PERCOBAAN 8
SKALA
pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Senyawa
kimia yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah asam
basa, misalnya asam,salah satunya asam nitrat terkandung di dalam jeruk dan
asam cuka. Dan basa biasanya terkandung di dalam sabun. Zat-zat yang berasa
asam biasanya mengandung asam, dan zat-zat yang berasa licin dan pahit biasanya
mengandung basa.
Suatu
larutan dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu : larutan asam, larutan basa,
dan larutan netral. Golongan larutan dapat kita ketahui dengan menggunakan
indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang akan menghasilkan warna-warna
berbeda dalam larutan asam maupun larutan basa. Dengan adanya indikator kita
dapat menentukan kekuatan asam maupun kekuatan basa dalam suatu zat. Kuat atau
lemahnya suatu asam maupun suatu basa dapat dinyatakan dalam pH. Zat-zat yang
memiliki pH di bawah 7 memiliki sifat asam, zat-zat yang memiliki pH di atas 7
memiliki sifat basa, sdangkan zat yang memiliki pH 7 merupakan larutan
netral.pada basa, misalnya sabun akan terasa licin dan dapat membersihkan
kulit, namun jika kita gunakan Natrium Hidroksida untuk membersihkan kulit,
maka kulit akan terasa pedih, padahal sabun maupun Natrium hidroksida merupakan
larutan yang memiliki sifat basa. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kadar
basa ang terkandung di dalan kedua zat
tersebut. Begitu pun dengan asam, jika asam yang terkandung di dalam jeruk
maupun cuka dapat kita rasakan dengan memakannya, namun jika asam yang sering
kita gunakan untuk melakukan praktikum di laboratorium. Jangankn untuk
memakannya, menyentuhnya saja maka tangan kita akan gatal-gatal dan melepuh.
Untuk
itu pada praktikum kali ini kita dapat melakukan percobaan untuk mengetahui kebenaran dari teori tentang asam maupun tentang basa,
dan kita juga dapat mencoba mengukur kekuatan asam maupun kekuatan basa suatu zat menggunakan indikator. Dan kita
juga akan mencoba mengukur menggunakan pH meter.
1.2 TUJUAN
PRAKTIKUM
·
Dapat membuat larutan
standar asam dan basa dalam berbagai konsentrasi
·
Dapat mengukur pH
larutan dengan berbagai indikator
·
Dapat memilih indikator
yang sesuai dengan pH
·
Dapat mengukur pH
larutan dengan menggunakan pH meter
1.3 PERTANYAAN
PRA PRAKTEK
1).
Fenolftalen adalah salah satu indikator yang lazim, bagaimana warnanya dalam
larutan asam? Dalam larutan basa?
= Dalam larutan asam →
tidak berwarna
Dalam larutan basa → berwarna merah
2).
Apa yang di maksud dengan pH? Berapa pH larutan netral?
=
pH yaitu sama dengan logaritma dalam konsentrasi ion hidrogen dengan di beri
tanda negatif
pH larutan netral adalah 7.
3). Apabila
0,01 mol HCl ada dalam 10 lt larutan,berapa molaritasnya, berapa konsentrasi H+
dan berapa pHnya?
= molar
HCl =
=
= 10-3 M
HCl H+ + Cl-
10-3
10-3 10-3
pH =
-log [H+]
= -log
[10-3]
=
3
4). Bagaimana hubungan antara H+ dengan
OH- dalam larutan air jika [H+] = 10-1
M ?
= H+ +
OH- H2O
Kw =
[H+] [OH-]
[OH-] =
=
= 10-10 M
BAB
II. LANDASAN TEORI
Konsentrasi ion Hidrogen dan ion
Hidroksida dalam larutan sangat menarik untuk di kaji lebih jauh, konsentrasi
keduanya biasanya sangat kecil sehingga untuk mempermudah hitungan digunakan
notasi ilmiah.ungkapan yang digunakan pH dan POH didefinisikan sebagai negatif
logaritmakonsentrasi molar ion hidrogen dan ion hidroksida. Dalam bentuk
persamaan matematis di tulis sebagai berikut :
pH = - log [H+] = log
POH = - log [OH-] =
log
Lambang pH dambil dari bahasa
prancis yaitu “pouvair hidrogane” artinya “ kekuatan hidrogen” menuju
eksponsial. Dalam larutan netral atau air murni pH = POH = 7,00 , jika pH<7
artimya larutan bersifat asam, dan jika pH>7 artinya larutan bersifat basa.
