percobaan 5
Pemisahan Komponen Campuran dan Analisis melalui Pengendapan
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Apabila
dua zat atau lebih dimasukkan kedalam suatu wadah, salah satu kemungkinan yang terjadi yaitu zat tersebut akan
bercampur. Suatu campuran terdiri atas larutan, koloid, dan suspensi. Koloid merupakan campuran zat heterogen (dua fase)
antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid
tersebar secara merata di dalam zat lain. Campuran heterogen memiliki sifat
tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak.
Campuran
merupakan kumpulan berbagai molekul, zat, ion, elektron, dan partikel lainnya
yang ukurannya berbeda satu sama lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan
fasa, sehingga partikel yang ukurannya lebih besar dapat memisahkan diri
(mengendap) dari partikel yang lebih halus jika dibiarkan lama atau dengan
ditambahkan suatu indikator misalnya K2CrO4. Contoh
lainnya yaitu dalam pembuatan air klorin pada percobaan sebelumnya, caranya
yaitu dengan jalan memanaskan campuran MnO2 dan HCl, kemudian gas
dialirkan kedalam air suling.
Untuk
memperoleh zat/unsur murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan.
Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua
atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Metode
pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi
yang terdapat dialam berupa campuran.
Hal inilah yang menjadi acuan dalam melakukan
percobaan ini, mengamati proses pemisahan campuran dengan menggunakan cara
pemisahan, yaitu ekstraksi, dekantasi,
kromatografi, dan kristalisasi. Dalam percobaan
ini, dapat dihitung kadar dari hasil akhir dalam proses pemisahan campuran.
Sehingga dapat diketahui berapakah kadar yang diperoleh.
1.2.
Tujuan
1) Dapat
memisahkan campuran dengan cara (1) sublimasi, (2) ekstraksi, (3) dekantasi (4)
kristalisasi (5) kromatografi.
2) Dapat
mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil dari barium kromat.
3) Dapat
menentukan persentase barium klorida dalam suatu campuran.
4) Dapat
mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5) Dapat
mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
1.3.Pertanyaan
prapraktek
1) Apa
yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran ?
Jawab
:
Pemisahan
komponen dari campuran adalah memisahkan komponen yang menyusun suatu campuran
(zat terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa zat padat, cair dan gas).
2) Sebutkan
cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipmya!
Jawab:
a. Sublimasi
adalah pemisahan padatan dari satu campuran berbentuk padatan dengan car
penguapan. Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi gas.
b. Ekstraksi
adalah pemisahan komponen zat dari suatu campuran berdasarkan perbedaan
kelarutan.
c. Dekantasi
adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan perlahan.
Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi cair.
d. Kristalisasi
adalah pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan kelarutan. Prinsip
kerjanya ialah perbedaan titik uap.
e. Kromatografi
adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan kecepatan migrasi.
f. Destilasi
adalah proses pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan pada perbedaan
titik didihnya.
3) Apakah
yang disebut dengan Rf dan apa perannya dalam proses pemisahan?
Jawab
:
Rf
adalah perbandingan dari jarak yang ditempuh oleh suatu solid (zat) terhadap
jarak yang ditempuh pelarut. Peran Rf yaitu digunakan untuk keperluan
identifikasi, nada-nada sering ditentukan dengan coraknya dengan harga Rf.
Harga-harga Rf yang identik dari senyawa yang diketahui dan tidak diketahui.
4) Berikan
definisi untuk: filtrat, %komposisi, endapan, stoikiometri, supernatan dan
hasil teortitis!
Jawab:
Ø Filtrat
adalah zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu campuran
Ø %komposisi
adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
Ø Endapan
adalah komponen yang tidak larut dan biasanya terdapat pada bagian bawah suatu
campuran.
Ø Stoikiometri
adalah kajian tentang pengukuran partikel-partikel/ unsur-unsur yang terdapat
dalam senyawa dalam reaksi kimia.
Ø Supernatan
adalah perlahan-lahan (hati-hati)
Ø Hasil
teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang berlangsung
sempurna.
5) Bagaimana
menguji apakah endapan telah sempurna?
Jawab:
Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/reaksikan (K2CrO4)
sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.
6) Masalah
apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?
Jawab:
Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot yang seharusnya mengendap
terpaksa harus menguap karena masih menyatu dengan bagian larutan yang paling
atas.
7) Apakah
yang anda lakukan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat? Apakah sumber
utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab:
Apabila partikel endapan kelihatan dalam filtrat maka harus dilakukan penyaringan
kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam filtrat. Sedangkan sumber utama
dari kesalahan tersebut adalah kertas saring yang digunakan tidak sesuai atau praktikan
yang kurang teliti dalam menyaring.
II
LANDASAN TEORI
Campuran adalah kumpulan berbagai
molekul, zat, ion, elektron, dan partikel lainnya. Kita dapat mengukur tekanan,
volume, suhu dan massa campuran. Kita juga dapat mengukur komposisi campuran
secara eksperimental sehingga fraksi mol dan massa dapat ditentukan (Sulistiati,
2013:39).
Suatu
campuran diklasifikasi sebagai heterogen dan/ homogen. Campuran heterogen
terdiri atas fasa-fasa tersendiri, dan sifat-sifat yang teramati adalah merupakan
gabungan daripada fasa-fasa tunggal. Suatu campuran homogen terdiri atas fasa
tunggal yang mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda dari komponen-komponen
tunggalnya. Larutan didefinisikan sebagai zat homogen yang merupakan campuran
dari dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas, cairan, atau padatan.
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan satu gas dalam gas lainnya. Karena semua
gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen
dan ia merupakan larutan (Sastrohamidjojo, 2005 : 227).
Jika
dua zat yang berbeda dimasukkan dalam satu wadah ada 3 kemungkinan, yaitu
bercampur, bereaksi dan tidak bercampur. Jika zat bercampur, maka sifat zatnya
tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika, seperti destilasi,
kristalisasi, kromatografi, dan lain-lain. Di bumi ini jarang ditemukan zat
murni, pada umumnya berupa campuran. Dua zat atau lebih disebut bercampur, bila
partikelnya tersebar dalam wadah yang sama sehingga bersentuhan satu sama lain.
