LAPORAN
PRAKTIKUM
PERCOBAAN 12
“IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita banyak sekali
menemukan bahan ataupun senyawa kimia yang diaplikasikan akan tetapi kita tidak
mengetahui apakah yang terkandung dalan bahan dan senyawa tersebut. Bahan –
bahan kimia banyak terdapat pada obat – obatan, sabun, sumber energi kimia, dan
lain sebagainya.
Gugus fungsi adalah gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan jarak yang berjauhan, maka senyawa itu akan mempunyai sifat-sifat atau karakteristik dari masing-masing gugus fungsi, namun apabila letak kedua gugus fungsi tersebut berdekatan maka gugus fungsi itu akan saling berinteraksi sehingga akan memberikan sifat-sifat khusus pada senyawa yang
bersangkutan yaitu akan memiliki sifat hasil gabungan dari kedua gugus yang diikatnya.
Struktur dan reaksi
yang menyangkut gugus fungsi paling penting dalam kimia organic, yaitu gugus
karbonil (C=O). Gugus ini dimiliki oleh golongan senyawa
aldehid, keton, asam karboksilat, ester dan turunan lainnya. Senyawa ini
penting dalam banyak proses biologi dan sering merupakan mata niaga penting
pula.
Keton mempunyai dua
gugus fungsi (Aril) yang terlihat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida
mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbon
karbonilnya.Aldehida dan keton lazim terdapat dalam makhluk hidup. Gula
ribosa dan hormon betina progesteron merupakan 2 contoh
aldehid dan keton yang penting secara biologis. Keton
sering digunakan pada parfum dan cat untuk menstabilisasi ramuan lainnya sehingga tidak berdegradasi dengan
cepat. Kegunaan lainnya adalah sebagai pelarut dan
zat antara dalam industri kimia.
Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu
(atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion H+. Banyak ester memiliki bau seperti bau
buah-buahan, sehingga banyak senyawanya dijadikan perasa dan aroma buatan.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka dilakukan percobaan ini untuk mengamati berbagai
reaksi terhadap gugus fungsi dan mengenal bagaimana sifat fisis maupun kimia
dari masing-masing gugus fungsi, serta mengetahui apa saja ciri khas dari
masing-masing senyawa yang direaksikan, seperti apakah benar senyawa ester itu
memiliki aroma yang khassepertiwangi-wangian.
1.2.
Tujuan
1.
Dapat
mengenali sifat fisis dan kimia alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, halida,
senyawa nitro, dan ester.
2.
Dapat melakukan uji yang khas untuk gugus
fungsi.
1.3. Pertanyaan Pra Praktek
1.
Bagaimana membedakan
alkohol dengan hidrokarbon yaitu ?
Alkohol
- Mudah
larut dalam Air
- Titik
didih Relatif lebih tinggi
- Bereaksi
dengan logam Na
- Bereaksi
dengan KCl3
|
Hidrokarbon
- Terdiri
dari atom C dan H
- Tidak
mudah Larut dalam air
|
2. Mengapa
Alkohol Mempunyai sifat diantara hidrokarbon dan air ?
Karena gugus Fungsi alkohol menggunakan
gugus OH, yang merupakan ikatan hidrogen dan didalam karbon dapat atom C dan H.
3.
a). Bagaimana
cara membuat ester di laboratorium ?
Mereaksikan asam karboksilat dan
alkohol serta sedikit asam sulfat pekat.
Contoh :
As. Asetat + etanol etil asetat + air
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
b). Bagaimana cara membuat asam
karboksilat di laboratorium ?
Oksidasi
alkohol primer dengan oksidator kuat
Contoh : CH3 CH2 OH
CH3 COOH + H2O
4. Tuliskan
rumus molekul aldehid yang terbentuk dari oksidasi alkohol?
R-CH +
O2 R-COH
5.
Bagaimana membedakan asam organik dari basa organik ?
Basa organik mengandung gugus fungsi
NH2 dan pH-nya tinggi.
Asam organik bareksi cepat dengan
NaHCo3 menghasilkan gas Co2 dan pH-nya rendah.
6.
Tulislah rumus asam yang terbentuk dari oksidasi alkohol ?
R-OH R-COH R-COOH
|
|
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Gugus fungsi senyawa karbon merupakan gugus atom/sekelompok atom yang menentukan
sifat khas senyawa karbon tersebut. Gugus fungsi senyawa karbon merupakan
bagian yang aktif, sebab bila senyawa karbon tersebut bereaksi maka yang
mengalami perubahan adalah gugus fungsinya. Senyawa karbon dikelompokkan
menjadi alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester (Sudarmo, 2006: 196).