Kegunaan praktis dari pH adalah untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan suatu
larutan. Nilai pH suatu larutan dapat diukur secara akurat menggunakan pH
meter. Instrumen initerdiri dari elektroda yang dibuat dari bahan khusus dan
dicelupkan ke dalam larutan yang akan di ukur. Suatu potensial yang bergantung
pada nlai pH dibangkitkan diantara elektroda-elektroda dan dibaca pada meter
yang telah dikalibrasi langsung kedalam satuan pH. Walawpun tidak begitu tepat,
indikator asam basa sering dgunakan untuk mengukur pH, sebab indikator tersebut
biasanya berubah warna dalam rentang nilai pH tertentu (sunarya : 2002 :
89-90).
Indikator asam basa biasanya dibuat dalam
bentuk larutan. Dalam titrasi asam basa, sejumlah kecil larutan indikator
ditanbahkan kedalam larutan yang ditritasi dalam bentuk lain kemudian
dikeringkan. Jika kertas ini dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi
warna yang dapat digunakan sebagai penentu pH larutan. Kertas ini disebut
kertas pH.
Indikator asam basa umumnya
digunakan jika penentuan pH yang diteliti tidak terlalu dipikirkan.Namun
pengukuran pH yang paling tepat dilakukan adalah dengan alat ukur yang disebut
pH meter (Petrucci.1987 : 309).
Menurut (Sukardjo. 2009 :179) Untuk
mengetahui sifat asam atau basa suatu zat tidak dapat dilkukan langsung dengan
mencicipi atau memegangnya. Mencicipi atau memegang zat secara langsung sangat
bebahaya. Contohnya asam sulfat H2SO4, yang dalam kehidupan sehari-hari
digunakan sebagai accu zuur (air
aki). Bila tangan atau kulit terkena asam sulfat, akan melepuh seperti luka
bakar dan bila mata terkena asam sulfat akan buta. Cara yang tepat untuk
menentukan sifat asam atau basa suatu zat adalah dengan menggunakan zat petunuk
yang disebut indikator. Indikator
asam-basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam lingkungan asam
atau lingkungan basa.
Jika ion yang berasal dari senyawa
sedikit larutan dapat memasuki reaksi asam basa dengan H3O+
atau –OH, maka kelarutan senyawa akan dipengaruhi oleh pH. Contoh
:Mg(OH)2. Ion OH- yang diturunkan dari kesetimbangan
kelarutan dapat bereaksi dengan H3O+ membentuk H2O.
Mg(OH)2
Mg2+ + 2-OH Ksp = 1,8.10-11
-OH H3O+ (aq) H2O
Menurut prinsip Lechatelier, reaksi
diatas mengganggu kesetimbangan yang ditunjukkan melalui pemakaian –OH.
Kesetimbangan bergeser ke kanan, melalui pelarut Mg(OH)2, untuk
mengganti –OH yang digunakan dalam reaksi. Dalam larutan agak asam,
reaksi berlangsung sempurna dan Mg(OH)2 mempunyai kelarutan tinggi.
Reaksi bersihnya adalah :
Mg(OH)2
+
2 H3O+ Mg+2 (aq) + 4H2O
( petrucci : 1992
: 122 )
pH meter merupakan contoh aplikasi
elektroda membran yang berguna untuk mengukur pH larutan. pH meter dapat juga
digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi asam-basa pengganti indikator.
Alat ini dilengkapi dengan elektroda gelas dan elektroda kalomel (SCE) atau
gabungan dari keduanya ( elektroda kombinasi ). Logam perak yang dicelupkan
kedalam larutan HCl 0,1 M bertindak sebagai elektroda pembanding 2. Sedangkan
elektroda kalomel sebagai elektroda pembanding 1. Elektroda perak/perak klorida
merupakan bagian dari elektroda glas tapi tidak peka terhadap pH.
Hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan elektroda-elektroda ialah cairan dalam elektroda harus selalu
dijaga lebih tinggi dari larutan yang diukur.( Hendayana : 1994 : 108
)
Menurut (Akhril Agus 1939 : 74)pH
berasal dari bahasa Inggris ( power of hydrogen). Dari segi matematik, huruf
sudah disepakati sebagai lambang dari negatif logaritma dari bilangan dasar 10. P = -10 log
Untuk [OH-] dan Kw dapat pula diambil
bilangan ; hasil logaritma bilangan dasar 10 yaitu:
pOH = -
log [OH-] dan pKw
= - log Kw
Hubungan negatif logaritma antara Kw, H+ dan OH- :
Kw = [H+]
[OH-]
-log Kw = -
log [H+] [OH-]
karena pada suhu 25
Kw = 10-14
-log 10-14 = - log [H+] +(-log
[OH-] )
14 = pH + pOH
Indikator asam basa merupakan
senyawa yang warnanya dalam asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator
berubah warnanya pada pH yang sama. Perubahan warna indikator bergantung pada
[H+] dalam larutan keasaman atau kebasaan suatu larutan. Berikut
tabel perubahan warna dengan interval pH dari berbagai indikator.