Dua zat dapat bercampur apabila ada reaksi diantara partikelnya. Interaksi itu
ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi
atas: campuran gas dengan gas, gas dengan padat, cair dengan cair, cair dengan
padat, dan padat dengan padat (Syukri,1999:350-351).
Pemisahan kimia adalah proses
pemisahan sampai ke skala molekular (skala kimia berarti pemisahan sampai ke
partikel yang terkecil, sekecil atom dan molekul atau ion). Pemisahan kimia
secara nyata sulit untuk dilakukan. Pekerjaan ini tidak mudah dilakukan, karena
campuran alami adalah campuran sempurna. Dan upaya pemisahan campuran harus
mengatasi semua gaya-gaya alami yang menyatukan senyawa-senyawa tadi dalam
campuran sempurna. Langkah-langkah analisis kimia secara konvensional maupun
secara modern menggunakan instrumentasi dapat diarahkan pada kondisi pemisahan
yang sama. Komponen campuran heterogen mempunyai kecenderungan untuk memisahkan
diri dengan sendirinya. Campuran homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena
komponen campuran mempunyai sifat fisika dan sifat kimia mirip. Harus digunakan
metode lain untuk memisahkan komponen-komponennya yang memanfaatkan sifat-sifat
kimia dari komponen dalam campuran tersebut. Pemisahan juga berarti berubahnya
konsentrasi relatif dari komponen-komponen yang ada dalam suatu campuran dalam
saru region tertentu sebagai akibat dari berpindahnya komponen-komponen tadi
dari satu daerah dalam material ke daerah lainnya. Jika ditinjau dari bahan asal campuran, kita mengenal
bermacam-macam pemisahan. Cara-cara pemisahan ini juga didasarkan pada mekanisme
proses yang akhirnya menghasilkan senyawa yang terpisah (Wonorahardjo,2013:8-10).
Beberapa cara pemisahan yang ada
antara lain adalah :
1) Pemisahan
melalui pertukaran bahan/material. Disini ada bagian dari bahan yang berubah
fase, baik melalui perubahan fisika dan perubahan kimia. Ada beberapa contoh
untuk kategori ini yaitu: pelarutan, pengendapan, elektrolisis, dan penguapan.
2) Pemisahan
melalui distribusi. Ada pula yang menggunakan perubahan kimia untuk mengambil
zat yang diinginkan: adsorbsi, distribusi cair-cair, pertukaran ion, dan
ekstraksi padat-cair.
3) Pemisahan
berdasarkan perbedaan muatan. Untuk memisahkan dibutuhkan aplikasi muatan pula,
baik berupa muatan listrik maupun muatan magnet, yang termasuk cara ini adalah:
(a) elektroforesis dan kromatografi elektroforesis (b) pemisahan ion dalam
spektrometri massa.
4) Pemisahan
berdasarkan aliran partikel. Proses pemisahan ini untuk campuran yang tidak
homogen ukurannya. Prinsip dari proses sederhana ini dapat digunakan untuk
mengatur pemisahan sampai ke skala molekular bagi partikel-partikel yang tidak
homogen ukurannya dengan lingkungannya. Cara pemisahannya yaitu sedimentasi dan
filtrasi gel.
Beberapa
klasifikasi cara pemisahan antara lain :
1) Berdasarkan
sifat fisika dan sifat kimia ada pemisahan fisika yakni destilasi, filtrasi dan
ekstraksi. Ada juga pemisahan yang menggunakan metode perubahan kimia seperti
pengendapan, kromatografi, dan elektrokimia.
2) Berdasarkan
tipe proses ada klasifikasi proses mekanis, proses fisika, dan proses kimia.
3) Berdasarkan
tipe fasenya, klasifikasi dilakukan jika ada fase awal yang berubah dan menjadi
fase berikutnya dimana pemisahan terjadi (Wonorahardjo, 2013 : 11-12).
Pemisahan
campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Ekstraksi
Ekstraksi
yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran yang prinsip kerjanya
adalah pemisahan berdasarkan kelarutan. Metode ini berdasarkan perbedaan
koefisien distribusi zat terlarut dalam 2 larutan yang berbeda fasa dan tidak
saling bercampur. Ekstraksi ini dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor,
yaitu :
-
Kemudahan dan kecepatan
proses
-
Kemurnian produk yang
tinggi
-
Rendah polusi
-
Efektivitas dan
selektivitas yang tinggi
Ekstraksi
ini tidak melibatkan perubahan fasa sehingga tidak membutuhkan energi yang
menambah biaya operasional. Prinsip metode ekstraksi cai-cair disebut ekstraksi
cair atau pelarut. Pada ekstraksi, melibatkan pertukaran kation, seperti
ekstraksi metal dengan asam karboksilat, melibatkan pertukaran anion,
melibatkan pembentukan senyawa aditif. Tahapan yagn terjadi pada proses
ekstraksi adalah sebagai berikut:
-
Alat-alat utama serta
pencampuran antara campuran dengan solven
-
Pemisahan dua fasa yang
terbentuk
-
Pengambilan kembali
solven dari tiap fasa yang terbentuk (Gozan, 2006 : 81-84).
2. Distilasi
Distilasi
adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan. Distilasi untuk
memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan
yang mengandung pengotor. Proses distilasi sering digabungkan dengan ekstraksi
untuk mencapai tujuan pemisahan yang diinginkan. Prinsip utama metode distilasi
berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing senyawa komponen campuran
pada tekanan yang tetap. Proses ini melibatkan kesetimbangan cair-uap.
Kesetimabangan cair-uap sangat bergantung pada komposisi campuran yang hendak
dipisahkan dan dijadikan dasar untuk memisahkan komponen campuran
(Wonorahardjo, 2013 : 79).