Dalam
senyawa organik selalu dimulai dari senyawa hidrokarbon. Senyawa tersebut
terbagi atas :
a. Hidrokarbon
alifatik
Adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti
benzena, baik dalam senyawa yang berantai lurus dan bercabang
maupun .
b. Hidrokarbon
aromatik
Mengandung
inti benzena, yaitu enam rantai kanan yang melingkar tapi stabil (Syukri, 1999: 686-687)
Aldehid dan keton yang kecil dapat
larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan
bertambahnya panjang rantai, sebagai contoh : metanol,etanol,dan propanon yang
merupakan aldehid dan keton dengan berat molekul rendah dapat bercampur dengan
air pada semua perbadingan volume. Alasan mengapa aldehid dan keton dapat larut
adalah walupun aldehid dan keton tidak bisa saling berikatan hidrogen
sesamanya. Namun, keduanya bisa berikatan hidrogen dengan molekul air. Sebab
salah satu atom hidrogen sedikit bermuatan positif dalam sebuah molekul air
bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan elektron bebas pada atom
oksigen dari sebuah aldehid atau keton membentuk ikartan Hidrogen (Clark, 2007:173).
Laju reaksi terhadap asam
karboksilat tergantung terutama pada efek sterik dari alkohol dan asam karboksilat.
Kuat asam dari asam karboksilat hanya memberikan sumbangan kecil dalam laju
reaksi pembentukan ester. Kenaikan kereaktifan alkohol terhadap esterefikasi
adalah :
Alkohol tersier <
alkohol sekunder < alkohol primer
Ester bertitik didih dan titik beku
lebih rendah dari asam karbosilat penyusunnya. Ester suku rendah merupakan zat
cair yang berbau harum, ester bersifat netral dan mudah terhidrolisis menjadi
asam dan alkoholnya (Tim
Kimia Dasar, 2010: 27).
Alkohol atau alkanol adalah turunan
hidrokarbon, umumnya alkana, dimana 1 atau lebih atom H-nya diganti dengan
gugus hidroksil (-OH) atau gugus alkanol. Alkohol dapat digolongkan menjai 2
yaitu :
a. Menurut
valensi dari alkohol dibedakan menjadi:
1.
Alkohol valensi satu, misalnya etanol
2.
Alkohol valensi dua, misalnya glikol
3.
Alkohol valensi tiga, misalnya gliserol
b. Menurut
kedudukan gugus OH pada atom sejenis atom C yang mengikat gugus OH dapat
dibedakan menjadi:
1.
Alkohol primer, jika gugus OH terikat
padaa atom C primer (atom yang mengikat 1 atom C yang lainnya).
2.
Alkohol sekunder, jika gugus OH terikat
pada atom C sekunder (atom yang mengikat 2 atom C).
3.
Alkohol tersier, jika gugus OH terikat
pada atom C tersier yang mengikat 3 atom C lainnya.
Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus
hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena. Meskipun memilki persamaan
dengan alkohol namun secara kimiawi berbeda dengan alcohol (Petrucci, 1985: 76).
Esterikasi adalah salah satu jenis reaksi dimana
reaksi tersebut untuk menghasilkan ester. Ester merupakan sebuah hidrokarbon
yang diturunkn dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus
–COOH dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis. Ester dapat dihasilkan dengan caara mereaksikan
antara sebuah alkohol dengan asam karboksilat, variabel yang berpengaruh
adalah:
1.
Suhu
Hal ini
dikarenakan sifat dari reaksi yang eksotermis dan suhu dapat memmpengaruhi
harga konstanta kecepatan reaksi.
2.
Perbandingan zat pereaksi
Dikarenakan
sifatnya reversibel maka salah satu perektan harus dibuat berlebih agar optimal
dalam pembentukan produk ester yang ingin dihasilkan.
3.
Pencampuran
Dengan adanya
pengadukan saat pencampuran maka molekul-molekul pereaktan dapat mengalami
tumbukan yang lebih sering sehinggga reaksi dapat berjalan lebih optimal.
4.
Katalis
Sifat reaksi
esterifikasi yang lambat membutuhkan katalis agar berjalan lebih cepat.
5.