No.
|
Indikator
|
Interval pH
|
Perubahan Warna
|
1
|
Metil Ungu
|
0,2 -
3,0
|
Kuning -Ungu
|
2
|
Timol Biru
|
1,2 -2,8
|
Merah -
Kuning
|
3
|
Metil Jingga
|
3,1 -
4,4
|
Merah -
Jingga -Kuning
|
4
|
Bromfenol Biru
|
3,0 -
4,6
|
Kuning -Biru
- Ungu
|
5
|
Bromkresol Hijau
|
3,0 -
5,0
|
Biru -
Merah
|
6
|
Kongo merah
|
3,8 -
5,4
|
Kuning -
Biru
|
7
|
Metil Merah
|
4,4 -
6,2
|
Merah -
Kuning
|
8
|
Bromkresol merah hijau
|
5,2 -
6,8
|
Kuning -
Merah Jambu
|
9
|
Lakmus
|
4,5 -
8,5
|
Merah-
Biru
|
10
|
Brontimol Biru
|
6,0 -
7,6
|
Kuning -
Biru
|
11
|
Fenol merah
|
6,8 -
8,2
|
Kuning -
Merah
|
12
|
Timol Biru
|
8,0 -
9,6
|
Kuning -
Biru
|
13
|
Fenolftalein
|
8,3 -
10,0
|
Tak Bewarna -
Merah
|
14
|
Timolftalein
|
9,3 -
10,5
|
Kuning -
Biru
|
15
|
Alizarin Kuning
|
10,0 -
12,0
|
Kuning -
Merah
|
16
|
Indigokarmin
|
11,4 -
13,0
|
Biru -
Kuning
|
17
|
Trinitrobenzena
|
12,0 -
14,0
|
Tak Bewarna-
Jingga
|
(Tim Penyusun Kimia Dasar I . 2014:
57)
BAB
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 ALAT DAN
BAHAN
•
Alat Praktikum
·
Tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
pH meter
·
bunsen
·
penangas air
·
label
• Bahan Praktikum
·
HCl 0,01 M
·
Air suling
·
Air mendidih
·
NaOH 0,01 M
·
Indikator (metil jingga, metil merah,
fenolftalen, alizarin kuning, brontimol biru )
·
Larutan cuka
·
Sari buah jeruk ( pulpy )
·
Minuman berkarbonat
·
Shampoo
·
Detergen cair
·
Amonia untu keperluan rumah tangga
·
Tablet aspirin
3.2 PROSEDUR KERJA
A. Daerah asam,
pH 2 sampai pH 6
Tabung reaksi
|
1 ml larutan pH 2 Di encerkan dengan 9 ml air suling
yang telah di didihkan untuk
mendapatkan pH 3. Larutan dengan cara yang sama untuk mendapatkan pH 4-6.
B. Daerah netral
pH 7
Tabung
reaksi
|
Tabung reaksi
|
Di
isi dengan larutan NaOH 0.01 M, larutan ini memiliki pH 12.
Di
encerkan 1 ml larutan pH 12 dengan air suling yang telah didihkan
untuk mendapatkan pH 11. Lakukan
cara yang sama untuk mendapatkan pH 10-8.
Indikator
|
Di
tetesi pada larutan pH 2 sampai pH 12.
Hasil
|
D. penunjuk pH
berbagai zat
5 Tabung reaksi
|
indikator
|
Dimasukkan
2 tetes ke dalam masing-masing tabung yang bersisi zat.