3. Sublimasi
Pada
dasarnya dalah perubahan dari fase padat menjadi fase uap tanpa melalui fase
cair. Proses ini sering disebut distilasi padatan. Cara ini ditempuh untuk
menjaga keutuhan senyawa-senyawa yang tidak tahan panas. Cara lain yang
mempunyai prinsip ini adalah dengan cara mengalirkan gas inert yang tidak mudah
mengembun pada sublimasi (Wonorahardjo, 2013 : 98).
4. Kromatografi
Metode
ini merupakan cara paling baik dalam proses pemisahan komponen kimia yang
bercampur dalam sampel. Metode ini sangat handal dalam memisahkan senyawa yang
mirip dengan mekanisme pemisahan yang melibatkan beberapa fase. Pemisahan
berdasarkan perbedaan migrasi senyawa (Wonorahardjo, 2013 : 123).
5. Filtrasi
Filtrasi
merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan
menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar metode pemisahan ini adalah
perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Hasil penyaringan
disebut filtrat dan sisanya disebut residu. Metode ini dimanfaatkan untuk
membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, membersihkan preparat kimia
di laboratorium (Rahayu,2009).
6. Kristalisasi
Kristalisasi
merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan
perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan
dan kristalisasi pendinginan. Contohnya adalah pembuatan garam dapur dari air
laut, pembuatan gula putih dari tebu (Rahayu,2009).
7. Adsorbsi
Adsorbsi
merupakan pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara
penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan
pengadsorbsi. Contohnya untuk memurnikan air dari kotoran dan mikroorganisme
dan memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran (Rahayu,2009).
III
METODE PERCOBAAN
Ø Bahan
:
1) 0,1
gram NH4Cl
2) 0,1
gram NaCl
3) 0,1
gram SiO2
4) 100
ml air suling
5) Pelarut
eluen = campuran butanol, asam asetat, air (1:1:4)
6) 1
gram BaCl2
7) 25
ml K2CrO4
8) Campuran
yang mengandung BaCl2
Ø Alat
:
1) Cawan
penguap
2) Neraca
3) Bunsen
4) Gelas
ukur
5) Kaca
arloji
6) Bejana
kromatografi
7) Gelas
piala
8) Gunting
9) Kertas
saring
10) Penotol
(pipa kapiler)
11) Penganduk
12) Pipet
tetes
13) Kaki
tiga
14) Kasa
3.1. Alat dan bahan
3.2.
Prosedur Kerja
Ø Pemisahan
komponen dari campuran
A. Pemisaha
dengan cara konvensional
Cawan
penguap
NH4Cl,
NaCl, SiO2
Ditimbang
Cawan penguap + contoh
Ditimbang sekitar 0,1 gram
Ditimbang dan diletakkan pada alat pemanasan
Dipanaskan sampai asap putih
betul-betul habis
25 ml air suling
Didinginkan dan ditimbang
Ditambahkan pada padatan yang terbentuk dan diaduk
selama 5 menit
Didekantasi
Dicuci dengan air sampai padatan bebas NaCl
Cawan penguap +NaCl
Dipanaskan dan ditutup dengan kaca arloji
Sampai terbentuk
kristal NaCl kering dan ditimbang.
Cawan + SiO2 + kaca
arloji
dikeringkan
SiO2 kering
didinginkan
Hasil pengamatan
ditimbang
B. Pemisahan
dengan Kromatografi
4-5 ml pelarut eluen (butanol, asam
asetat, air) =1:1:4
Dimasukkan ke bejana kromatografi
Ditutup
dengan kaca arloji
Kertas saring
Dibentuk dengan ukuran 3x10 cm dan garis dalam 3x8,5
cm
Dibuat noda dengan tinta hitam dan merah
Digantung dalam bejana
Dibiarkan
sampai diperoleh pemisahan yang baik
Pemisahan warna dan serapan pelarut diukur
Rf
ditentukan dari setiap noda
Hasil percobaan
Ø Analisis
melalui pengendapan
A. Persentase
hasil barium kromat
Gelas piala 250 ml
Ditimbang
Ditambahkan 1 gram BaCl2
Ditambahkan 25 ml air suling
Diaduk sampai homogen
Ditambahkan 2 ml K2CrO4 0,2 M
Diaduk dan diamati endapan yang terbentuk
Dipanaskan
Disaring dengan kertas saring Wathman
Kertas saring + endapan
Dikeringkan, ditimbang, dicatat bobotnya
Hasil percobaan
Hasil teoritis endapan dan persen hasil dihitung
B. Persentase
barium klorida dalam campuran
Campuran BaCl2
Dicatat bobotnya
Prosedur A diulangi
Massa BaCl2 dihitung
Hasil percobaan
Dihitung persentase BaCl2
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Percobaan
Ø Pemisahan
komponen dari campuran
A. Pemisahan
dengan cara konvensional
1. Bobot
cawan penguap dan contoh semula : 68,
268 gram
Bobot
cawan penguap : 67, 968 gram
Bobot
contoh : 0,3 gram
Bobot
cawan penguap sesudah NH4Cl menyublim : 68,0297 gram
Bobot
NH4Cl
: 0,1249 gram
Persentase
NH4Cl : 41,63 %
2.
Bobot cawan + kaca
arloji + NaCl : 104,
1740 gram
Bobot
cawan + kaca arloji :
103,998 gram
Bobot
NaCl :
0,18 gram
Persentase
NaCl :
60 %
3.
Bobot cawan + SiO2
:
68, 29 gram
Bobot
cawan :
68,2680 gram
Bobot
SiO2 :
0,022 gram
Persentase
SiO2 :
7,3 %
4.
Bobot sampel :
0,3 gram
Bobot
NH4Cl + NaCl + SiO2 :
0,3269 gram
Selisih
bobot :
0,0269 gram
Persen
bahan ayng terpisahkan :
108,93 %
B.
Pemisahan dengan
kromatografi
No.
Noda Rf Warna
1.
7cm/8,2 cm = 0,8536 merah
2.
8,2cm/8,2cm = 1 hitam
Ø Analisis
melalui pengendapan
A.