Waktu reaksi
Jika waktu saat
reaksi lebih lama maka kesempatan molekul-molekul untuk bertumbukan semakin
lebih sering. Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang
mengandung gugus karboksilat (-COOH), gugus karboksil mngandunng gugus karbonil
dan sebuah gugus hidoksil, antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu
keaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997: 221-223).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3. 1 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah:
·
Tabung reaksi (100 ml, 150
ml, 150 mm, 75 mm )
·
pipet tetes
·
pengaduk
·
penangas air
Bahan yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah:
·
0.5 ml
alkohol
·
air
·
5 ml NaOH
10%
·
I2/KI 10%
·
2 ml K2Cr2O4 0.1
M
·
1 ml H2SO4 pekat
·
1 ml aldehid
·
3 ml NaHSO3 40%
·
alkohol
·
Asam organik
dan Basa Organik
·
0,1 gr
kristal asam sulfat
·
0,2 ml
larutan asam
·
2 ml NaHCO310%
·
2 ml 0.1 M
KMnO4
·
1 ml etanol
·
10 mg
nitrobenzena
·
1,5 ml Fe(NH4)2(SO4)2 15%
·
1 ml KOH 15%
·
H6C6H4COOH,
H2SO4, Air, CH3OH
3.2
Prosedur Kerja
ALKOHOL
Tabung reaksi
|
||||||||
› dilarutkan 0,5 ml alkoholkedalam 5 ml air
|
||||||||
› ditambahkan 5 ml NaOH 10%
|
||||||||
› digoyangkan, diteteskan I2/KI
10% sampai jelas warna coklat
|
||||||||
› dipanaskan dalam penangas air (suhu ≤
60˚C)
|
||||||||
› ditambahkan lagi I2/KI sampai warna coklat tua bertahan selama 2 menit
|
||||||||
› dibiarkan
|
||||||||
› ditambahkan beberapa tetes NaOH 10%
|
||||||||
› diisi dengan akuades
|
||||||||
› dibiarkan selama 10 menit
|
||||||||
Hasil
|
||||||||
OKSIDASI ALKOHOL
Tabung reaksi
|
||||||||||||
› dituangkan 2 ml K2Cr2O7 0,1 M
|
||||||||||||
› ditambahkan 1 ml H2SO4pekat
|
||||||||||||
› diaduk lalu didinginkan
|
||||||||||||
› ditambahkan 2 ml alcohol
|
||||||||||||
› diperhatikan warna dan bau yang terjadi
|
||||||||||||
Hasil
|
||||||||||||
ALDEHIDA
DAN KETON
Tabung reaksi
|
|||
› dimasukkan 1 ml aldehida dan 3 ml NaHSO3
40%
|
|||
› ditambahkan 1 atau 2 tetes alkohol, digoyangkan
|
|||
› jika terbentuk senyawa padat, tambahkan 3 ml
air suling
|
|||
Hasil
|
|
||
› diulangi dengan menggunakan keton
|
|||
Hasil
|
|
||
KEASAMAN
Tabung reaksi
|
||||||||
› dimasukkan 1 ml air suling
|
||||||||
› ditambahkan 0,1 g (bila padat) atau 1,2 ml
(bila larutan) asam organik
|
||||||||
› diuji pH dengan kertas lakmus
|
||||||||
Hasil
|
|
|||||||
DEKARBOKSILASI
Tabung reaksi
|
||||||||
› dimasukkan 0,1 g atau 0,2 ml asam salisilat
|
||||||||
› ditambahkan 2 ml NaHCO3 10%
|
||||||||
› diperhatikan gas CO2 yang timbul
|
||||||||
Hasil
|
|
|||||||
OKSIDASI
Tabung reaksi
|
||||||||
› dituangkan 2 ml KmnO4
|
||||||||
› ditambahkan 1 ml etanol
|
||||||||
› diperhatikan perubahan warna dan bandingkan bau yang timbul
|
||||||||
Hasil
|
|
|||||||
SENYAWA
NITRO
Tabung reaksi
|
||||||||
› dimasukkan 10 g senyawa nitrobenzene
|
||||||||
› dicampurkan dengan 1,5 ml Fe(NH4)2
(SO4)2 15%
|
||||||||
› ditambahkan 1ml KOH 15%, diaduk kuat-kuat
› diperhatikan warna endapan yang terjadi setelah 1 menit
|
||||||||
Hasil
|
|
|||||||
PEMBUATAN
MINYAK GANDAPURA
Tabung reaksi
|
||||||||
› dimasukkan 2 sudip asam salisilat HOC6H4COOH
|
||||||||
› ditambahkan 5 tetes H2SO4 3M dan 3 tetes air
|
||||||||
› ditambahkan 3-4 tetes methanol setelah 1,5 menit
› ditempatkan pada penangas air selama
20-30 menit (suhu air sekitar 60oC)
|
||||||||
Hasil
|
|
|||||||
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
1.