Hasil
|
Di
bandingkan warnanya dengan larutan standard. Dan di tentukan pH nya
E. Penentuan ph
dengan menggunakan pH meter
pH meter
|
Hasil
|
Di
catat pembacaan pH meter dari larutan standar yang telah di pilih.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PRAKTIKUM
pH
( standar)
|
|
|
Jenis indikator
|
|
|
|
MM
|
MJ
|
PP
|
BB
|
AK
|
2
|
Merah
|
Merah
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
3
|
Merah
|
Merah
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
4
|
Merah
|
Jingga
|
Tak berwarna
|
Biru
|
Kuning
|
5
|
Merah
|
Jingga
|
Tak berwarna
|
Biru
|
Kuning
|
6
|
Merah
|
Jingga
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
7
|
Merah
|
Jingga
|
Tak berwarna
|
Biru
|
Kuning
|
8
|
Merah muda
|
Kuning
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
9
|
Merah muda
|
Kuning
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
10
|
Kuning
|
Kuning
|
Tak berwarna
|
Hijau
|
Kuning
|
11
|
Kuning
|
Kuning
|
Ungu
|
Biru
|
Ungu
|
12
|
Kuning
|
Kuning
|
Ungu
|
Biru
|
Ungu
|
1. Trayek ph indikator : metil
merah = merah-kuning
2. Trayek pH indikator : metil
jingga = merah-jingga-kuning
3. Trayek pH indikator : penoftalen = tidak
berwarna- merah
4. trayek pH indikator : brontimol
biru = kuning-biru
5. Trayek pH indikator : alizarin
kuning = kuning-merah
NO
|
NAMA ZAT/SAMPEL
|
|
|
JENIS
|
INDIKATOR
|
|
|
|
|
|
MM
|
MJ
|
PP
|
BB
|
AK
|
pH
|
Ket
|
1
|
Cuka
|
Merah
|
Pink
|
Tidak
berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
<3,1
|
Asam
|
2
|
Sari jeruk
|
Merah
|
Jingga
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
3,1-4,4
|
Asam
|
3
|
Wipol
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Hijau
|
Merah
|
12
|
Basa
|
4
|
Aspirin
|
Merah
|
Pink
|
Tidak
berwarna
|
Kuning
|
Hijau
|
<3,1
|
Asam
|
5
|
Sprite
|
Merah
|
Jingga
|
Tidak
berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
3,1-4,4
|
asam
|
6
|
Shampoo
|
Kuning
|
Kuning
|
Tidak
berwarna
|
Kuning
|
Kuning
|
6,0-7,6
|
Netral
|
7
|
Detergen
|
Kuning
|
Pink
|
Tidak
berwarna
|
Hijau
|
pink
|
6
|
Asam
|
8
|
Soda kue
|
Kuning
|
Kuning
|
Tidak
berwarna
|
Biru
|
pink
|
9
|
Basa
|
4.2 PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini kita melakukan beberapa percobaan yaitu membuat larotan
dengan pH 2-6, larutan pH 7, larutan pH 8-12, dan mengidentifikasikan sifat
larutan dan pH_nya dari berbagai zat.
Daerah asam pH
2-6
Pada
percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan larutan yang memiliki pH 2-6, larutan
dengan pH 2 dapat kita dapatkan dari larutan HCl 0,01 M, sedangkan untuk
mendapatkan larutan yang memiliki pH 3-6 dapat kita peroleh dengan melakukan
pengenceran larutanHCl 0,01 M dengan air suling yang telah didihkan. Tujuan
dari air suling didihkan adalah untuk menghilangkan unsur CO2. Hasil
dari pengenceran larutan HCl 0,01 M sebanyak 1 ml dengan air suling yang telah
didhkan sebanyak 9 ml didapatkan larutan yang memiliki pH 3. Dan untuk
mendapatkan larutan pH 4 dilakukan pengenceran pada larutan br pH 3 dengan
perbandingan volume yang sama. Dan begitupun seterusnyauntuk mendapatkan
larutan dengan pH 5 dan 6. Setelah didapatkan larutan yang memiliki pH 2-6,
larutan tersebut disimpan hingga kita selesai membuat larutan pH 7-12. Kemudian
dilakukan pengujian menggunakan indikator.
Daerah netral pH
7
Pada
percobaan ini untuk mendapatkan larutan dengan pH 7 cukup menggunakan air
sulung yang telah di panaskan karena air murni hanya mengion 0,000001 %. Pada
air murni diperoleh [H+] atau [OH-] maisng-masing 1
10-7 M, sehingga pH air yang
didapatkan adalah 7.