Persentase hasil barium
kromat
Bobot
piala + BaCl2 :
92,7 gram
Bobot
piala :
92 gram
Bobot
BaCl2 :
0,7 gram
Bobot
kertas saring + endapan BaCrO4 :
6,48 gram
Bobot
kertas saring :
1,74 gram
Hasil
nyata endapan BaCrO4 :
4,74 gram
Bobot
endapan BaCrO4 :
4,74 gram
Persen
hasil BaCrO4 :
467 %
B.
Persentase barium
klorida dalam campuran
Bobot
piala + campuran :
146,47 gram
Bobot
piala :
113 gram
Bobot
campuran :
33,47 gram
Bobot
kertas saring + endapan BaCl2 :
11.5 gram
Bobot
kertas saring :
0,9 gram
Hasil
nyata endapan BaCl2 :
9,31 gram
Massa
BaCl2 :
0,3 gram
Persentase
BaCl2 :
66,67 %
4.2.
Pembahasan
A.
Pemisahan dengan cara
konvensional
Pemisahan adalah proses memisahkan komponen yang menyusun
suatu campuran (zat terlarut) dengan zat terlarutnya (dapat berupa zat cair,
padat dan gas). Cara-cara pemisahan ada banyak, yaitu sublimasi, ekstraksi,
dekantasi, kristalisasi dan kromatografi. Kami tidak melakukan percobaan ini,
dikarenakan listrik padam sehingga kami tidak dapat menggunakan timbangan untuk
menimbang zat. Jadi, kami menggunakan data dari percobaan orang lain yaitu
percobaan Akbar Sani pendidikan Biologi Unja 2012. Pada percobaan ini
seharusnya digunakan cara pemanasan dan dekantasi. Dekantasi adalah proses
pemisahan cairan dari padatannya dengan cara menuangkan secara perlahan-lahan.
Pemisahan komponen pada percobaan ini
dilakukan dengan menggabungkan NH4Cl, NaCl, SiO2 yang
massa masing-masingnya adalah 0,1 gram. Jadi massa totalnya adalah 0,3 gram.
Senyawa tersebut diletakkan didalam cawan penguap kemudian dipanaskan sampai
asap putih benar-benar habis. Asap putih itu menandakan bahwa NH4Cl
telah menyublim dan zat yang masih tersisa adalah NaCl dan SiO2. Dan
setelah ditimbang lagi massanya berkurang menjadi 68,02927 gram. Massa NH4Cl
didapatkan dari massa cawan penguap dan contoh dikurang dengan massa cawan
setelah NH4Cl menyublim yaitu 0,1249 gram. Persentase NH4Cl
dapat dicari yaitu 0,1249/0,3 x 100% = 41,63 %. Kemudian cawan penguap yang
telah dingin ditambahkan 25 ml air suling dan diaduk. Campuran pada cawan
dipisahkan dengan cara dekantasi yaitu dengan cara menuangkan secara
perlahan-lahan. Cairan itu adalah NaCl dan padatannya adalah SiO2.
Setelah itu masing-masing cawan berisi NaCl dan SiO2 dipanaskan
hingga mendapat kristal NaCl 0,18 gram dan endapan SiO2 0,022 gram.
Dari data ini, didapat persentase NaCl dan SiO2 yaitu 60% dan 7,33
%. Dari data tersebut, bobot sampel setelah diuraikan yaitu 0,1249 + 0,18 +
0,022 = 0,3269 gram. Persentasenya adalah 41,63 % + 60 % + 7,33% = 108,93 %.
Secara teori, persentase hasil
pemisahan adalah 100% dan persentase masing-masing zatnya adalah 33,3% serta
bobot masing-masingnya sesuai dengan bobot awalnya, yaitu 0,1 gram. Namun, pada
percobaan ini dihasilkan 108,93% dan bobotnya sedikit berbeda dengan bobot
awalnya. Hal ini terjadi dikarenakan adanya sedikit kesalahan dalam melakukan
percobaan. Pemisahan ini dapat dikatakan berhasil, namun belum sempurna.
B.
Pemisahan dengan
kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan
zat padat dari campurannya berdasarkan perbedaan migrasi senyawa. Kami hanya
melakukan percobaan ini. Bahan yang digunakan adalah campuran butanol, asam
asetat dan air dengan perbandingan 1:1:4. Pada percobaan ini, dilakukan untuk
melihat pemisahan komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran atau sampel
dengan pelarut yang digunakan. Pada percobaan ini, digunakan kertas saring
ukuran 3x10 cm yang didalamnya diberi garis pinggir ukuran 3x8 cm dan telah
diberi noda dari spidol berwarna merah dan hitam. Setelah kertas tadi
dicelupkan dalam larutan eluen atau campuran tadi, warna yang terurai adalah
warna merah menghasilkan warna putih, orange, dan kuning. Noda warna hitam
menghasilkan pemisahan warna yaitu warna putih, ungu, coklat, dan biru. Warna
noda-noda itu dibiarkan bergerak dan pelarutnya juga bergerak keatas, karena
kertas saring merupakan kertas yang menyerap air. Dan ketika warna noda dan
pelarut telah berhenti, artinya pemisahan telah selesai dan terjadi dengan
sempurna. Noda warna hitam berhenti pada 8,2 cm. Dan noda merah berhenti pada 7
cm. Sedangkan pelarutnya berhenti pada 8,2 cm. Dari data ini, dapat dihitung Rf
yaitu perbandingan jarak yang ditempuh zat dengan jarak yang ditempuh pelarut.
Rf noda hitam adalah 1. Dan Rf noda merah adalah 0,8536.
Rf menunjukkan kecepatan noda
bergerak pada ketas saring. Rf juga dapat dijadikan bukti untuk
mengidentifikasi senyawa. Harga Rf yang sama, menunjukkan karakteristik zat
sama. Bila harga Rf tidak sama, dapat dikatakan bahwa zat tersebut berbeda.
Campuran butanol dan asam asetat dan air digunakan untuk memisahkan warna-warna
campuran pada noda merah dan hitam dari tinta spidol. Jika menurut teori
pemisahan warna yang juga menunjukkan pemisahan komponen dipengaruhi perbedaan
fase gerak dan kepolaran senyawa.