Alkohol
Oksidasi
alkohol
NO
|
Nama
|
Golongan
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1
|
Metanol
|
Alkohol primer
|
Terbentuk 4 lapisan (jingga, Hijau, biru muda,
hitam),bau tidak menyengat
|
Aldehid
|
2
|
Etanol
|
Alkohol primer
|
Ketika ditambahkan H2SO4 berubah menjadi merah bata.
Ketika ditambahkan etanol berubah menjadi biru pekat dan terasa panas.
|
keton
|
3
|
I-propanol
|
Alkohol seknder
|
Warna hijau
|
keton
|
4
|
T-butanol
|
Alkohol primer
|
Terjadi perubahan warna menjadi cokelat dan terdapa
senyawa yang memisah.
|
Aldehid
|
2. Aldehid dan keton
Uji Natrium bisulfit
NO
|
Nama
senyawa
|
Pengamatan
|
Struktur
kimia produk
|
1
2
|
Aseton
Benzaldehid
|
Tidak terjadi
perubahan
Terdapat
senyawa memisah
|
3. Asam basa
A. pH
NO
|
Nama
senyawa
|
Asam/Basa
|
Struktur
kimia
|
1
|
Asam
salisilat
|
Asam
|
B. Uji
Natrium bikarbonat
NO
|
Nama
Senyawa
|
Pengamatan
|
Struktur
kimia Produk
|
1
|
Asam salisilat
|
Timbulnya busa setelah dicampur
larutan NaHCO3 adanya gelembung didinding tabung reaksi
|
HOC6H4COOH + NaHCO3
|
C. Oksidasi
·
Reaksi :
KMnO4 + CH3-CH2-OH → KOH + CH3CH2
+ MnO4
·
Pengamatan :
Awalnya berwarna ungu setelah
ditambahkan etanol warna berubah menjadi cerah muda kemudian lama kelamaan warna berubah menadi
cokelat serta memiliki endapan dan baunya yang muncul menyengat , setelah ditambahkan etanol
baunya mulai berkurang.
·
Kesimpulan :
Perubahan warna menjadi cokelat , oksidasi menghasilkan asam
etanoat.
4.
Pembuatan
minyak gandapura
·
Reaksi :
OHC6H4COOH + CH3OH → HOC6H4COOCH3 + H2O
·
Pengamatan :
Awalnya satu
sudip asam salisilat diteteskan 5 tetes H2S04 3M dan 3 tetes air dan 4 tetes metanol membentuk
endapan berwarna puith. Setelah dipanaskan pada suhu 60˚C terjadi
gelembung udara dan menghasilkan aroma menyerupai minyak kayu putih.
·
Kesimpulan :
Jadi reaksi ester pembuatan minyak gandapura menghasilkan
aroma minyak kayu putih.
4.2.Pembahasan
Gugus Fungsi adalah atom yang paling
menentukan sifat suatu senyawa. Gugus fungsi merupakan ciri khas dari suatu
homolog.
1.
Alkohol.
Oksidasi alkohol
Pada percobaan
ini disiapkan 4 tabung reaksi yang masing- masing diisi dengan 2 ml K2CrO4 0,1 M dan 1 ml H2SO4. Setelah itu, isi tabung lalu diaduk
dan didinginkan. Sesudah dingin, masing-masing tabung seharusnya diisi dengan 4
jenis alkohol (metanol, etanol, i-propanol, dan t-butanol) dan dilihat perubahan warna dan bau yang terjadi
. Larutan K2CrO4 dengan H2SO4 diaduk hingga larutannya tercampur. setelah larut baru ditambahkan
lagi dengan menuangkan alkohol ke dalam campuran.
·
Oksidasi metanol: terlihat 4 lapisan warna yaitujingga,
hitam, biru, dan hijau.
·
Oksidasi etanol: padapercobaan ini kami menambahkan H2SO4 sehingga warnanya berubah menjadi
merah bata. Dan jika ditambahkan etanol akan berubah menjadi warna birupekat dan
menghasilkan panas.
·
i-propanol
menghasilkan warna hijau.
·
t-butanol
mengalami perubahan warna menjadi cokelat dan terdapat senyawa yang memisah.
Dari percobaan
ini didapatkan aldehid dan
keton, sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa jika alkohol dioksidasi, akan
dihasilkan senyawa yang berbeda yaitu berupa aldehida atau keton.
2. Aldehid dan keton.
Percobaan ini
dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi 50 ml dan dicampurkan 1 ml aldehid
dengan 1 ml H2SO4 40% kemudian ditambahkan dengan 2 tetes alkohol, kemudian digoyangkan. Dari percobaan yang kami lakukan,
kami menggunakan 2 senyawa yaitu aseton dan benzaldehid. Dimana pada senyawa aseton tidak terjadi perubahan dan pada senyawa benzaldehid terdapat senyawa memisah.
