk proses kristalisasi dengan
menurunkan kelarutan produk asam maleat. Perubahan suhu yang terjadi dapat
mempengaruhi struktur morfologi Kristal, baik pada bentk maupun ukurannya. Jika
perubahan suhunya sangat besar, Kristal yang terbentuk berukuran besar. Namun
jika perubahan suhunya tidak begitu besar dibutuhkan waktu yang lama untuk
membentuk Kristal dan Kristal yang terbentuk lebih kecil dan halus. Karena
perubahan suhu yang besar ini akan menyebabkan daya larut dari suatu larutan
akan semakin kecil, dengan semakin kecilnya daya larut suatu laruatan maka
larutan tersebut akan semakin cepat untuk membentuk Kristal.
Setelah lautan tersebut membentuk endapan, kemudian disaring
dengan tujuan untuk memisahkan endapan asam maleat dari hasil larutan
hidrolisisis anhidrid maleat
Filtrate
hasil penyaringan akan diproses lebih lanjut untuk pembuatan asam fumarat dengan
menggunakan reaksi adisi dan elimiasi.
1.
Reaksi Adisi
Pada tahap ini, filtrate hasil
penyaringan yang berupa larutan asam maleat ditambah dengan HCl pekat. HCl
berfungsi untuk mengadisi ikatan rangkap C=C pada asam maleat. Reaksi ini
merupakan reaksi adisi elektofilik karena serangan awal dilakukan oleh sebuah
elektrofil. Reaksi adisi ini menghasilkan ikatan tunggal C-C yang mudah
berotasi sehingga terjadi perubahan letak gugus-gugus yang terikat pada dua
atom C tersebut. Molekul ini dapat mengalami rotasi karena gugus-gugusnya hanya
terikat oleh ikatan sigma, bukan ikatan rangkap (ikatan phi), sehingga brntuk
keseluruhan sebuah molekul selalu berubah berkesinambungan. Sebuah molekul
bukanlah partikel static yang berdiam diri, melainkan bergerak, memutar dan
membengkokkan diri. Hal inilah yang menyebabkan molekul cenderung untuk
berotasi. Akibat rotasi ini, gugus karbonil yang pada awalnya terletak pada
satu sisi (cis) berubah menjadi saling berseberangan (isomer trans).
Setelah ditambah dengan HCl, larutan direfluks. Proses
refluks bertujuan untuk mempercepat reaksi adisi, karena untuk memecah ikatan
phi (ikatan rangkap) menjadi ikatan sigma (ikatan tunggal) karbon-karbon
membutuhkan energy yang tinggi dan energy ini tidak tersedia untuk molekul pada
temperature kamar, sehingga pendidihan pada proses refluks ini dapat
menyediakan energy bagi molekul untuk memecahkan ikatan phi (ikatan rangkap).mekanisme
reaksinya:
2.
Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi bertujuan untuk
membentuk kembali ikatan rangkap karbon-karbon sehingga bisa terbentuk asam
fumarat. Reaksi eliminasi yang terjadi merupakan reaksi eliminasi pertama (E1)
karena berlangsung lewat zat antara karbokation
Br =
gugus pergi (umumnya halida atau tosilat)
Setelah direfluks, larutan
didinginkan, dengan tujuan untuk pendinginan tersebut bertujuan untuk proses
kristalisasi dengan menurunkan kelarutan produk asam fumarat. Setelah lautan
tersebut membentuk endapan, kemudian disaring dengan tujuan untuk memisahkan
endapan asam fumarat dari larutan.
Titik leleh asam maleat lebih rendah
dari pada asam fumarat karena pada asam maleat. Hal ini menandakan adanya
perbedaan sifat fisik antara senyawa berisomer cis dan trans. Senyawa berisomer
Cis memiliki titik leleh lebih kecil karena adanya tolakan antara dua gugus
karboksilat yang bersebelahan mengakibatkan senyawa ini kurang stabil.
Sedangkan senyawa yang berisomer trans memiliki tolakan yang lebih kecil
sehingga senyawanya relative stabil. Dengan demikian titik leleh asam fumarat
lebih tinggi dari pada asam maleat
V.
Penutup
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
literatur yang telah di peroleh,maka
dapat disimpulkan sebgai berikut:
a) Isomer
geometri adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus didalam
ruang an.
Isomer geometri sering juga disebut dengan isomer cis-trans. Isomeri ini tidak
tidak reddapat pada kompleks dengan strruktur linear, trigonal planar, atau
tetrahedral, tetapi umum terdapat pada kompleks planar segiempat dan octahedral
b) Prinsip dari percobaan ini adalah
reaksi adisi-eliminsi, yaitu memutuskan ikatan phi dengan reaksi adisi dan
kemudian membentuk kembali dengan menggunakan reaksi eliminasi.Dalam hal ini
senyawa yang berisomer cis dan trans adalah asam maleat dan asam fumarat.
Senyawa berisomer Cis memiliki titik leleh lebih kecil
karena adanya tolakan antara dua gugus karboksilat yang bersebelahan
mengakibatkan senyawa ini kurang stabil. Sedangkan senyawa yang berisomer trans
memiliki tolakan yang lebih kecil sehingga senyawanya relative stabil
5.2
saran
pada percobaan ini tidak dilakukan secara langsung
oleh praktikan.namun praktikan mencari materi tersebut di
literature.sebaiknya,percobaan ini dilakukan supaya praktikan lebih dapat
memahami materi yang di praktikumkan
VI.
Daftar
pustaka
Mulyono.
2005. Kamus Kimia. Jakarta :
Erlangga.
Ramlawati.
2005. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik.
Makassar : Jurusan Kimia, FMIPA, UNM.
Rivai,
Harizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia.
Jakarta : UI-Press.
Syabatini,
Annisa. 2009. Pembuatan Cis dan Trans Kalium Dioksalatodiakuokromat.diakses
tanggal 26 mei 2014
http://annisafushie.
wordpress.com/2009/11/25/Pembuatan-cis-dan-trans-kalium-dioksalatodiakuokromat.html
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar : Laboratorium Kimia,
FMIPA, UNM
Tim
kimia organic.2014.penuntun praktikum
kimia organic.jambi:universitas jambi
No comments:
Post a Comment