Ø Analisis
melalui pengendapan
A.
Persentase hasil barium
kromat
Suatu campuran terdiri atas larutan,
koloid, dan suspensi. Dengan adanya koloid dan suspensi, memungkinakan
terjadinya endapan jika dibiarkan lama atau diendapkan dengan K2CrO4.
Data pada percobaan ini diperoleh dari data percobaan pada laporan Siti Rahmah
pendidikan fisika pgmipau 2014. Hal ini dikarenakan kami tidak dapat melakukan
percobaan yang disebabkan listrik mati sehingga kami tidak dapat melakukan
penimbangan zat dan alat.
Prosedur yang seharusnya dilakukan
adalah menimbang gelas piala. Kemudian menimbang gelas piala yang berisi BaCl2,
yaitu 92,7 gram. Massa BaCl2 adalah 0,7 gram. 25 ml air suling
ditambahkan dan diaduk sampai homogen. Ditambahkan 25 ml K2CrO4
0,2 M, diaduk kemudian diamati endapan yang terbentuk. K2CrO4 meruapakn
indikator pengendapan. K2CrO4 menjadikan
partikel-partikel kasar dalam campuran mengendap dan membentuk larutan jernih
sehingga bagian bawah dapat berupa endapan dan bagian atas dapat berupa larutan
jernih. Apabila endapan BaCrO4 masih terbentuk, ditambahkan lagi K2CrO4
sampai endapan tidak terbentuk lagi. Kemudian dipanaskan sampai mendidih dan
disaring dengan kertas saring Whatman. Endapan dikeringkan dan ditimbang yaitu
4,74 gram. Dari data tersebut dapat dihitung persentase BaCrO4 yaitu
467%.
Pada percobaan ini mungkin terjadi
sedikit kesalahan karena persen hasilnya melebihi 100%. Secara teori, jika
barium kromat mengendap sempurna maka persentasenya adalah 100%. Perbedaan
hasil ini dapat terjadi dimungkinkan karena kurangnya penambahan K2CrO4
dan dalam proses pengeringan yang kurang.
B.
Persentase barium
klorida dalam campuran
Suatu campuran yang dipisahkan dengan
cara pengendapan, akan menghasilkan endapan di bagian bawah dan larutan
dibagian atas. Percobaan ini bertujuan untuk mencari persentase barium klorida
dalam campuran. Data yang kami peroleh, berasal dari data percobaan orang lain,
yaitu Akbar Sani pendidikan Biologi unja 2012.
Langkah kerja dari percobaan ini sama dengan
percobaan A, namun disini akan dihitung persentase barium klorida dalam
campuran. Bobot gelas piala dan campuran yang telah ditimbang yaitu 146,47
gram. Bobot campuran yang didapat yaitu 33,47 gram. Kemudian campuran tersebut
diendapkan dan dipanaskan sampai mendidih. Endapan yang terbentuk diambil
dengan kertas saring, dikeringkan dan ditimbang. Hasil endapan yang diperoleh
yaitu 9,31 gram dan persentase BaCl2 adalah 66,67%. Jadi dapat
disimpulkan dalam campuran tersebut mengandung BaCl2 sebesar 66,67%
dan sisanya adalah zat lain.
V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
1) Pemisahan
campuran dapat dilakuakn dengan banyak cara, yaitu sublimasi, ekstraksi,
dekantasi, kristalisasi dan kromatografi. Pada percobaan ini, pemisahan campuran
dilakukan dengan cara dekantasi, kristalisasi, kromatografi, dan pengendapan.
Namun, kami hanya melakukan pemisahan dengan cara kromatografi. Kromatografi
adalah pemisahan komponen zat dari campuran berdasarkan perbedaan migrasi.
2) Barium
klorida dapat diendapkan menggunakan K2CrO4, karena K2CrO4
ini merupakan larutan indikator pengendapan yang mudah larut dalam air dan
menjernihkan larutan. Cara menentukan persentase barium kromat dalam campuran
yaitu
% BaCrO4 = massa endapan pada praktek/massa contoh
semula x 100%.
3) Barium
klorida dapat dipisahkan dari campuran dengan cara pengendapan. Persentase
barium klorida dapat dihitung dengan rumus :
% BaCl2 = {(massa
endapan-massa teori) : massa teori } x 100%.
4) Hukum
stoikiometri digunakan dalam perhitungan bobot-bobot senyawa dalam campuran.
Dalam mencari bobot zat secara teori menggunakan stoikiometri yaitu dalam
mencari mol, perbandingan koefisien dan persen massa.
5) Menyaring
dan memindahkan endapan dilakukan dengan menuangkan campuran pada kertas saring,
sehingga endapan tertinggal pada kertas saring.
DAFTAR PUSTAKA
Gozan, misri. 2006. Absobsi, leaching, dan ekstraksi pada
industri kimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Rahayu,didah.2009.Kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliahweb/2008/DIDAH%RAHAYU20(0606371)/halaman
12.html (diakses pada jum’at, pukul 14.44 dan artikel di upload pada
minggu, 11 januari 2009 pukul 22.16).
Sastrohamidjojo,
hardjono.2005. Kimia dasar.
Yogyakarta : UGM.
Sulistiati,
ainie khuriati riza. 2013. Termodinamika.
Yogykarta: Graha Ilmu.
Syukri,
s. 1999. Kimia dasar 2. Bandung :
ITB.
Wonorahardjo,
surjani. 2013. Metode-metode pemisahan
kimia. Jakarta : Akademia Permata
LAMPIRAN
Ø Pemisahan
komponen dari campuran
A.