3. Asam dan basa
A. pH
Pada percobaan kali ini menggunakan 1,2 ml asam salisilat
ditambah 1 ml air suling. Kemudian diuji dengan lakmus didapat pH-nya sebesar 2. Seharusnya asam salisilat mempunyai pH sebesar 3,5 karena asam salisilat merupakan asam lemah.
Hal lain mengenai asam salisilat adalah bila asam salisilat tercampur dengan anhidri asetat menyebabkan reaksi
kimia yang mengubah alkohol asam salisilat menjadi asetat .
B. Uji Natrium bikarbonat
Pada percobaan kali ini menggunakan asam salisilat yang dimasukkan kedalam tabung reaksi
lalu ditambahkan NaOH 10% pengamatan yang terjadi terdapatnya gas CO2.
C. Oksidasi
Pada
percobaan ini direaksikan 2 ml KMnO4 0,1 M dengan 1 ml etanol secara
perlahan. Pada percobaan ini yang dilihat adalah perubahan warna dan bau yang di
timbulkan dari reksi tersebut.
Hasil dari percobaan
ini adalah KMnO4 yang semula
berwarna ungu, setelah
ditambahkan etanol warna berubah menjadi merah muda kemudian lama kelamaan warna berubah menjadi cokelat serta memiliki
endapan dan bau yang muncul menyengat, setelah ditambahkan etanol baunya mulai berkurang.
Persamaan reaksinya: KMnO4 + C2H5OH → KOH+ C2H5+ MnO4
Pada
pengamatan ini warna ungu semakin pekat dan semakin lama berubah menjadi warna
merah dan berbau alkohol.
4. Ester.
Pembuatan minyak gandapura
Ester dapat terbentuk dari reaksi asam
anorganik atau organik dengan alkohol, ester biasanya mudah menguap dan
mempunyai bau yang enak. Bau alami
bunga-bungaan dan aroma buah-buahan merupakan salah satu bau dari beberapa ester.
Dari percobaan
ini direaksikan
C6H4COOH dengan
5 tetes H2SO4 3M
kemudian setelah 1,5 menit ditambahkan 3-4 tetes metanol . Kemudian tabung reaksi diletakkan diatas penangas air selama
20 sampai
30 menit . setelah dipanaskan, pada campuran tersebut terdapat endapan berwarna putih dengan aroma seperti minyak kayu putih. Minyak gandapura termasuk jenis ester karena terbentuk dari asam karboksilat dan alkohol.
Reaksi yang terjadi
adalah:
OHC6H4COOH + CH3OH → HOC6H4COOCH3 + H2O
Penambahan asam sulfat pada percobaan
ini berfungsi sebagai katalis yaitu untuk
mempercepat reaksi antara asam salisilat dengan metanol.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
yang didapatkan dari percobaan kali ini adalah :
1. sifat
fisis dan kimiaalkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat, dan ester
berbeda- beda dengan masing - masing memiliki sifat khastertentu dan juga
memiliki fungsi yang berbeda - beda. Alkohol
memiliki sifat fisis dan kimia . Sifat
fisisnya adalah alkohol monohidroksida suku rendah
(jumlah atom karbon 1 -4) berupa cairan tak berwarna dan dapat larut dalam segala perbandingan. Sifat kiminya, oksidasi alkohol primer
dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehid dan air. Aldehid dan keton, sifat fisisnya tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, sehingga tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sifat kiminya, ditentukAn oleh gugus karbonil. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika pada beberapa sifat dari aldehid dan keton
yang memiliki kesamaan. Asam karboksilat juga memiliki sifat fisis dan kimia, sifat
fisisnya titik didih relatiif tinggi dan sifat
kiminya larutan asam karboksilat bersifat
asam lemah ditentukan dengan harga ka. Sifat fisis ester terletak antara keton
dan eter dengan massa molekul relatif yang hampir sama dan sifat kimianya mengalami reaksi hidrolisis.
2. Dalam
membedakan gugus fungsi yang satu dengan yang lain dapat dilakukan dengan uji
identifikasi, sehingga ditemukan ciri khas gugus fungsi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Clark.2007. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Fesseden, Ralph. J. 1997.
Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Petrucci. 1985. Kimia
Dasar. Jakarta: Erlangga
Sudarmo.
2006. Kimia. Jakarta: Erlangga
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I.
Bandung: ITB
No comments:
Post a Comment