Daerah basa
pH8-12
Percobaan
ini dilakukan sama seperti percobaan A yaitu dengan cara pengenceran
menggunakan air suling yang telah dipanaskan. Pada percobaan ini dimulai dari
mengencerkan larutan NaOH 0,01 M, karena larutan NaOH 0.01 M telah memiliki pH
12. Untuk mendapatkan larutan ber-pH 11 dilakukan pengenceran larutan pH 12 1ml
dengan air suling yang telah dididihkan dengan volume 9 ml. Dan lakukan cara
yang sama untuk mendapatkan larutan dengan pH 10-8. Setelah didapatkan semua
larutan dari yang memiliki pH 2 sampai pH 12,kemudian ditetesi dengan 5
indikator ( metil merah, metil jingga, penoftalen, brontimol biru, alizarin
kuning) untuk mendapatkan adanya perubahan warna. Dari perubahan warna yang di
peroleh ada beberapa larutan yang jika ditetesi menghasilkan warna yang tidak
sesuai dengan ndikator seperti indikator penolftalen yang ditetesi pada larutan
dengan pH 11 dan pH 12 menghasilkan warna ungu begitupun dengan indikator
brontimol biru yang ditetesi pada larutan dengan pH 10 menghasilkan warna
hijau, sedangkan indikator tersebut tidak menghasilkan warna yang dtimbulkan.
Hal tersebut dikarenakan ketidak jelian praktikan dalam melihat perubahan warna
yang ditimbulkan.
Karena
terdapat kesalahan perbedaan warna pada pengujian warna pH menggunakan indkator
(metil merah, metil jingga, penoftalen, brontimol biru, dan alizarin kuning)
sehingga pengujian pH dlakukan dengan menggunakan indikator universal berupa
kertas lakmus atau kerts pH, seperti yang terdapat pada buku kimia dasar
karangan petrucci 1987dikatakan bahwa Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan.
Dalam titrasi asam basa, sejumlah kecil larutan indikator ditanbahkan kedalam
larutan yang ditritasi dalam bentuk lain kemudian dikeringkan. Jika kertas ini
dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat digunakan
sebagai penentu pH larutan. Kertas ini disebut kertas pH. Namun penggunaan
menggunakan indikator maupun kertas ph tidak terlalu tepat jika di bandingkan
menggunakan pH meter.
Penunjuk pH
berbagai zat
pada
percobaan ini, bahan yang digunakan untuk diketahui jenis dan pH nya adalah
larutan cuka,sari buah jeruk, minuman berkarbonat, shampoo, detrgen cair,
amonia, soda kue,tablet aspirin.masing-masing zat di encerkan sesuai dengan
pada penuntun, lalu masing-masing zat dimasukkan kedalam 5 tabung reaksi untuk
ditetesi 5 indikator. Teteskan indikator ke masing-masing tabng reaksi, amati
perubahan yang terjadi, dan tentuakan pH larutan dengan trayek grafik perubhan
pH serta gunakan kertas pH untuk memastikan pH yang didapatkan. Hasil dari pH
yang didapatkan bisa dilihatkan pada bagian hasil sedangkan grafik trayek pH
dapat di lihat pada bagian lampiran. Nerdasarkan kertas pH, pH yang didapatkan
adalah sebagai berikut ( pH asam cuka 3, pH sari buah 5, pH minuman
berkarboanat 4, pH shampoo 8, pH detergen 12, soda kue 9, dan aspirin 6).
BAB V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
A. Larutan standar
asam basa ditentukan dengan mengencerkan larutan awal.
Larutan awal terdiri dari 2 kategori
:
~ larutan berasal dari senyawa cair
~ larutan berasal dari senyawa padat
B. Ph
larutan dapat ditentukan dengan berbagai indicator. Jika senyawa asam,
sebaiknya menggunakan indicator MO , BTB , MM , karena trayek phnya dibawah 7.
Jika larutan basa gunakan PP dan alizarin kuning, karena trayek ph-nya diatas 7
C.
Pengukuran ph larutan dengan indicator dapat dilakukan dengan menentukan
indicator yang sesuai dengan membandingkan larutan tersebut dengn larutan
stabdar yang diketahui ph-nya
D. PH meter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur PH suatu larutan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Agus, Akhril.1939. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
·
Hendayana.1994.Kimia Dasar I. Bandung : Gramedia
·
Petrucci, Ralph H.1992.
Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
·
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga.
·
Sukardjo.2009.Kimia SMA/MA. Jakarta : Bailmu.
·
Tim Penyusun Praktikum
Kimia Dasar. 2013. Penuntun Praktikum
Kimia Dasar . Jambi : Universitas Jambi.
LAMPIRAN
Mm pH
2
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm pH
3
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm pH
4
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm pH
5
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm pH
6
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm pH
7
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm pH
8
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm pH
9
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7
8 9 10
11 12
Pada percobaan pH 10,11, dan 12. Tidak bisa
dibuat trayek pH nya dikarenakan warna yang muncul pada percobaan tidak sesuai
dengan warna yang seharusnya muncul.
Mm asam
cuka
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm sprite
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm shampoo
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
Mm soda kue
Mj
Pp
Bb
Ak
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
No comments:
Post a Comment