Pemisahan dengan cara
konvensional
1)
Bobot cawan penguap dan
contoh semula = 68,268 gram
2)
Bobot cawan penguap =
67,968 gram
3)
Bobot contoh = (1-2)=
68,268 – 67,968 = 0,3
gram
4)
Bobot cawan penguap
setelah NH4Cl menyublim = 68,0297 gram
5)
Bobot NH4Cl
= (1-4) = 68,268 – 68,0297 =
0,1297 gram
6)
Persentase NH4Cl = bobot
NH4Cl yang menyublim x 100 %
Bobot sampel
=
0,1297 x 100% =
41,63 %
0,3
7)
Bobot cawan + kaca
arloji + NaCl = 104,1740
gram
8)
Bobot cawan + kaca
arloji = 103,
998 gram
9)
Bobot NaCl = (7-8) =
0,18 gram
10)
Persentase
NaCl = massa NaCl x 100%
Massa contoh
=
0,18 gram x 100%
0,3 gram
= 60 %
11)
Bobot cawan + SiO2
=
68,29 gram
12)
Bobot cawan = 68,2680 gram
13)
Bobot SiO2 =
(11-12) = 0,022 gram
14)
Persentase
SiO2 = bobot SiO2
X 100%
Bobot contoh
=
0,022 gram x 100%
0,3 gram
= 7.3%
15)
Bobot NH4Cl
+ NaCl + SiO2 = 0,1297 g + 0,18 g + 0,022 g = 0,3296 gram
16)
Selisih bobot = 0,3269
g – 0,3 g = 0,0269 gram
17)
Persen bahan yang
dipisahkan = (0,3269 g : 0,3 g) x 100% = 108,93 %
B.
Pemisahan dengan
kromatografi
1)
Noda merah
Rf = jarak yang ditempuh zat
Jarak yang ditempuh pelarut
= 7
cm / 8,2 cm = 0,8536
2)
Noda hitam
Rf = jarak yang ditempu zat
Jarak yang ditempuh pelarut
= 8,2 cm / 8,2 cm = 1
Ø Analisis
melalui pengendapan
A.
Persentase hasil barium
kromat
1)
Bobot piala + BaCl2 =
92,7 gram
2)
Bobot piala = 92
gram
3)
Bobot BaCl2
= 1-2 = 0,7
gram
4)
Bobot kertas saring +
endapan BaCrO4 = 6,48 gram
5)
Bobot kertas saring = 1,74 gram
6)
Bobot endapan BaCrO4 = 4-5 = 6,48 – 1,74 = 4,74 gram
7)
Persen hasil BaCrO4
a.
Massa BaCrO4
secara teoritis
n
BaCl2 = 0,7 g / 208 = 0,0033 mol
BaCl2
+ K2CrO4 → BaCrO4
+ 2 KCl
0,0033
mol 0,0033 mol
g
BaCrO4 = mol x Mr = 0,0033 mol x 253 = 0,8349 gram
b.
Persen BaCrO4
= (g endapan – g teoritis) x 100%
g teoritis
= (4,74 – 0,8349) x
100%
0,8349
=
467 %
B.
Persentase barium
klorida dalam campuran
1)
Bobot piala + campuran = 146,47 g
2)
Bobot piala = 113 g
3)
Bobot campuran = 1-2 =
146,47 – 113 = 33,47 g
4)
Bobot kertas saring +
endapan BaCl2 =
11,5 g
5)
Bobot kertas saring = 0,9 g
6)
Hasil nyata endapan
BaCl2 = (11,5 – 0,9) =
10,6 g
7)
Persentase BaCl2
%BaCl2 = massa BaCl2 x 100%
Massa campuran
= 10,6 g
x 100% = 31,67 %
33,47 g
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Apabila
dua zat atau lebih dimasukkan kedalam suatu wadah, salah satu kemungkinan yang terjadi yaitu zat tersebut akan
bercampur. Suatu campuran terdiri atas larutan, koloid, dan suspensi. Koloid merupakan campuran zat heterogen (dua fase)
antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid
tersebar secara merata di dalam zat lain. Campuran heterogen memiliki sifat
tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak.
Campuran
merupakan kumpulan berbagai molekul, zat, ion, elektron, dan partikel lainnya
yang ukurannya berbeda satu sama lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan
fasa, sehingga partikel yang ukurannya lebih besar dapat memisahkan diri
(mengendap) dari partikel yang lebih halus jika dibiarkan lama atau dengan
ditambahkan suatu indikator misalnya K2CrO4. Contoh
lainnya yaitu dalam pembuatan air klorin pada percobaan sebelumnya, caranya
yaitu dengan jalan memanaskan campuran MnO2 dan HCl, kemudian gas
dialirkan kedalam air suling.
Untuk
memperoleh zat/unsur murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan.
Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua
atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Metode
pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi
yang terdapat dialam berupa campuran.
Hal inilah yang menjadi acuan dalam melakukan
percobaan ini, mengamati proses pemisahan campuran dengan menggunakan cara
pemisahan, yaitu ekstraksi, dekantasi,
kromatografi, dan kristalisasi. Dalam percobaan
ini, dapat dihitung kadar dari hasil akhir dalam proses pemisahan campuran.
Sehingga dapat diketahui berapakah kadar yang diperoleh.
1.2.
Tujuan
1) Dapat
memisahkan campuran dengan cara (1) sublimasi, (2) ekstraksi, (3) dekantasi (4)
kristalisasi (5) kromatografi.
2) Dapat
mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil dari barium kromat.
3) Dapat
menentukan persentase barium klorida dalam suatu campuran.
4) Dapat
mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5) Dapat
mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
1.3.Pertanyaan
prapraktek
1) Apa
yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran ?
Jawab
:
Pemisahan
komponen dari campuran adalah memisahkan komponen yang menyusun suatu campuran
(zat terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa zat padat, cair dan gas).
2) Sebutkan
cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipmya!
Jawab:
a. Sublimasi
adalah pemisahan padatan dari satu campuran berbentuk padatan dengan car
penguapan. Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi gas.
b. Ekstraksi
adalah pemisahan komponen zat dari suatu campuran berdasarkan perbedaan
kelarutan.
c. Dekantasi
adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan perlahan.
Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi cair.
d. Kristalisasi
adalah pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan kelarutan. Prinsip
kerjanya ialah perbedaan titik uap.
e. Kromatografi
adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan kecepatan migrasi.
f. Destilasi
adalah proses pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan pada perbedaan
titik didihnya.
3) Apakah
yang disebut dengan Rf dan apa perannya dalam proses pemisahan?
Jawab
:
Rf
adalah perbandingan dari jarak yang ditempuh oleh suatu solid (zat) terhadap
jarak yang ditempuh pelarut. Peran Rf yaitu digunakan untuk keperluan
identifikasi, nada-nada sering ditentukan dengan coraknya dengan harga Rf.
Harga-harga Rf yang identik dari senyawa yang diketahui dan tidak diketahui.
4) Berikan
definisi untuk: filtrat, %komposisi, endapan, stoikiometri, supernatan dan
hasil teortitis!
Jawab:
Ø Filtrat
adalah zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu campuran
Ø %komposisi
adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
Ø Endapan
adalah komponen yang tidak larut dan biasanya terdapat pada bagian bawah suatu
campuran.
Ø Stoikiometri
adalah kajian tentang pengukuran partikel-partikel/ unsur-unsur yang terdapat
dalam senyawa dalam reaksi kimia.
Ø Supernatan
adalah perlahan-lahan (hati-hati)
Ø Hasil
teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang berlangsung
sempurna.
5) Bagaimana
menguji apakah endapan telah sempurna?
Jawab:
Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/reaksikan (K2CrO4)
sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.
6) Masalah
apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?
Jawab:
Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot yang seharusnya mengendap
terpaksa harus menguap karena masih menyatu dengan bagian larutan yang paling
atas.
7) Apakah
yang anda lakukan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat? Apakah sumber
utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab:
Apabila partikel endapan kelihatan dalam filtrat maka harus dilakukan penyaringan
kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam filtrat. Sedangkan sumber utama
dari kesalahan tersebut adalah kertas saring yang digunakan tidak sesuai atau praktikan
yang kurang teliti dalam menyaring.
II
LANDASAN TEORI
Campuran adalah kumpulan berbagai
molekul, zat, ion, elektron, dan partikel lainnya. Kita dapat mengukur tekanan,
volume, suhu dan massa campuran. Kita juga dapat mengukur komposisi campuran
secara eksperimental sehingga fraksi mol dan massa dapat ditentukan (Sulistiati,
2013:39).
Suatu
campuran diklasifikasi sebagai heterogen dan/ homogen. Campuran heterogen
terdiri atas fasa-fasa tersendiri, dan sifat-sifat yang teramati adalah merupakan
gabungan daripada fasa-fasa tunggal. Suatu campuran homogen terdiri atas fasa
tunggal yang mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda dari komponen-komponen
tunggalnya. Larutan didefinisikan sebagai zat homogen yang merupakan campuran
dari dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas, cairan, atau padatan.
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan satu gas dalam gas lainnya. Karena semua
gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen
dan ia merupakan larutan (Sastrohamidjojo, 2005 : 227).
Jika
dua zat yang berbeda dimasukkan dalam satu wadah ada 3 kemungkinan, yaitu
bercampur, bereaksi dan tidak bercampur. Jika zat bercampur, maka sifat zatnya
tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika, seperti destilasi,
kristalisasi, kromatografi, dan lain-lain. Di bumi ini jarang ditemukan zat
murni, pada umumnya berupa campuran. Dua zat atau lebih disebut bercampur, bila
partikelnya tersebar dalam wadah yang sama sehingga bersentuhan satu sama lain.
Dua zat dapat bercampur apabila ada reaksi diantara partikelnya. Interaksi itu
ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi
atas: campuran gas dengan gas, gas dengan padat, cair dengan cair, cair dengan
padat, dan padat dengan padat (Syukri,1999:350-351).
Pemisahan kimia adalah proses
pemisahan sampai ke skala molekular (skala kimia berarti pemisahan sampai ke
partikel yang terkecil, sekecil atom dan molekul atau ion). Pemisahan kimia
secara nyata sulit untuk dilakukan. Pekerjaan ini tidak mudah dilakukan, karena
campuran alami adalah campuran sempurna. Dan upaya pemisahan campuran harus
mengatasi semua gaya-gaya alami yang menyatukan senyawa-senyawa tadi dalam
campuran sempurna. Langkah-langkah analisis kimia secara konvensional maupun
secara modern menggunakan instrumentasi dapat diarahkan pada kondisi pemisahan
yang sama. Komponen campuran heterogen mempunyai kecenderungan untuk memisahkan
diri dengan sendirinya. Campuran homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena
komponen campuran mempunyai sifat fisika dan sifat kimia mirip. Harus digunakan
metode lain untuk memisahkan komponen-komponennya yang memanfaatkan sifat-sifat
kimia dari komponen dalam campuran tersebut. Pemisahan juga berarti berubahnya
konsentrasi relatif dari komponen-komponen yang ada dalam suatu campuran dalam
saru region tertentu sebagai akibat dari berpindahnya komponen-komponen tadi
dari satu daerah dalam material ke daerah lainnya. Jika ditinjau dari bahan asal campuran, kita mengenal
bermacam-macam pemisahan. Cara-cara pemisahan ini juga didasarkan pada mekanisme
proses yang akhirnya menghasilkan senyawa yang terpisah (Wonorahardjo,2013:8-10).
Beberapa cara pemisahan yang ada
antara lain adalah :
1) Pemisahan
melalui pertukaran bahan/material. Disini ada bagian dari bahan yang berubah
fase, baik melalui perubahan fisika dan perubahan kimia. Ada beberapa contoh
untuk kategori ini yaitu: pelarutan, pengendapan, elektrolisis, dan penguapan.
2) Pemisahan
melalui distribusi. Ada pula yang menggunakan perubahan kimia untuk mengambil
zat yang diinginkan: adsorbsi, distribusi cair-cair, pertukaran ion, dan
ekstraksi padat-cair.
3) Pemisahan
berdasarkan perbedaan muatan. Untuk memisahkan dibutuhkan aplikasi muatan pula,
baik berupa muatan listrik maupun muatan magnet, yang termasuk cara ini adalah:
(a) elektroforesis dan kromatografi elektroforesis (b) pemisahan ion dalam
spektrometri massa.
4) Pemisahan
berdasarkan aliran partikel. Proses pemisahan ini untuk campuran yang tidak
homogen ukurannya. Prinsip dari proses sederhana ini dapat digunakan untuk
mengatur pemisahan sampai ke skala molekular bagi partikel-partikel yang tidak
homogen ukurannya dengan lingkungannya. Cara pemisahannya yaitu sedimentasi dan
filtrasi gel.
Beberapa
klasifikasi cara pemisahan antara lain :
1) Berdasarkan
sifat fisika dan sifat kimia ada pemisahan fisika yakni destilasi, filtrasi dan
ekstraksi. Ada juga pemisahan yang menggunakan metode perubahan kimia seperti
pengendapan, kromatografi, dan elektrokimia.
2) Berdasarkan
tipe proses ada klasifikasi proses mekanis, proses fisika, dan proses kimia.
3) Berdasarkan
tipe fasenya, klasifikasi dilakukan jika ada fase awal yang berubah dan menjadi
fase berikutnya dimana pemisahan terjadi (Wonorahardjo, 2013 : 11-12).
Pemisahan
campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Ekstraksi
Ekstraksi
yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran yang prinsip kerjanya
adalah pemisahan berdasarkan kelarutan. Metode ini berdasarkan perbedaan
koefisien distribusi zat terlarut dalam 2 larutan yang berbeda fasa dan tidak
saling bercampur. Ekstraksi ini dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor,
yaitu :
-
Kemudahan dan kecepatan
proses
-
Kemurnian produk yang
tinggi
-
Rendah polusi
-
Efektivitas dan
selektivitas yang tinggi
Ekstraksi
ini tidak melibatkan perubahan fasa sehingga tidak membutuhkan energi yang
menambah biaya operasional. Prinsip metode ekstraksi cai-cair disebut ekstraksi
cair atau pelarut. Pada ekstraksi, melibatkan pertukaran kation, seperti
ekstraksi metal dengan asam karboksilat, melibatkan pertukaran anion,
melibatkan pembentukan senyawa aditif. Tahapan yagn terjadi pada proses
ekstraksi adalah sebagai berikut:
-
Alat-alat utama serta
pencampuran antara campuran dengan solven
-
Pemisahan dua fasa yang
terbentuk
-
Pengambilan kembali
solven dari tiap fasa yang terbentuk (Gozan, 2006 : 81-84).
2. Distilasi
Distilasi
adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan. Distilasi untuk
memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan
yang mengandung pengotor. Proses distilasi sering digabungkan dengan ekstraksi
untuk mencapai tujuan pemisahan yang diinginkan. Prinsip utama metode distilasi
berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing senyawa komponen campuran
pada tekanan yang tetap. Proses ini melibatkan kesetimbangan cair-uap.
Kesetimabangan cair-uap sangat bergantung pada komposisi campuran yang hendak
dipisahkan dan dijadikan dasar untuk memisahkan komponen campuran
(Wonorahardjo, 2013 : 79).
3. Sublimasi
Pada
dasarnya dalah perubahan dari fase padat menjadi fase uap tanpa melalui fase
cair. Proses ini sering disebut distilasi padatan. Cara ini ditempuh untuk
menjaga keutuhan senyawa-senyawa yang tidak tahan panas. Cara lain yang
mempunyai prinsip ini adalah dengan cara mengalirkan gas inert yang tidak mudah
mengembun pada sublimasi (Wonorahardjo, 2013 : 98).
4. Kromatografi
Metode
ini merupakan cara paling baik dalam proses pemisahan komponen kimia yang
bercampur dalam sampel. Metode ini sangat handal dalam memisahkan senyawa yang
mirip dengan mekanisme pemisahan yang melibatkan beberapa fase. Pemisahan
berdasarkan perbedaan migrasi senyawa (Wonorahardjo, 2013 : 123).
5. Filtrasi
Filtrasi
merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan
menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar metode pemisahan ini adalah
perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Hasil penyaringan
disebut filtrat dan sisanya disebut residu. Metode ini dimanfaatkan untuk
membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, membersihkan preparat kimia
di laboratorium (Rahayu,2009).
6. Kristalisasi
Kristalisasi
merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan
perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan
dan kristalisasi pendinginan. Contohnya adalah pembuatan garam dapur dari air
laut, pembuatan gula putih dari tebu (Rahayu,2009).
7. Adsorbsi
Adsorbsi
merupakan pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara
penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan
pengadsorbsi. Contohnya untuk memurnikan air dari kotoran dan mikroorganisme
dan memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran (Rahayu,2009).
III
METODE PERCOBAAN
Ø Bahan
:
1) 0,1
gram NH4Cl
2) 0,1
gram NaCl
3) 0,1
gram SiO2
4) 100
ml air suling
5) Pelarut
eluen = campuran butanol, asam asetat, air (1:1:4)
6) 1
gram BaCl2
7) 25
ml K2CrO4
8) Campuran
yang mengandung BaCl2
Ø Alat
:
1) Cawan
penguap
2) Neraca
3) Bunsen
4) Gelas
ukur
5) Kaca
arloji
6) Bejana
kromatografi
7) Gelas
piala
8) Gunting
9) Kertas
saring
10) Penotol
(pipa kapiler)
11) Penganduk
12) Pipet
tetes
13) Kaki
tiga
14) Kasa
Cawan
penguap
NH4Cl,
NaCl, SiO2
Cawan penguap + contoh
25 ml air suling
Cawan penguap +NaCl
Cawan + SiO2 + kaca
arloji
SiO2 kering
Hasil pengamatan
4-5 ml pelarut eluen (butanol, asam
asetat, air) =1:1:4
Kertas saring
Hasil percobaan
Gelas piala 250 ml
Kertas saring + endapan
Hasil percobaan
Campuran BaCl2
Hasil percobaan
No comments:
Post a Comment